keluarga yang intens, wkwk rapat keluarga... untuk memutuskan kemana kami akan pergi.Â
Hihi... Suka banget kalau ada tanggal merah di kalender, apalagi kalau tanggal merahnya lebih dari satu dan berderet. Kami langsung sigap membuat rapatKali ini, pilihan kami jatuh pada kota Malang, Batu, dan Tumpang. Awalnya sih, kota tujuannya lebih banyak, tapi hihi... saya sebagai bendaharawati sejati memutuskan satu hal yang tidak bisa diganggu gugat, yaitu: budgeting yang hanya 3 juta. Tok, tok, tok, palu diketok. Budget ini mempengaruhi berkurangnya kota tujuan dan lamanya kami pergi. Tujuan perjalanan yang awalnya lima kota menjadi tiga kota saja dan waktu yang awalnya sembilan hari menjadi empat hari saja. Lalu apakah kami menangis bombay karenanya? Hmmm.. let's see...
PETUALANGAN BAHKAN DIMULAI SAAT KAMI MERENCANAKANNYA
Happy atau ga-nya kami (baca: sebuah keluarga) ternyata bukan karena banyaknya kota tujuan yang akan kami datangi atau lamanya waktu kami berlibur. Selama tujuan kami (baca: tujuan keluarga) tercapai dan semua minat dari masing-masing kami terakomodir, everything is under control and we are happy. Simple. Adanya 'batasan budgeting' justru membuat persiapan dan percakapan kami lebih seru. Kami membicarakan persiapan bersama di sela-sela rutinitas yang berbeda melalui group chat atau saat kami berkumpul di malam hari. Kadang juga ribut cari jalan tengah, hihi. Dalam situasi seperti ini, kami tak hanya mengungkapkan apa yang kami inginkan, melainkan juga belajar mendengarkan ide dan pertimbangan anggota keluarga yang lain. Kami pun belajar untuk menerima dengan lapang dada bila ide kami kurang pas; bukan kurang baik ya... karena semua baik adanya. Untuk memperkuat argumen masing-masing, kami pun rajin berselancar mencari informasi yang lebih detil tentang tempat yang ingin kami datangi. Jadi bayangin aja klo kami ketemu, wkwk udah kayag ujian tesis; saling kasi ide pilihan tujuan plus argumen dan alasannya. Semua terlibat mencari win-win solution untuk keterbatasan yang kami miliki. Well, the real adventures begins when we start plotting them.
TUJUAN PERJALANAN
Seperti halnya aktifitas-aktifitas yang lain... 'let's begin with the end in mind' ... kita pastikan dulu apa sih tujuan perjalanan ini? Apa kita mau ngejar jumlah spot wisata dan kota yang kita didatangi atau mau ngejar jumlah konten untui di-post di medsos, atau sebagai oase dari rasa penat rutinitas kita, menjalin koneksi, mendapatkan pengalaman baru, atau sarana mempererat hubungan antar anggota keluarga? Dengan adanya tujuan yang disepakati bersama, kita akan memiliki frame jelas sehingga tidak ada yang kecewa nantinya.
Nah.. di perjalanan kali ini, tujuan kami ada empat nih, wkwk maruk ya?
1. Mempererat hubungan;Â
baik hubungan antara saya dan suami, maupun hubungan antara kami (sebagai orangtua) dan anak kami yang sudah remaja. Bahasa Jawanya 'bonding'Â lah.. Â :)Â
2. Sebagai oase dari rutinitas harian kami yang padat dan bikin lelah.
3. Mendapatkan pengalaman dan suasana baru
Di hari kedua, kami menikmati tempat wisata keluarga. Kemudian di hari berikutnya, kami bisa berkunjung ke tempat yang sesuai minat kami. Saya dan suami naik gunung, sedang anak menikmati staycationnya dan berkunjung ke alun-alun :)Â
4. Mempererat silahturahmi
Kami akan ketemu teman backpacker, yang udah 7 tahun ga ketemu. Horeeee....
DESTINASI PILIHAN
Ini adalah destinasi pilihan kami:
1. Hari ke-1
  Perjalanan Bali - Malang. Kami start pk. 7 pagi. Karena jarak tempuhnya 10 jam, kami sampai Malang sore hari. Setelah kulineran, kami bertandang ke rumah temen.
2. Hari ke-2
  Saya perah sapi untuk cari susunya (wkwk, my dream came true). Lalu, kami ke Jatim Park dan Museum Angkot. Destinasi ini memerlukan waktu 1 hari full dan pastikan battery badan Anda ter-full charge karena banyak banget wahananyaaaaa.
3. Hari ke-3
  Saya dan suami melakukan pendakian tektok ke Gunung Buthak. Untuk pendakian Gunung Buthak, saya ulas disini ya: Pendakian Tektok di Gunung Buthak sedang anak kami.. ia memilih staycation di penginapan, menikmati pemandangan pegunungan sambil leyeh-leyeh di pationya, kemudian di siang hingga malam hari, ia menikmati alun-alun atau pasar laron.
4. Hari ke-4
Kami ke Pertapaan Tumpang Karmel. Anak kami mau menunjukkan tempat camping bareng temen-temennya tahun lalu. Dengan bangganya ia tunjukkan spot-spot doa, kamar tidur, aula, toko rohani, dan tempat favoritnya untuk ngelamun. Kali ini, ialah guide kami. Setelah Pertapaan Karmel, kami beranjak menuju Bromo Hillside. Bromo Hillside adalah tempat wisata yang indah, dibangun mirip tower dengan bentuk lingkaran horisontal di bagian teratasnya. Karena bentuknya lingkaran, tempat ini juga disebut cafe 360. Dari sini, kita bisa menikmati keindahan Gunung Bromo dari jauh. Bagi yang sudah berkesempatan ke puncak Gunung Bromo, saat berkunjung ke Bromo Hillside, kita seperti melakukan zoom in dan zoom out yang sama-sama indahnya. Nah, spot terakhir ini adalah bonus untuk kami. Sepanjang perjalanan menuju dan setelah Bromo Hillside, kami melihat pemandangan yang begitu indah. Pegunungan bertumpuk-tumpuk hijau dibalut kabut tipis yang segar untuk mata. Hawanya pun adem-adem segar. Kami lirik ke jok belakang... anak kami tersenyum sambil menarik selimutnya. Believe me... pasti akan terucap wow berulang tanpa jeda.Â
RINCIAN BIAYA
3 pax | 4 hari 3 malam | Kendaraan sendiri | Bali - MalangÂ
(Jalan darat Bali - Malang pp. Tanpa tol karena kalo pakai tol jarak justru lebih panjang dan lebih lama)
Minggu, 25 Feb 2024: tiket penyebrangan = 218k, bensin = 250k
Senin, 26 Feb 2024: tiket terusan Jatim Park dan Museum Angkot = 420k, bensin = 300k, penginapan =300k
Selasa, 27 Feb 2024: pendakian Gunung Bhutak = 50k, alun-alun (pasar laron) = 100k
Rabu, 28 Feb 2024: Bromo Hillside = 150k, bensin = 100k, tiket penyebrangan = 218k
Biaya lain-lain adalah biaya makan 4 hari 3 malam dan snack.
Jumlah biaya = 3 juta.
HASIL PERJALANAN
Trus apa dong hasil perjalanannya? Hahaha.. hasilnya perfectoo! kami happy banget!
Suami seneng dapet kulineran rica-rica mentok yang ia idamkan, makan di warung Tegal, dapet lumpia enak, dan dapat rawon enak. Sedang saya... saya suka banget bisa ketemu April, teman saya setelah 7 tahun lamanya. Berkenalan dan bercerita banyak hal dengan keluarganya, pun bisa perah sapi dengan tangan saya sendiri walaupun sempet ketendang sebelumnya, hahaha. Â Anak kami pun cerita menggebu-gebu tentang pasar laronnya. Banyak sekali varian jajanan yang ia temui di kedai, pedagang kaki lima, dan penjual asongan yang tumpah ruah. Banyak pengunjung dan lampu kelap-kelip menambah semarak alun-alun. Parkiran pun full hingga ia parkir di pelataran parkir Mesjid.
Hanya itu? Ouuu... tentu tidak. Karena hujan, kami lari-larian dari spot satu ke spot yang lain di Jatim park. kami mencoba dan exciting dengan penemuan-penemuan science, antri basah-basahan, teriak dan saling pegangan di rumah hantu, teriak lagi di teater 3 dimensi, lalu tertawa karena kepala kami terbentur kaca di rumah kaca. Saya dan suami pun puas karena bisa mendaki gunung baru; Gunung Buthak. Beda gunung.. beda medan dan karakteristik, juga beda pengalaman. It's so nice! Lelah sangat but happy!
WRAP UP
Karena semua minat masing-masing kami terpenuhi dan ga ada over budget untuk pengeluaran, kami sepakat menjadikan perjalanan Malang-Batu-Tumpang ini menjadi salah satu petualang seru keluarga kami. Horraaayyyyy...! Oya, baca petualang kami yang lain juga ya:
1. Pendakian Gunung Sumbing, Magelang
2. Gunung Pohen, Bali: Merayap Sendiri
3. Arrange Liburan Keluarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H