Mohon tunggu...
Hairi Cipta
Hairi Cipta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah menyukai blogging dan desain grafis anda dapat menghubungi saya via email: cipta.hairi@gmail.com dan silakan singgah ke blog pribadi saya: hairicipta.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cara Jepang Berdamai dengan Bencana Alam

23 Desember 2017   22:05 Diperbarui: 24 Desember 2017   19:59 4119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bencana Jepang. Kompas.com

Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berduka atas banyaknya bencana alam yang terjadi di beberapa daerah, mulai dari gunung meletus, angin siklon tropis, banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Semoga kondisi bisa kembali normal seperti sedia kala. Teruntuk korban yang kehilangan sanak saudaranya semoga diberikan kesabaran dan ketabahan. 

Saya teringat sebuah pengalaman unik tahun lalu, ketika baru sekitar satu bulan berada di Jepang. Saat itu, saya dan rekan-rekan mahasiswa lain sedang menyimak perkuliahan. Tak disangka-sangka, telepon seluler (ponsel) saya berbunyi sangat keras. Tentu saja saya kaget dan mengira itu adalah bunyi dering telepon. Ternyata tidak hanya ponsel saya yang berbunyi. Mahasiswa lain pun mengalami hal yang sama. Memang ada keterangan di layar ponsel saya, namun saya belum bisa membacanya karena tertulis dalam bahasa Jepang. 

informasi J-Alert pada layar ponsel saya. Dokumentasi pribadi
informasi J-Alert pada layar ponsel saya. Dokumentasi pribadi
Setelah jeda beberapa detik, tiba-tiba ruangan serasa bergoyang. Itu adalah pengalaman pertama saya merasakan gempa bumi di Jepang. Itulah arti dari keterangan tersebut, yaitu menginformasikan telah terjadi gempa bumi dan dampaknya akan bisa dirasakan.

Bunyi keras dan notifikasi peringatan yang saya terima ternyata adalah sistem yang disebut J-Alert atau yang di dalam bahasa Jepang dikenal dengan Zenkoku Shunji Keih Shisutemu. J-Alert adalah sistem peringatan dini yang bertujuan untuk menginformasikan secara cepat kepada publik terkait berbagai macam ancaman, termasuk di dalamnya bencana alam.

Jepang adalah negara yang sudah terbiasa dengan datangnya bencana alam. Hal ini menjadikan pemerintah menaruh perhatian besar terhadap upaya-upaya mitigasi bencana alam.

Untuk pra bencana alam, pemerintah memberikan sosialisasi anti bencana, simulasi dan latihan ketika bencana alam terjadi, pemantauan aktivitas potensi-potensi sumber bencana, juga adanya standar-standar yang harus dipatuhi ketika mendirikan bangunan. Terkhusus untuk penduduk warga asing, pemerintah bahkan menyiapkan buku panduan berbahasa non-Jepang, misal Bahasa Indonesia. Tentunya ini sangat membantu, karena banyak warga asing yang tidak bisa membaca tulisan berbahasa Jepang.

Buku panduan anti bencana berbahasa Indonesia. Dokumentasi pribadi
Buku panduan anti bencana berbahasa Indonesia. Dokumentasi pribadi
Saat bencana alam terjadi, mereka memiliki sistem peringatan dini yang terintegrasi dengan jaringan televisi dan telepon seluler. Pemadam kebakaran, tim medis, polisi, dan lain-lain juga selalu siap siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. 

Begitu siapnya Jepang menghadapi ganasnya bencana alam ternyata juga tidak bisa secara sepenuhnya memitigasi dampak bencana. Tahun 1995, terjadi gempa besar di daerah Kobe dan sekitarnya yang telah menelan lebih dari 6.000 korban jiwa. Sejumlah 80% korban tewas karena tertindih reruntuhan bangunan. Belum lepas dari ingatan kita, gempa besar yang menghantam wilayah Tohoku pada tahun 2011. Gempa ini juga menghasilkan gelombang tsunami setinggi >40 meter. Bencana ini telah merenggut 22.000 korban yang dilaporkan tewas atau hilang. 

Gempa di Kobe tahun 1995. Sumber: ibtimes.co.uk
Gempa di Kobe tahun 1995. Sumber: ibtimes.co.uk
Apa pelajaran yang bisa kita ambil? Jepang mungkin bukan negara yang sepenuhnya berhasil dalam melakukan mitigasi bencana. Namun, mereka terus berupaya untuk belajar dari kesalahan di masa lalu yang nantinya akan sangat bermanfaat ketika bencana alam berikutnya datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun