Tiap perjalanan (baca: pendakian) memiliki ceritanya sendiri, seperti hari ini.Â
Hari ini, kami memilih untuk melakukan pendakian Gunung Catur jalur Petang, Pelaga. Jarak start point yang dekat dari rumah dan jalur tempuh yang tidak begitu tinggi adalah pertimbangan kali ini.Â
Kami memulai pendakian pk. 09.00 wita. Mas Titus berjalan terus tanpa menoleh dan tanpa berhenti karena mengejar 40 menit ketinggalan dari kedua teman kami; Pak Lingga dan Mba Yanti. Pos 1 dan pos 2 dilewatinya tanpa berhenti. Dipanggilpun, tak bergeming, tak menoleh, ishh. Hingga akhirnya, kudengar percakapan dan tawa mereka, yap! akhirnya Mas Titus berhenti melangkah, dia berhasil mengejar kedua teman kami.Â
Tempo jalan meredup tapi suasana perjalanan kami justru semakinnnn bergairah. Cerita demi cerita mengalir, tawa pun bersaut-sautan, seakan berabad-abad tanpa pertemuan dan sapaan. Tak berhenti sampai disitu, kami bertemu lagi dengan Bli Asthana. Topik cerita pun bertambah ragam, bertambah seru. Di pelinggih, kami bertemu lagi dengan teman-teman lain; Adi, Bayu, Isna, Desak, dan satu lagi... Mba Dewi, teman baru... gress dan fresh :) Â Dan kembali, rajutan interaksi pun kembali mengalun sempurna.
Tawa dan obrolan tak putus-putus, pecah di kesunyian hutan yang mungkin sedang kesal terganggu atau malah ikut tertawa dalam diamnya. I love this! Perasaan meletup, terasa hormon endorfin mulai menggelitik, mengalir ke seluruh tubuh, serasa memberi kekebalan lebih untuk imun, meningkatkan suasana hati.
Weldone! Tujuan perjalanan (baca: pendakian) sudah didapat, bahkan sebelum sampai ke puncak gunung ini. Nice, isn't? I feel alive!Â
Apa usai setelah itu? No, no, no, masih berlajut, kami menghabiskan 2 jam full di puncak. Makan bersama, foto bersama, saling bercerita, memandang, dan tertawa bersama. Such a nice day. Oh God! terima kasih untuk hari ini. Hari dimana diri ini bertatapan dan berinteraksi dengan amazing place-Mu dan amazing people. Mengambil banyak energi baru yang menghidupkan, cukup untuk 6 hari kerja ke depan :). Terima kasih.