Mohon tunggu...
Catatan Berantakan
Catatan Berantakan Mohon Tunggu... -

Menyukai dunia fotografi, terkadang tidak menyukai hal-hal yang sudah umum. Menyukai Pulau Bali. Menyukai teh hangat dan kopi hangat di kala hujan. Terkadang juga sambil membaca buku. \r\n\r\nSelamat menikmati tulisan-tulisan saya. Semoga bermanfaat. :)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islam Tidak Seperti Mereka

28 Juni 2013   20:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi saat saya iseng membuka timeline salah satu sosial media saya membaca sekilah tentang tweet seorang teman yang bernada sinis tidak setuju dengan perbuatan FPI. Saya pikir, ah ini paling ulah mereka lagi yang men-sweeping club-club malam atau tempat prostitusi di Jakarta dengan tindakan pengrusakan. Maklum sebentar lagi memasuki Bulan Suci Ramadhan. Saya pun mecoba mengabaikan tweet teman saya tersebut karena saya tidak mau dibuat pusing oleh berita tentang mereka lagi, lagi dan lagi.

Sampai akhirnya sore tadi saya membuka salah satu media sosial lainnya ada postingan seorang teman yang diambil dari portal web sebuah berita dengan judul "Munarman (Jubir FPI Siram Sosiolog Tamrin Tomagola"
. Saya pun terkejut dan penasaran. Saya segera membuka berita tersebut, membaca dan melihat link video yang ada di berita tersebut.

Setelah saya melihat video dari cuplikan kejadian tersebut, alangkah terkekut, shock dan bercampur marah kepada orang yang telah berani menyiram segelas air ke muka Pak Tamrin Sang Sosiolog itu.

Ada perasaan geregetan ketika melihat Pak Tamrin diam saja saat disiram oleh anggota yang mengatasnamakan Islam itu, ditambah sang presenter atau mungkin petugas dari TV One yang tidak segera menindak Munarman. Tentunya perasaan kesal yang teramat sangat untuk Munarman.

Menurut dari video yang saya lihat dan berita yang saya baca, Munarman kesal karena ia merasa saat bicara dipotong oleh Pak Tamrin sambil ditunjuk-tunjuk. Sontak Munarman mengambil gelas berisi air yang ada dihadapannya kemudian menyiramkan ke wajah Pak Tamrin dengan cukup kencang.

Seharusnya, bagaimanapun masalahnya, tidak seharusnya Munarman melakukan hal yang sangat tidak terpuji itu. Apalagi Pak Tamrin lebih tua dari Munarman. Duh, saya malu jika agama saya yang juga Islam harus dibela dengan salah satu orang seperti Munarman.

Ini adalah debat yang ke-dua kalinya yang saya lihat di TV yang berakhir dengan kekerasan fisik. Sebelumnya saya melihat di Metro TV beberapa tahun lalu.

Saya jadi teringat dengan Rasulullah SAW yang ditimpuki oleh kotoran namun Beliau tetap diam tak melawan. Lalu juga ada cerita tentang cara berdakwah Almarhum UJE yang melakukan pendekatan berbeda dengan seorang pelacur atau pengguna narkoba. Almarhum tidak menggunakan kekerasan sama sekali, tapi Beliau mencoba lembut kepada mereka karena "pelacur juga tidak mau disebut pelacur" agar mereka tersentuh hatinya. Lalu di saat mendekati kematiannya, beliau juga masih sempat berbaik hari kepada 2 orang SPG yang menurut Beliau atau mungkin termasuk menurut kita juga adalah profesi yang rentan terhadap hal-hal negatif. Walaupun tidak semua dari kita berpandangan seperti itu kepada SPG.

Seperti itulah seharusnya Islam yang kau bela wahai FPI. Cobalah kau berdakwah dan banyak belajar dari Almarhum UJE. Bukan hanya Islam yang cinta Beliau ketika Beliau telah tiada, agama lain pun menangisi kepergian Beliau saat Beliau tiada.

Saya sangat kecewa jika Islam yang saya peluk dibela oleh engkau Munarman dan laskar-mu itu jika dengan cara-cara yang tidak terpuji dan merugikan orang lain.

Jihad tidak harus melulu dengan pedang, tetapi berjihad melawan amarah adalah juga jihad yang paling besar pahalanya. Semoga kamu dan laskar-mu yang kau bela diberi petunjuk untuk berdakwah secara lebih intelek dan manusiawi. Islam itu indah dan bersahabat. Andai kamu tau kemarahan adalah wujud dari setan juga. Cobalah lebih banyak lagi mengkaji Islam lebih dalam agar kau bisa menebarkan kedamaian di bumi pertiwi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun