Salah satu hal yang memberikan pengaruh besar di balik krisis air adalah deforestasi hujan yang kian laju. Pengalihan fungsi hutan. Dewan Daerah Perubahan Iklim mencatat, laju deforestasi hutan di Kalimantan Timur rata-rata 98 ribu hektare per tahun sejak 1998.Â
Sementara saat ini ibu kota negara akan segera pindah ke Kalimantan Timur yang jelas sekali membutuhkan banyak lahan guna menunjang infrastruktur.Â
Ibu kota itu direncanakan akan memiliki luas sekitar 180.000 hektar atau hampir tiga kali luas Jakarta saat ini. Alhasil, lagi-lagi pengalihan fungsi hutan semakin banyak terjadi baik lewat pembakaran maupun penebangan.Â
Daerah resapan air kian menipis akibat banyaknya pembangunan gedung-gedung seperti mall dan hotel, perumahan, guna menyambut kehadiran ibu kota tersebut.Â
Keadaan semakin parah dengan kerja sama pemerintah dengan investor asing dibalik pembangunan infastruktur tersebut. Kenyataan ini ujung-ujungnya menguntungkan pengusaha, sedangkan rakyat ketimpa buntungnya.Â
Karena dorongan investasi tersebut adalah mengejar keuntungan materi, bukan semata-mata untuk riayah suunil ummah, mengurusi urusan umat. Jadi, tidak benar jika dikatakan krisis air terjadi karena meningkatnya populasi manusia. Fakta sesungguhnya karena politik dalam mengurus segala urusan rakyat berada di dalam sistem yang rusak, yakni kapitalisme sekuler.
Begitulah kehidupan di tangan peradaban kapitalis sekuler saat ini. Hanya rusak dan merusak yang dilakoni. Akidah sekuler yang dianutnya menjadikan bumi tidak lagi dirawat dengan hukum Ilahi.Â
Sebaliknya, hukum manusia dengan segala keserakahannya menjadi legal untuk menguasai. Melalui tangan penguasa dan kebijakan resmi atau UU investor bebas mengekploitasi SDA tanpa peduli bagaimana dampaknya nanti.Â
Sistem ekonomi kapitalisme yang berperan hanya berdasarkan asas manfaat dan materi. Akibatnya rusaklah bumi hingga isinya. Maha Benar Allah dengan firmanNya di surah ar-Rum: 41, yang artinya,
"Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Oleh karena itu, selama peradaban kapitalis sekuler tetap eksis di muka bumi, solusi panen air hujan hanyalah solusi tambal sulam. Tidak menyentuh akar masalah. Justru semakin dibiarkan kapitalisme sekuler akan semakin merusak bumi.Â