Mohon tunggu...
Coretan Dewi Murni
Coretan Dewi Murni Mohon Tunggu... Guru - Dakwah bil hikmah

Negeri berkah dengan syariah dan khilafah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musibah, Jalan Pertaubatan Suatu Negeri

26 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 26 Januari 2021   20:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2021 Indonesia berduka. Di saat belum ada kepastian kapan pandemi berakhir, beragam bencana hadir. Susul menyusul. Salah satunya adalah bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan pada Selasa (12/1). 

Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak banjir Kalimantan Selatan, per Minggu (17/1).

Kabupaten/ kota tersebut antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.

Tak hanya itu, data per 16 Januari sekitar pukul 18.00 WIB mencatat 112.709 jiwa terdampak dan mengungsi, serta 27.111 rumah terendam banjir (Cnnindonesia, 18/01/2021).

Konon katanya, banjir sebesar itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Apalagi mengingat Banjarmasi dijuluki sebagai kota seribu sungai. Mengherankan memang. Banyaknya sungai yang membelah Banjarmasin harusnya menjadi sarana yang memudahkan air mengalir ke laut. Realitasnya air menggenangi pemukiman warga.

Sayangnya, repon pemerintah terkesan lambat. Kekecewaan masyarakat sempat membludak di sosial media hingga menjadi trending topic di tweeter dengan tagar #KalselJugaIndonesia. 

Mereka mengeluhkan bantuan yang tak kunjung datang padahal sudah banyak korban. Setelah viral opini tersebut barulah satu persatu tindakan pemerintah berdatangan. Termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turun langsung ke lokasi banjir, Senin (18/1) lalu.

Pada kesempatan itu Jokowi mengatakan Banjir di Kalimantan Selatan terjadi karena tingginya curah hujan di Kalimantan Selatan selama 10 hari berturut-turut. Curah hujan tersebut tidak mampu ditampung oleh Sungai Barito sehingga mengakibatkan banjir (tirti.id, 18/1/2021)

Menyikapi bencana hendaknya sebagai seorang muslim bersabar dan ridha. Sebab datangnya musibah tidak lain merupakan ketetapan atau qadha dari Allah. Manusia tiada kuasa mencegah maupun menolaknya (Qs. at-Taubah: 51). Tentu saja bukan tanpa alasan Allah menurunkan musibah. 

Di balik bencana bisa jadi Allah ingin menyampaikan pesan-pesan cinta kepada hambaNya berupa penghapusan dosa-dosa dan kenaikan derajat di sisiNya. Untuk itu ada ujian keimanan yang harus dijalani terlebih dahulu.

Bisa jadi pula, musibah adalah sinyal akan kemurkaanNya terhadap suatu negeri. Mungkin, negeri itu sudah terlalu serakah. Mungkin, di negeri itu banyak penguasa yang memakan hak rakyat dan tidak menunaikan kewajibannya sebagai pemimpin umat. Mungkin, di negeri itu banyak pengusaha yang terlalu rakus dunia sehingga alam pun dirusaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun