Mohon tunggu...
Catarina Asthi Dwi Jayanti
Catarina Asthi Dwi Jayanti Mohon Tunggu... Psikolog - Clinical Psychologist | Community Enthusiast

Long Life Learner | Senang mengobrol, bernyanyi, memasak, dan jalan-jalan | Sedang berusaha untuk konsisten meninggalkan jejak melalui tulisan | Temukan saya di Instagram @catarinaa90

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sawarna (The Hidden Paradise)

29 Oktober 2014   21:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:16 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cheersssssssssss (di dalam Goa Lalay) Coba cari gw yang mana??

Setelah dari Goa Lalay kita bersiap untuk tracking melewati sawah dan perbukitan untuk ke Lagoon Pari.

Melewati Sawah

Melewati Bukit

Pantainya Mengintip dari Kejauhan (Icha, Tika, Pika, Tina, Yuni)

Kalau liat pantai yang indah itu cuma bisa teriak dalam hati (padahal mah males panas-panasan). Sambil duduk-duduk di bawah pohon gw dan Yuni memperhatikan kesibukan teman-teman lain yang heboh foto-foto. Sampai akhirnya gw mupeng dan ikutan gabung hahahha.

Edisi Anjing Laut

Edisi Patrick Star

Setelah selesai foto-foto dan ngemil Mie Goreng, tracking pun dilanjutkan melalui pesisir menuju Tanjung Layar.Track ini sempat menuai kontroversi antar peserta karena teriknya siang di pesisir ataupun lelahnya jika harus tracking melewati atas tebing. Kami pun setuju untuk melewati pesisir yang terik dan berbatu.

Track Menuju Tanjung Layar (Airnya Panas loh)
Narsis di Tebing (Astaga Perut Ane Berlipet) Entah kenapa pas tiba di Tanjung Layar gw jadi males poto-poto gegara ngeliat ada 2 orang poto di karang itu eh tiba-tiba terhempas ombak sampe jatuh. Gw lebih memilih santai-santai di Saung sambil minum es kelapa dan makan ikan bakar. Dan tentunya menikmati pemandangan dari saung sembari ngunyah ahahahhaha
Penampakan Tanjung Layar dan Track Berbatunya
Penampakan Es Kelapa ala SAWARNA
Penampakan Ikan Bakar ala SAWARNA
Pertunjukan Ombak Berdebur Setelah perut terisi dan masih juga njegat abang cilok, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Ciantir untuk ngelihat Sunset. Di Pantai Ciantir ini tak jauh berbeda dengan Tanjung Layar tadi karena banyak sekali saung-saung disana. Pantai Ciantir ini memanjang dan berpasir putih berbeda dengan Tanjung Layar yang dominan berbatu. Banyak cara menikmati Pantai Ciantir ini, dari yang sekedar tidur-tiduran di saung, numpang ngecharge di saung, numpang ngobrol di saung, main bola, main volly, surfing, foto-foto, ketawa-ketawa sampai galau sendirian sambil mandangin matahari tenggelam.
Saung di Pantai Ciantir
Main Gawang bukan Main Bola
Matahari dan Gawang
Kasian gak ada yang main VOLLY
Kang Bule lagi Berenang
Kang Bule lagi Surfing
Matahari dan Ombak
Om Asthi lagi GALAU

Hari mulai gelap dan sebelum sangat gelap, kami pun menyegerakan diri pulang karena sejauh mata memandang kami tidak menemukan rombongan kami. Berbekal tanya kamipun segera mengikuti petunjuk orang sekitar menuju Homestay kita.

Dari 1 Bis cuma sisa Berempat yang ketemu (Yuni, Tika, Icha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun