Pk. 03.40 wib"Kok sepi?" tanya anakku saat memulai langkahnya memasuki gerbang jalur pendakian Ijen. "Ya sepi banget. Pengunjung pada masuk pas loket buka, jam 03.00 tadi". Pertanyaan berulang lagi karena hingga menit ke-15, suasana begitu sunyi, begitu gelap. " Apa sampe atas, sepi gini ga ada orang, Bu?" ada gambaran rasa khawatir dalam pertanyaannya. Senter ia arahkan ke kanan, ke kiri, putar-putar, berusaha mencerna keadaan yang lama-lama berbau horor. Memang benar-benar hitam pekat di sekeliling kami. Tidak ada cahaya sama sekali. Tangannya meraih tanganku, genggaman mengeras membuatku tersenyum, wkwk.. untung ga keliatan, di usianya yang sekarang pantang banget tuh liat Ibunya happy. Â "Ga, Mei. Entar di belokan pasti ketemu orang. Asal kita tetap jalan biarpun pelan, semakin ke atas, semakin banyak ketemu orang." "Yakin banget?" ih ga percaya.. "Ya, mereka pasti capek, rehat, ngelurusin kaki, trus pasti ada yang bilang.. masih jauh ya? aku ga kuat! atau duh, sakit loh kakiku." Wkwk, entah anakku percaya atau tidak, bedanya tipis karena ga ada pilihan, wkwk. Sepanjang jalan sunyi dan gelap ini, obrolan kami mengalir ga terburu-buru, benar-benar clear satu sama lain.
Sampai di atas, senyumnya melebar. Ijen ini memang begitu indah. Dia lelah tapi saya tau dia puas, dan bilang dalam hatinya kLu perjalanan ini sungguh sepadan dengan hasilnya, wkwk.. "Bu, pengen duduk." Oke, saya ajak Mei ke arah pepohonan yang kering karena terbakar. Wkwk. dalihnya mencari tempat datar, sebenernya sih sambil cari spot foto yang bagus, dan ngiterin sedikit kawah. Then, kami istirahat sambil ngeliat rombongan lain di sisi kanan kiri kami.
- Â bisa ngobrol lebih intim dan fokus antara Ibu dan anak
  Tidak ada gangguan gadget atau orang lain.
- berani mengambil keputusan dan menerima resikonyaÂ
  Sebelumnya Mei bilang: kalo ga bisa liat blue fire, kenapa harus berangkat pk 03.00? dan akhirnya kita pun berangkat pk 03.40, dan wkwk...sepi dong.
- berani untuk hadapi ketidakpastian
  Bagi si kecil, tentu pendakian dalam gelap merupakan struggeling tersendiri.
- tingkatkan rasa saling percaya antara Ibu dan anak
  "Gpp, entar pasti ketemu orang-orang. Asal kita tetap jalan biarpun pelan, semakin ke atas, semakin banyak ketemu orang."