Hal tersebut terjadi akibat dari penerapan sistem pendidikan sekuler. Memisahkan agama dan dunia. Wajar jika generasi tidak paham bahwa islampun punya aturan dalam bersosial. Efeknya menjadikan generasi cerdas secara akademik tapi kering secara keimanan. Tidak paham mana benar dan salah berdasarkan syariat. Sehingga menjadikan generasi berkepribadian individualis, tidak memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, hilangnya empati dan rasa persaudaraan. Sistem itulah kesalahan mendasar pendidikan Indonesia hari ini.
Gagalnya pendidikan sekuler dalam mencetak generasi unggul berkepribadian islam semakin diperkuat dengan catatan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI mencatat dalam kurun waktu 9 tahun dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan. Untuk Bullying baik di pendidikan maupun sosial media mencapai 2.473 laporan.
Dalam sistem pendidikan islam, selain negara memberikan fasilitas berkualitas terbaik dan gratis, ada kebijakan yang menjadi landasan kurikulum. Yaitu berbasis akidah islam yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah. Membangun kesadaran generasi akan hubungan dia kepada Allah dalam semua mata pelajaran. Adapun tujuan pendidikan islam adalah berkepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam dengan handal, menguasai ilmu-ilmu terapan (pengetahuan, ilmu, dan teknologi/PITEK) dan memiliki ketrampilan yang tepat guna dan berdaya guna.
Selain sistem pendidikan, negara berkewajiban menerapkan hukum-hukum Allah secara sempurna untuk menciptakan lingkungan bernuansa keimanan. Agar tidak ada lagi media-media yang bebas menayangkan konten kekerasan, ponografi, dan lainnya. Begitupun keluarga akan terbina dengan kebijakan islam sehingga melahirkan masyarakat yang peduli. Masyarakat yang beramar makruf nahi mungkar.
Adalah Muhammad al-fatih penakluk Konstantinopel, al-Khawarizmi penemu aljabar, ibn Firnas penemu ide dasar pesawat dan masih banyak lagi ilmuan muslim yang menjadi saksi suksesnya sistem islam membina generasi.
Jadi, untuk apa lagi kita berlama-lama memakai sistem sekuler yang telah nyata kegagalannya di depan mata. Sementara islam memiliki sistem aturan pendidikan yang telah terbukti mampu mencetak generasi penyumbang peradaban gemilang. Kini, sudah saatnya sistem islam menggantikan posisi sistem sekuler untuk menyelamatkan generasi masa depan.
(Dewi Murni, Aktifis Dakwah Pena, Praktisi Pendidikan, Balikpapan)
*Tulisan ini telah dimuat di Suara Merdeka.id, Selasa, 18 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H