Mohon tunggu...
Bambang Riyanto
Bambang Riyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ini Bukan Soal Bola Semata

Catatan Fans Milan: Tulisan Ringan yang Berusaha Enak Dibaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Puisi, Barangkali

15 November 2019   22:46 Diperbarui: 15 November 2019   22:41 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketahuilah, rinduku kini telah beku. Aku melarutkanmu di sepanjang sungai peradaban. 

Memecah belah hatiku dan tak pula ingin mempersatukannya lagi. 

Kini aku menuju senja, tempat aku berpaling dari segala luka.

Menjemput matahari yang pasti datang sesudah gelap tiba.

Dan aku hanya akan menemukanmu, berungkali, dalam sebuah ingatan tentang segalanya. 

Kita pernah serupa cinta, meski kemudian berakhir petaka.

Jangan cintai aku lagi. Meski kini sepi adalah pelabuhan terakhir. 

Jangan rindui aku lagi, meski   jalan-jalan yang ramai itu tak mampu mengisi hatimu yang telah mati.

Bambang Riyanto

Seoul, 10 Oktober

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun