JIka sudah mengikhlaskan, mengapa saya menuliskan mengenai hal ini di hari ini?
Kawan, saya menulis semata untuk berbagi. Tidak ada niat mempermalukan almarhumah Ibu saya. Saya paham, Ibu saya sudah berusaha. Jika beliau gagal dalam usahanya, Tuhan sudah mencatat bahwa Ibu saya telah mencoba. Saya tau, suatu hari nanti kami akan berhadapan sebagai dua orang dewasa dan membicarakan keridhoan kami masing-masing akan urusan ini. Saat itu, saya akan meminta maaf--yang karena kemudaan saya--saya tidak sanggup mengerti posisinya. Barangkali Ibu saya juga akan minta maaf karena gagal jadi ibu yang sempurna. Barangkali semuanya nanti akan berakhir bahagia dan kami secara lisan akan mengikhlaskan satu sama lain. Tapi nanti. Tidak di dunia. Karena kontrak usia ibu saya ternyata tidak lama.
Alasan saya menuliskan ini adalah memberi gambaran untuk Anda Ibu-ibu muda: ambillah pelajaran dari kisah saya.
Masa lalu tidak bisa kita lepaskan, masa kini barangkali menekan, tapi masa depan kita yang menentukan. Kita yang merancang masa tua nanti akan seperti apa. Kita pula yang memilih, ingin dikenang dengan cara yang bagaimana.
Wallahu alam..
Selamat hari Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H