Mohon tunggu...
Catatan Berantakan
Catatan Berantakan Mohon Tunggu... -

Menyukai dunia fotografi, terkadang tidak menyukai hal-hal yang sudah umum. Menyukai Pulau Bali. Menyukai teh hangat dan kopi hangat di kala hujan. Terkadang juga sambil membaca buku. \r\n\r\nSelamat menikmati tulisan-tulisan saya. Semoga bermanfaat. :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saya Sedih

19 Juli 2013   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya sedih jika kamu membuang (maaf) air liur mu sembarangan di muka publik.

Katanya kamu ingin bangsa ini maju, mengapa tindakanmu itu tak kunjung kamu ubah?

Katanya kamu ingin bangsa ini beradab, mengapa kebiasaanmu itu tak kunjung kamu hilangkan?

Tidakkah kamu pikirkan orang yang melihat/mendengar perbuatanmu itu?

Iya, dia pikir pasti kamu orang tidak berpendidikan, seenaknya saja membuang liur di sembarang tempat.

Bagaimana bisa kamu menuntut bangsa ini maju dan beradab sementara kebiasaan jelekmu itu tidak pernah kau hilangkan?

Bahkan petang tadi saya melihat kamu membuang liurmu itu di pelataran masjid.

Saya tak habis pikir apa yang kamu pikirkan saat itu?

Kalau kamu ingin bangsa ini maju dan beradab, saya pikir kamu harus mengubah perbuatan jelekmu itu.

Ah saya hanya ingin membantu kamu sadar kalau bangsa yang beradab di mulai dari perbuatan masyarakatnya sendiri yang beradab.

Ayo mulai diubah ya dari sekarang, anggap saja membuang liur itu seperti ingin buang air kecil/besar, tidak boleh di sembarang tempat di muka publik.

Coba kamu mencari toilet terlebih dahulu.

Agar negara kita bersih, seperti Singapura.

Jadi kita tak perlu membuang uang mahal untuk liburan ke sana dan merasakan sensasi negara yang beradab.

Oh iya saya juga sedih kalau lihat kamu seenaknya membuang sampah dari jendela atau atas kendaraanmu itu ke jalan.

Bukan apa-apa, nanti kalau kotor dan banjir, kamu sendiri yang marah-marah kepada pemerintah.

Padahal itu adalah ulah kecilmu sendiri yang buruk.

Bagaimana bisa kamu punya mobil bagus tetapi ulahmu itu buruk?

Hei, jalanan itu bukan tempat sampah!

Tidakkah kamu mampu membeli tempat sampah kecil untuk ditaruh di dalam mobil bagusmu itu?

Ah, paling harganya tak sampai lebih dari Rp. 30.000,- saja.

Daripada nanti kalau banjir mobil dan rumahmu yang terendam, kerugiannya bisa lebih besar dari harga satu tempat sampah kecil untuk mobilmu.

Itu saja yang saya ingin bilang kepadamu.

Cobalah mulai dari sekarang untuk tidak membuang sampah sekecil apapun ke tengah jalan, sekalipun itu sampah sebungkus permen.

Ini demi negara kita, demi bangsa kita yang beradab.

Jadi jangan kamu menuntut bangsa ini maju kalau dari perbuatanmu itu saja belum ada kemajuan dan perubahan.

Mulai sekarang diubah ya kebiasaan dua di atas tadi.

Toh, bukankah kebersihan sebagian dari iman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun