Mohon tunggu...
Catarina Alviani
Catarina Alviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

21 April 2001

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Kemampuan Literasi Siswa Melalui Program Kampus Mengajar

10 November 2022   23:00 Diperbarui: 10 November 2022   22:59 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Pandemi covid-19 yang melanda dunia membawa banyak perubahan terutama di sektor pendidikan. Pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka langsung di sekolah berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru dan siswa mau tidak mau harus melek terhadap teknologi, karena dengan penggunaan teknologi pembelajaran dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. 

Namun, pada kenyataan di lapangan tidak semua guru dan siswa melek terhadap teknologi, sehingga menghambat proses pembelajaran. Salah satu dampak nyata yang terjadi yaitu terjadinya learning loss. Dampak dari learning loss yaitu siswa mengalami ketertinggalan  akademis diakibatkan karena terhenti atau terganggunya proses pendidikan.

Pemerintah melakukan berbagai macam upaya untuk menanggulangi permasalahan dalam bidang pendidikan. Melalui Kemendikbud Ristek diadakanlah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), salah satu programnya yaitu Kampus Mengajar. 

Program kampus mengajar ini mengajak para mahasiswa untuk berkolaborasi, beraksi, dan berbakti untuk negeri di sekolah sasaran baik di jenjang SD maupun SMP terutama sekolah yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Melalui program kampus mengajar  mahasiswa berperan sebagai agen perubahan (agent of change) yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan khusunya di bidang literasi dan numerasi.

Fokus atau tujuan dari peserta program kampus mengajar  yaitu terlibat langsung dalam pembelajaran literasi, numerasi, serta adaptasi teknologi. Di sini mahasiswa dapat belajar dan mengembangkan diri melalui kegiatan tersebut. Mahasiswa juga membantu pelayanan pendidikan atau administrasi secara optimal dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik dalam kondisi terbatas selama pandemi.

Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 3 di SDN 2 Padarek berlangsung selama lima bulan. Tim kampus mengajar di SDN 2 Padarek beranggotakan empat orang, terdiri dari satu mahasiswa yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia dan tiga mahasiswa yang berasal dari Universitas Kuningan. Dimulainya penerjunan yaitu pada tanggal (2/10/2022) Namun, sebelum penerjunan saya beserta rekan-rekan melaksanakan pembekalan terlebih dahulu bersama pemateri-pemateri hebat dari berbagai bidang.

Awal penerjunan saya dan rekan-rekan terlebih dahulu melaksanakan observasi untuk mengetahui permasalahan atau kendala apa yang terjadi di sekolah sasaran. Kami menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya: (1) Kurangnya motivasi atau minat siswa dalam proses pembelajaran; (2) Kurangnya dukungan orang tua selama pembelajaran jarak jauh (PJJ); dan (3) Kurang terbentuknya budaya literasi. 

Dalam adaptasi teknologi kami menemukan permasalahan diantaranya: (1) Siswa dan guru yang kurang melek terhadap teknologi; (2) Keterbatasan sinyal; (3) Siswa yang harus berbagi gawai bahkan ada yang tidak memiliki sama sekali. Dalam administrasi kami menemukan permasalahan diantaranya: (1) Belum tersedianya perpustakaan; (2) pojok literasi yang belum tertata rapi sehingga berpengaruh pada minat baca siswa.

Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi di sekolah sasaran, saya dan rekan-rekan segera menyusun dan melaksanakan program kegiatan. Kami terlebih dahulu berdiskusi dengan guru pamong dan dosen pembimbing lapangan (DPL) sebelum melaksanakan program kegiatan. Tak hanya itu, di akhir pelaksanaan program kegiatan kami kembali mengadakan diskusi untuk melaksanakan evaluasi.

Sebelum proses kegiatan belajar mengajar (KBM) saya beserta rekan-rekan kampus mengajar 3 di SDN 2 Padarek rutin mengadakan Literasi Lima Belas Menit. Kami menyebutnya dengan istilah Limit agar gampang diingat oleh para siswa. Siswa-siswa selalu mengikuti dengan antusias dan bersemangat. Kegiatan tersebut digalakkan untuk membangun budaya literasi sebelum proses pembelajaran di kelas. 

Setelah pelaksanaan Limit, kami mendampingi atau menggantikan guru yang berhalangan hadir untuk mengajar siswa di kelas. Di sela-sela pembelajaran kami juga sering melaksanakan ice breaking untuk membangkitkan kembali fokus siswa dalam belajar. Terkadang saya dan rekan-rekan juga mendongeng bersama sebagai upaya meningkatkan budaya literasi.

Saya dan rekan-rekan juga sering melaksanakan bimbingan kepada beberapa siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar, seperti belum lancar membaca, menulis, dan berhitung. Pelaksanaan bimbingan bisa dilaksanakan di pagi hari, jam istirahat, maupun sepulang sekolah. 

Selain melaksanakan proses bimbingan, kami juga memberikan suntikan motivasi kepada siswa-siswa tersebut agar tetap rajin belajar, walaupun mereka tertinggal dari teman-teman lainnya. 

Selain melaksanakan bimbingan terhadap siswa-siswa yang mengalami hambatan, kami juga melaksanakan bimbingan terhadap siswa yang akan mengikuti lomba atau siswa yang sudah direkomendasikan. Tak lupa kami juga memberikan suntikan motivasi agar mereka semangat berprestasi.

Sumber: Dokumen pribadi
Sumber: Dokumen pribadi
Edukasi covid-19 pun tetap digalakkan meskipun pada saat itu pandemi covid-19 sudah mulai mereda. Saya beserta rekan-rekan menjadi duta edukasi covid-19 di sekolah. Pada saat pelaksanaan program kampus mengajar kami selalu menerapkan protokol kesehatan. Kami menyediakan sabun cuci tangan untuk setiap kelasnya serta memasang poster penerapan prokes covid-19. Setelah itu, kami melaksanakan sosialisasi ke tiap kelas tentang pentingnya penerapan prokes dengan berbagai media yang tersedia.

Dalam adaptasi teknologi saya beserta rekan-rekan kampus mengajar di SDN 2 Padarek melaksakan berbagai program kerja. Salah satu programnya yaitu sharing IT mengenai pelaksanaan AKM kelas. Di sini kami mengarahkan siswa dan juga guru baik dari segi teori maupun praktik. Kami juga melakukan uji coba berupa pretest dan postest AKM kelas untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh pelaksanaan kampus mengajar terhadap kemampuan literasi dan numerasi siswa.

Setelah pelaksanaan ulangan  kami mengadakan juga festival lomba antar kelas. Pada mulanya kami menyebar poster dan melaksanaan sosialisasi ke semua kelas. Kemudian pada saat pelaksanaannya siswa-siswa mengikuti secara antusias setiap perlombaan yang diadakan. Di sini kami mengajarkan tentang bagaimana menjunjung sportivitas dan semangat untuk meraih prestasi melalui lomba. Di akhir kami juga memberikan penghargaan berupa sertifikat dan juga hadiah kepada siswa yang meraih kemenangan.

Sumber: Dokumen pribadi
Sumber: Dokumen pribadi

Tak terasa lima bulan telah berlalu, tibalah kami di penghujung kegiatan. Kami melaksanakan kegiatan perpisahan sekaligus penarikan mahasiswa kampus mengajar di SDN 2 Padarek. Menjadi bagian dari kampus mengajar merupakan pengalaman yang luar biasa. Melalui program kampus mengajar para mahasiswa dapat belajar sambil berdampak, terutama dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi. 

Di sini mahasiswa berperan sebagai garda terdepan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Diharapkan kampus mengajar dapat terus berlanjut dan lebih banyak yang ikut serta dalam program tersebut. Dengan melaksanakan program kampus mengajar pendidikan di Indonesia dapat lebih maju dan merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun