Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Guru - Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 Saya Ibu dan guru, yang memiliki minat melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, yang cenderung senyap. Mengalami dan meresapi dengan berinteraksi dengan orang lokal, dengan penggiat alam atau pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanannya; ia puaskan dirinya dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap pengalaman yang singgah. Keajaiban yang ia percaya selalu ada dariNya, yang membuat ia bertumbuh menjadi lebih baik dan lebih berguna, pun tumbuh dalam imannya yang ga seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Batur Bali, Indahnya Tak Lekang Waktu

18 Mei 2022   15:26 Diperbarui: 29 Mei 2022   13:45 3122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GUnung Batur jalur Pasar Agung (Dok Pribadi)

Bagi penikmat aktivitas outdoor, tak lengkap berkunjung ke Bali tanpa menikmati gunung yang satu ini. 

Gunung Batur yang memiliki ketinggian 1.171 mdpl ini terletak di Kintamani, Bangli, sekitar 2 jam perjalanan dari kota Denpasar. 

Gunung ini adalah gunung yang paling disukai dan memang ga pernah sepi pengunjung karena tidak terlalu tinggi. Medannya pun terbuka serta bonus pemandangan kaldera dan gunung-gunung lain. 

Bila Anda penikmat sunrise, inilah salah satu spot terbaik di Bali untuk menikmatinya. Tentu semuanya tergantung pula dari cuaca saat summit. Untuk jalur pendakian pun jelas, sehingga aman dan nyaman untuk berjalan. 

Anda bisa membawa keluarga untuk naik bersama. Tapi bila ini pertama kali Anda naik ke Gunung Batur, tetap gunakan pemandu lokal. 

Merekalah yang paling update situasi gunung ini. Dan bila ingin camping, gunung ini pun adalah tempat yang bagus untuk itu,  spotnya luas dan nyaman.

Baca juga: Pemilihan Carrier yang Pas Sesuai Kebutuhan  

Ngecamp di Gunung Batur bareng temen-temen (Dok Pribadi)
Ngecamp di Gunung Batur bareng temen-temen (Dok Pribadi)
Untuk jalur, ada beberapa jalur yang bisa dipilih. Saat ini, banyak penikmat ketinggian yang memilih jalur Pasar Agung saat melakukan start pendakian. 

Jalur berbatu ini diminati karena berada di ketinggian 1.400an, sehingga hanya memerlukan waktu singkat untuk sampai ke puncak, sekitar 90 hingga 120 menit. 

Jalur lain yang bisa dipilih adalah jalur Culali, Serongga, dan jalur Toya Bungkah.

Baca juga: Gn. Merbabu Jalur Suwanting: Aksi Minus dan Efeknya dalam Pe...  

Sunrise yang indah, serta pendaki-pendaki yang berjejer (Dok Pribadi)
Sunrise yang indah, serta pendaki-pendaki yang berjejer (Dok Pribadi)
Kali ini, kami ingin camping semalam sebelum muncak. Kami berangkat siang hari sehingga bisa menikmati sunset dan sunrise dalam satu kali tempuh. Wkwk, maruk ya? 

Tapi bener, Geiss, sunsetnya pun ciamik, indah bangetttt. Pastikan tenda terpasang sebelumpk 17.00 WITA, supaya bener-bener siap untuk hanya menantikan turunnya matahari.

Baca juga: Gn Batukaru, 2.276 mdpl: Waktu yang Pas untuk Pendakian 

GUnung Batur jalur Pasar Agung (Dok Pribadi)
GUnung Batur jalur Pasar Agung (Dok Pribadi)
Saat subuh, bangunlah lebih awal untuk melakukan pendakian. Memang jaraknya tidak terlalu jauh, namun karena banyaknya penikmat yang naik, jadi kadang stuck saat summit. Bawa daypack-mu saat naik, lengkapi dengan kudapan dan air, jadi ga usah kuatir saat berlama-lama di puncak. 

Sayang banget kan kalau pas nikmati pemandangan yang indah, perut bunyi kruk kruk kruk, dan turun hanya karena lapar :) Kami malah siapin tumbler yang ada kopi hangatnya. Wkwk, asik tuh.. ngopi sama makan roti.

Baca juga: Gunung Ungaran: via Mawar: Tips Mendaki Bersama Anak Remaja  

Salah satu spot camping untuk menikmati sunset dan sunrise (Dok Pribadi)
Salah satu spot camping untuk menikmati sunset dan sunrise (Dok Pribadi)
Oya, untuk camping. Tetap berhati-hati saat membawa makanan. Kadang saat musim buah, disini banyak lalat, anjing, dan monyet. Hihi, pas kami makan, salah satu monyet tiba-tiba nyabet kotak makan saya. Padahal itu kan kotak makan buat bekel kerja :)

Yang paling asik adalah nge-camp saat weekdays. Sepi, Geiss. Cuman ya itu, karena sepi pengunjung, jadi ya akan ada banyak anjing di sekitar tenda kita. Ya, mereka juga cari makan juga. Kadang malah kelahi karena rebutan tempat dan makanan. Saran, adil ya kalau bagi-bagi makanan.

Puas di puncak menikmati sunrise (Dok Pribadi)
Puas di puncak menikmati sunrise (Dok Pribadi)
Tapi tetap ya Geiss. Walaupun gunung ini relatif tidak tinggi, jalur jelas, cocok buat keluarga, indah, dan nyaman, jangan pernah takabur. K

ejadian tidak menyenangkan pun terjadi banyak di gunung ini. Tetap berhati-hati dan bawa serta pakailah pakaian dan perlengkapan yang sesuai. 

Untuk alas kaki, pakailah sepatu bukan sendal, apalagi saat ingin melalui jalur Pasar Agung yang full bebatuan. Teman kami sempet jatuh karena pijakan yang salah. Bagi yang memilih jalur Culali, selain sepatu, sebisa mungkin pakailah gaiter karena jalur ini berpasir.

Baca juga: Pendakian Gunung Muria Jalur Natas Angin: Meluluhkan Raga 

Jalur berbatu Pasar Agung (Dok Pribadi)
Jalur berbatu Pasar Agung (Dok Pribadi)
Untuk pakaian, gunakan yang nyaman. Kami biasanya menggunakan dry fit, lalu membawa pakaian ganti. Untuk ngecamp, kami bawa pakaian tidur yang lebih hangat. Pakai pula topi dan lotion sunblock, karena panas yang begitu menyentak. 

Oya, untuk persediaan air, perhatikan jalur yang dipilih serta aktivitas yang ingin dijalani. 

Jika lewat jalur Pasar Agung yang lebih singkat tanpa ngecamp, air yang dibawa bisa lebih sedikit, sekitar 2 liter. tapi bila ngecamp, bawalah lebih banyak. 

Selain untuk air minum, kita juga memerlukan untuk bilas usai buang air besar. Untuk pendakian jalur Culali, bawalah lebih banyak ya. 

Jalur ini lebih panas, lebih panjang, dan lebih berat karena pasir yang dalam. Biasanya yang lewat Culali pasti memutuskan untuk camping, jadi persediaan air kudu double. 

Medan Culali hampir sama dengan medan summitnya Rinjani setalah Pelawangan. Jadi sebelum Rinjani, monggo dicoba dulu ya Culalinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun