Hai Teman-teman pendidik, apakah Teman-teman pernah mengalami kelas yang ga bersemangat sehingga suasana belajar menjadi layu, kuyu, dan membosankan?
Atau justru sebaliknya, siswa-siswi bersemangat untuk membuat suasana onar gak terkendali sehingga ada kepulan-kepulan asap di kepala kita?
Ya.. paling sebel kalau sudah ketemu situasi seperti itu, kan?
Rencana mengajar yang sudah disiapkan secara matang menjadi mubazir dan benar-benar tidak mencapai tujuan. Kita pun sebagai pendidik, ikutan loyo, gak bergairah sama sekali atau emosi mendidih hingga berasap-asap.
Saya, yang mengajar bahasa Inggris kelas 7 dan 8 pun sering terganggu oleh siswa-siswi seperti itu, yang bertingkah untuk mencari perhatian.
Ini menyebabkan siswa lain lebih memperhatikan siswa itu dibanding saya yang manis ini serta pelajaran yang saya bawakan.
Kadang mereka over aktif, menjawab pertanyaan dengan asal, ngelucu gak pada tempatnya, atau ngobrol tentang hal lain bersama temannya. Kadang pula, mereka dengan mudahnya bilang 'ga tahu' atau 'ga bisa' kalau diberi pertanyaan (yang sebenarnya sudah dibahas sebelumnya).
Dan jangan salah, situasi itu mampu menularrrrr dengan cepat dan tangkas, karena siswa lain pun akan mengikuti hal yang sama sehingga pelajaran benar-benar tidak berlangsung dengan baik hingga waktu pelajaran berakhir.
Bahaya kan kalau situasi seperti itu terus menerus terjadi hingga akhir tahun pelajaran? Pasti ada trik dan tips untuk manajemen kelas yang baik. Dan kita pasti akan dapatkan cara itu, di range usia kita yang wise-bijaksana ini, kan? :)Â
Teman-teman, karena situasi kelas kita berbeda. Mungkin apa yang saya lakukan tidak pas dilakukan di tempat lain, ataupun sebaliknya. Tapi gak usah khawatir, justru itu kan fungsi dari berbagi. Saya akan share apa yang saya lakukan di kelas saya ya.Â
Mulai awal semester ini, saya menjadi sosok yang lebih keji, wkwk... kenapa bahasanya ngeri ya? Saya buat suasana kelas seperti under pressure, dibawah tekanan. Hihi, tenang... ini ga seperti yang dibayangkan kok.
Saya gak membentak atau berlaku bak diktator ke siswa-siswa saya. Saya hanya menggunakan beberapa tools atau perlengkapan, seperti lesson plan, timer dan magic sticks untuk tiap aktifitas yang kami lakukan di kelas. Dan itu manjur di kelas saya.
LESSON PLAN
Pertama-tama, lesson plan saya buat padat dengan durasi waktu yang terukur.
Ini adalah panduan saya di kelas, dengan harapan: tujuan pembelajaran di hari itu dapat tercapai. Ini contoh aktifitas utama dalam lesson plan saya.
MODUL AJAR GRADE 7C
Day 2 | Week 4 | Meet 8
Ruang Lingkup: Unit 5 -- The Digital World
Materi Pokok: Technological Inventions
Tujuan Pembelajaran: Siswa memahami bagaimana untuk tetap stay safe online.
- 5 menit: salam dan absen
- 5 menit: membaca Staying Safe Online. Saya menunjuk siswa secara acak untuk membaca satu kalimat. Ini saya lakukan supaya semua siswa mengikuti dan membaca secara konfrehensif.
- 5 menit: membaca pertanyaan, menganalisanya, dan membagi grup dengan magic sticks.
- 5 +3 menit: menjawab pertanyaan dalam grup. Saya hanya berikan waktu 5 menit supaya para siswa fokus, saling bicara untuk mencari solusi (jawaban) dan tidak ada celah untuk membicarakan hal lain. Nanti setelah timer berbunyi, saya akan tanyakan 'Apa kalian perlu waktu tambahan?' Jawabannya biasanya 'iya', lalu saya tawarkan kembali: 'Mau tambahan waktu 2 menit atau 3 menit?' Biasanya mereka minta yang lebih lama, wkwk. Selain fokus, saya berharap para siswa menghargai waktu yang ada dengan baik.Â
- 30+10 menit: presentasi dan tanya jawab untuk semua grup
Coba perhatikan durasi waktu yang saya berikan. Hihi... saya sengaja buat terbatas, biasanya ide-ide menakjubkan akan keluar di saat kita under pressure. Kejam kan?Â
TIMER
Timer adalah alat perang saya saat di kelas. Klo sudah bunyi, itu adalah tanda berakhirnya satu aktifitas. Saya dan siswa pun akan melanjutkan ke aktifitas lainnya.
Untuk presentasi, biasanya saya berikan 2-3 menit untuk masing-masing grup. Sebelum mulai, saya akan berikan rules ke mereka. Rulesnya adalah sebagai berikut:
- Selama 2 menit teman-teman mereka presentasi, semua siswa di kelas harus mendengarkan presentasi dengan baik dan mempersiapkan minimal satu pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang dibawakan oleh grup tersebut.Â
- Jika setelah presentasi tidak ada yang mengacungkan tangan untuk bertanya, saya akan menggunakan magic sticks untuk memilih penanya. Kekerasan seperti ini harus saya lakukan (hihi...kekerasan..) biar mereka fokus dan benar-benar mengerti topik yang sedang didiskusikan.Â
Jadi, saya menggunakan timer saat mereka berdiskusi di dalam kelompoknya, saat mereka presentasi, dan saat mereka melakukan tanya jawab.
MAGIC STICKS
Biasanya, membagi kelompok memerlukan waktu yang lama. Siswa yang satu ga mau berkelompok sama siswa yang lain, pilih-pilih, atau ga mau kerjasama saat di dalam kelompok, dan banyak drama-drama satu babak lainnya.
Namun dengan menggunakan magic sticks, tidak ada lagi complain-an dari siswa. Magic stiks, si powerfull sticks adalah stik es krim yang bertuliskan nama siswa-siswa di masing-masing stiknya.
Tidak hanya dalam membuat kelompok, magic sticks juga bisa digunakan saat menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan atau membaca 1 text secara bergantian.
Hasil kekejian ini cukup manis. Siswa-siswa menjadi proaktif di kelas. Mereka berdiskusi, berdebat, dan mendapatkan solusi atau jawaban dengan cepat.
Saat sesi tanya jawab, mereka pun proaktif angkat tangan, menanyakan atau menambahkan hal-hal yang berhubungan dengan bahan presentasi temannya sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Di saat seperti inilah, sang pendidik bisa tersenyum simpul karena siswa-siswinya proaktif, suasana kelas menjadi hidup, dan tentunya tujuan pembelajaran tercapai karena siswa memahami topik pembelajaran yang diberikan.
Ya.... akhirnya kekejaman guru ini menghasilkan buah yang manis sempurna.
Kalau teman-temen sendiri, bagaimana triks and tips di dalam kelas?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H