Hollaa Semua! Selamat merayakan Lebaran ya.
Suasana Lebaran selalu menorehkan kenangan indah: berkumpul bersama keluarga dan menikmati menu tradisional khas Lebaran. Ketupat dan opor pun tetap menjadi primadona, walaupun disajikan berdampingan dengan lauk pauk lain. Senyum pasti merekah saat melihat genangan kuah santan dengan sembulan-sembulan montok bagian ayam yang terpotong rapi.
Wkwk, kenapa saya jadi ngelantur ya? Maaf, maaf. Bayangan opor ke mana-mana.
Baca Juga: Ide Liburan Lebaran: Trip Keluarga ke Badui Dalam (1)Â Â
Bila Anda berlibur ke Rembang, ada destinasi yang tak boleh urung: Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur. Sempatkanlah menikmati Lontong Tuyuhan, salah satu kuliner khas Rembang. Untuk menuju ke lokasi ini, kita akan melihat hamparan perkebunan tebu, perkebunan jagung, dan perkebunan lain. Lokasi ini mudah terjangkau dengan GPS: just ketik Lontong Tuyuhan, langsung deh muncul Culinary Regions --Lontong Tuyuhan-- Pancur, dengan bintang 4.3. See... dengan bintang segitu, we must try it!
Para penjual Lontong Tuyuhan disatukan dalam paguyuban. Nah, di area itu, puluhan dari mereka jejeran tuh dengan dagangannya menanti pembeli. Kita tinggal pilih, warung mana yang kita mau. Kali ini kami memilih warung Pak Tari. Pertama, karena parkiran depannya kosong, wkwk. Kedua karena saat itu varian ayamnya masih lengkap dibanding yang lain. Di sini, kami bisa dapetin telur ayam yang belum jadi, yang ditusuk berjejer dalam 1 tusuk sate. Kami juga bisa dapetin tempe dan sayap ayam.
Baca Juga: Pendakian Gn Agung, 3.142 mdpl Jalur Sewarung Gawe Puregai
Rasa Lontong Tuyuhan memang mirip dengan opor, tapi yang ini begitu gurih dan ada rasa pedasnya. Untuk level pedas, Lontong Tuyuhan tidak sepedas ketupat Uta Dada Padanjese, khas Sigi, Sulawesi Tengah (walaupun memiliki kemiripan rasa). Ngerasain kuliner Indonesia ini memang seru. Rasa masakan kadang mirip tapi tetap masing-masing daerah memiliki keunikan sendiri.
Keunikan Tuyuhan adalah standar pemotongan ayam kampungnya; dipotong menjadi 8 bagian dan bentuk potongan lontongnya yang segitiga, yang melambangkan budaya, agama, dan pendidikan. Nama Tuyuhan sendiri diambil  dari nama desa, karena di sanalah awal mula Lontong Tuyuhan ini. Balik ke rasa, hmmm... mereka memang sudah expert banget.
Gurih rasanya merasuk hingga ke bagian dalam sisi daging. Tiap gigitan serasa nikmat walaupun tanpa didampingi kuah. Bagi penyuka tempe, wah, tempe pun begitu nikmat, mungkin karena terendam lama bersama kaldu ayam. Anehnya, walaupun tidak ada asap menyembul dari Tuyuhan, tidak dihidangkan panas, gurih rasanya tidak membuat enek. Mungkin karena ada rasa pedasnya ya. Tetap yummy dihidangkan dalam suhu ruang.
Kemarin, per tanggal 1 Mei 2022, Lontong Tuyuhan dibandrol dengan harga Rp 20.000 per porsi. Selamat mencoba kuliner Rembang ya..
Baca Juga: Wisata Kota Gombong: Tempe Mendoan di Sempor dan Goa Jatijar
Baca Juga: Gn. Merbabu Jalur Suwanting: Aksi Minus dan Efeknya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H