Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pendakian Gunung Catur Bali 2.096 MDPL: Gairah Hormon Endorfin

13 November 2022   22:13 Diperbarui: 15 November 2022   13:19 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(kiri-kanan) Saya, Mba yanti, Mba Desak, Mba Dewi, dan Isna | Dok Pribadi

Tiap perjalanan (baca: pendakian) memiliki ceritanya sendiri, seperti hari ini. 

Hari ini, kami memilih untuk melakukan pendakian Gunung Catur jalur Petang, Pelaga. Jarak start point yang dekat dari rumah dan jalur tempuh yang tidak begitu tinggi adalah pertimbangan kali ini. 

Kami memulai pendakian pk. 09.00 wita. Mas Titus berjalan terus tanpa menoleh dan tanpa berhenti karena mengejar 40 menit ketinggalan dari kedua teman kami; Pak Lingga dan Mba Yanti. Pos 1 dan pos 2 dilewatinya tanpa berhenti. Dipanggilpun, tak bergeming, tak menoleh, ishh. Hingga akhirnya, kudengar percakapan dan tawa mereka, yap! akhirnya Mas Titus berhenti melangkah, dia berhasil mengejar kedua teman kami. 

(depan-belakang) Saya, Mba Yanto, Pak Lingga, Mas Titus, dan Bli Asthanam | Dok Pribadi
(depan-belakang) Saya, Mba Yanto, Pak Lingga, Mas Titus, dan Bli Asthanam | Dok Pribadi

Tempo jalan meredup tapi suasana perjalanan kami justru semakinnnn bergairah. Cerita demi cerita mengalir, tawa pun bersaut-sautan, seakan berabad-abad tanpa pertemuan dan sapaan. Tak berhenti sampai disitu, kami bertemu lagi dengan Bli Asthana. Topik cerita pun bertambah ragam, bertambah seru. Di pelinggih, kami bertemu lagi dengan teman-teman lain; Adi, Bayu, Isna, Desak, dan satu lagi... Mba Dewi, teman baru... gress dan fresh :)  Dan kembali, rajutan interaksi pun kembali mengalun sempurna.

Tawa dan obrolan tak putus-putus, pecah di kesunyian hutan yang mungkin sedang kesal terganggu atau malah ikut tertawa dalam diamnya. I love this! Perasaan meletup, terasa hormon endorfin mulai menggelitik, mengalir ke seluruh tubuh, serasa memberi kekebalan lebih untuk imun, meningkatkan suasana hati.

(kiri-kanan) Saya, Mba Yanti, dan Isna | Dok Pribadi
(kiri-kanan) Saya, Mba Yanti, dan Isna | Dok Pribadi

Weldone! Tujuan perjalanan (baca: pendakian) sudah didapat, bahkan sebelum sampai ke puncak gunung ini. Nice, isn't? I feel alive! 

(kiri-kanan) Saya, Mba yanti, Mba Desak, Mba Dewi, dan Isna | Dok Pribadi
(kiri-kanan) Saya, Mba yanti, Mba Desak, Mba Dewi, dan Isna | Dok Pribadi

Apa usai setelah itu? No, no, no, masih berlajut, kami menghabiskan 2 jam full di puncak. Makan bersama, foto bersama, saling bercerita, memandang, dan tertawa bersama. Such a nice day. Oh God! terima kasih untuk hari ini. Hari dimana diri ini bertatapan dan berinteraksi dengan amazing place-Mu dan amazing people. Mengambil banyak energi baru yang menghidupkan, cukup untuk 6 hari kerja ke depan :). Terima kasih.

(kiri-kanan) Saya, Bli Asthana, Bayu, Isna, Mas Titus, Mba Yanti, Pak Lingga, dan Adi | Dok Pribadi
(kiri-kanan) Saya, Bli Asthana, Bayu, Isna, Mas Titus, Mba Yanti, Pak Lingga, dan Adi | Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun