Rasanya seperti tersedak! Cepat sekali tahun berganti. Resolusi tidak ada dalam bayangan, pun evaluasi tahun lalu belum terukir dalam halaman jurnal yang semakin tipis.Â
Apakah tahun lalu, saya sudah melakukan banyak hal bagi sekitar? Apakah saya sudah bermanfaat bagi orang lain? Mampukah saya melakukan sesuatu yang positif tanpa mengharap penghargaan dari sekitar? Evaluasi ini bukan menjurus pada penghakiman diri, melainkan untuk menginstropeksi sehingga mampu melakukan lebih banyak hal yang positif, yang sesuai dengan kebisaan dan kegemaran.
Saya tersenyum dari awal hingga akhir pengambilan darah. Rasa puas, bangga, berguna, dan rasa bahagia yang utuh, semua menjadi satu saat itu. Rasa hati yang sempurna. Sekilas saya melihat mereka pun bahagia, memang mereka masih membutuhkan beberapa kantong lagi, but miracles always happen when they believe, don't they? Saya puas, saya tinggalkan bilik itu diam-diam untuk jalan ke parkiran motor.Â
Gilak! Saya bisa membantu orang lain dari tubuh saya, bukankah itu mengagumkan? They don't need my money, they need my blood! Perjalanan pulang saat itu merupakan momen perenungan akan tubuh yang saya miliki. Bila tubuh ini saya jaga, maka tubuh inipun mampu bermaanfaat bagi orang lain. Dengan tidur tepat waktu, makan yang sehat, minum yang banyak, olahraga yang teratur, dan hidup ter-manage dengan baik sehingga ga stress, saya bisa melakukan donor darah dengan teratur.
Dan akhirnya, saya mampu memulai tahun ini dengan goal pertama saya: donor darah secara teratur; bermanfaat bagi orang lain.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI