Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sehatmu Bermanfaat Bagi Orang Lain

13 Januari 2024   10:46 Diperbarui: 15 Januari 2024   04:59 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suster mensterilkan area tusuk, dok. pribadi

Rasanya seperti tersedak! Cepat sekali tahun berganti. Resolusi tidak ada dalam bayangan, pun evaluasi tahun lalu belum terukir dalam halaman jurnal yang semakin tipis. 

Apakah tahun lalu, saya sudah melakukan banyak hal bagi sekitar? Apakah saya sudah bermanfaat bagi orang lain? Mampukah saya melakukan sesuatu yang positif tanpa mengharap penghargaan dari sekitar? Evaluasi ini bukan menjurus pada penghakiman diri, melainkan untuk menginstropeksi sehingga mampu melakukan lebih banyak hal yang positif, yang sesuai dengan kebisaan dan kegemaran.

Suster mensterilkan area tusuk, dok. pribadi
Suster mensterilkan area tusuk, dok. pribadi
Saya menunggu apa yang mampu saya lakukan di ruang itu. Di sudut ruang tunggu rumah sakit, berkumpul satu keluarga besar dengan wajah cemas. Ada nada resah dalam gesturnya. Saya diam berusaha mencerna pembicaraan mereka dalam bahasa Bali, dan.. oh seperti dugaan.. mereka bukan pendonor, melainkan keluarga yang memerlukan darah. Berat bagi saya untuk memulai, tapi saya harus memulai melatih bibir atas untuk lebih expert dalam menawarkan bantuan: "Permisi..." Semua menengok ke arah saya, berusaha menegaskan "Apa kamu ga liat.... kami punya hal urgen yang tak apik kalau di-sela?" Tapi saya tetap bulatkan hati untuk meneruskan pertanyaan yang mudah  saya tulis tapi susah saya ucapkan... "Ibu, apa Ibu butuh darah?" Mereka menganga sepersekian detik. Saya pun menikmati detik-detik istimewa itu dengan senyum yang melimpah di hati; gimana akhirnya saya mampu memulai komunikasi dan menawarkan darah, dan bagaimana mereka menatap saya seperti menatap sosok malaikat di sore hari. "Ibu, saya juga 'o' (baca: darah saya juga 'o'), Ibu bisa pake darah saya. Klo Ibu mau, Ibu tinggal tulis nama pasien di form saya."

Saya tersenyum dari awal hingga akhir pengambilan darah. Rasa puas, bangga, berguna, dan rasa bahagia yang utuh, semua menjadi satu saat itu. Rasa hati yang sempurna. Sekilas saya melihat mereka pun bahagia, memang mereka masih membutuhkan beberapa kantong lagi, but miracles always happen when they believe, don't they? Saya puas, saya tinggalkan bilik itu diam-diam untuk jalan ke parkiran motor. 

Gilak! Saya bisa membantu orang lain dari tubuh saya, bukankah itu mengagumkan? They don't need my money, they need my blood! Perjalanan pulang saat itu merupakan momen perenungan akan tubuh yang saya miliki. Bila tubuh ini saya jaga, maka tubuh inipun mampu bermaanfaat bagi orang lain. Dengan tidur tepat waktu, makan yang sehat, minum yang banyak, olahraga yang teratur, dan hidup ter-manage dengan baik sehingga ga stress, saya bisa melakukan donor darah dengan teratur.

Dan akhirnya, saya mampu memulai tahun ini dengan goal pertama saya: donor darah secara teratur; bermanfaat bagi orang lain.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun