Mohon tunggu...
Catarina Asthi Dwi Jayanti
Catarina Asthi Dwi Jayanti Mohon Tunggu... Psikolog - Clinical Psychologist | Community Enthusiast

Long Life Learner | Senang mengobrol, bernyanyi, memasak, dan jalan-jalan | Sedang berusaha untuk konsisten meninggalkan jejak melalui tulisan | Temukan saya di Instagram @catarinaa90

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akhirnya ke DCF 2019

8 Agustus 2019   21:13 Diperbarui: 8 Agustus 2019   21:25 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan berdebu dan ramainya orang yang mengeluh akan sulitnya mendapat spot foto yang bagus saat di puncak, menurunkan semangat sedari awal. Matahari yang ditunggu pun sudah keluar dari persinggahan malamnya ketika kami sampai di puncak, namun hal tersebut tidak menurunkan semangat kami untuk mengabadikan moment tersebut.

Bukit Sikunir
Bukit Sikunir

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami pun memutuskan untuk mengisi lambung kami yang mulai mengaum. Nasi goreng dingin, teh hangat yang dingin, dan soto dingin menjadi pilihan menu sarapan kami, tak lupa tempe kemul dan pisang goreng pun menggoda ingin dicicipi oleh mulut-mulut lapar kami.

Setelah sarapan, kami pun kembali menaiki kendaraan kami menuju tempat wisata selanjutnya. Lingkungan perbukitan tampak mulai terlihat karena sang matahari sudah kembali ketempatnya. Di perjalanan pun kami menemukan spot foto yang membuat kami berhenti dan memarkirkan kendaraan kami untuk mengabadikan tempat tersebut.

Sesampainya di Kawah Sikidang, kami pun disambut oleh wewangian sulfur atau belerang yang semerbak, yang pada awalnya kami kira bau septic tank. Asap yang keluar dari kawah membuat kami semakin kreatif dalam mengabadikannya dengan kamera-kamera kami.

Kawah Sikidang
Kawah Sikidang

Perjalanan pun dilanjutkan, namun kami harus kembali sesaat untuk mengembalikan helm yang kami gunakan diam-diam yang merupakan milik salah satu guest penginapan kami. Kemudian kami memacu kendaraan kami kembali menuju Telaga Warna, sayangnya dingin dan lelahnya aku saat itu membuat aku memilih untuk mencari cemilan penghangat tubuh dan mendengarkan keluh kesah orang yang duduk bergantian di sebelah ku. Ya, eventhough I was using my earphones, I could still listen to their conversation haha.

Kami pun akhirnya kembali ke homestay untuk makan siang dan beristirahat sebelum kembali ke venue Jazz selanjutnya. Perdebatan karena kelelahan akan padatnya kegiatan hari ini membuat diri ini terbesit untuk memperpanjang peminjaman motor kami, tapi harga yang tidak sesuai akhirnya mengurungkan niat kami. Sore hari nya kami kembali ke Kedai Mie Ongklok dan berbelanja beberapa oleh-oleh yang sudah kita niatkan akan beli sebelumnya. 

Melihat kemacetan sebelum acara sejenak membuat kami bersyukur, untung saja tidak memperpanjang peminjaman motor. Kembali ke Homestay untuk bersiap, blackout menyambut kami sesaat sebelum kami berangkat dan sejenak membuat resah mengenai acara nanti, walaupun begitu kami tetap kembali berjalan kaki menuju kesana.

Sesampainya disana, kami merasa agak telat karena gate telah dibuka beberapa menit yang lalu. Malam itu merupakan malam puncak acara, sehingga penonton yang datang pun lebih banyak dari malam sebelumnya. 

Hal tersebut membuat kami sulit mendapatkan tempat yang oke untuk menikmati acara. Berbekal dengan niat, salah seorang teman pun berinisiatif menggelar terpal yang disediakan panitia acara dan akhirnya kami pun mendapat tempat yang sedikit oke untuk malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun