Mohon tunggu...
Catarina DericciMendonsa
Catarina DericciMendonsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Baru belajar

OT7

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sedikit Cerita tentang Perjalanan Kami Menuju Wisata Nepal van Java

18 Mei 2022   15:41 Diperbarui: 18 Mei 2022   15:44 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan kuliah semester genap yang lalu saya bersama teman-teman saya mengunjungi salah satu tempat wisata yang sedang viral kala itu tepatnya di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dusun itu mendapat julukan Nepal Van Java karena memiliki pemandangan berupa rumah penduduk yang menumpuk di lereng gunung, sama seperti di Negara Nepal. Bedanya, Nepal Van Java terletak di Dusun Butuh yang berada di lereng gunung Sumbing sedangkan Negara Nepal memiliki Gunung Everest. 

Cuaca mendung sejak pagi tak menyurutkan langkah kami menuju wisata Nepal Van Java. Bermodalkan google maps, kami menempuh sekitar 66 Km dari pusat Kota Yogyakarta atau 2 jam perjalanan untuk tiba di lokasi. Beberapa kali bertanya pada warga setempat karena baru kali ini kami mengunjungi. Google map yang kami ikuti hanya mengantar kami sampai di Gembongan. Masih ada 4,2 kilometer menuju lokasi. Jalan desa menuju lokasi Nepal Van Java berupa aspal yang berlubang disana-sini. Jalanan seperti itu bukan masalah bagi kami. Yang paling ngeri sebenarnya adalah jalan cor curam sejauh 4 km menuju lokasi yang sangat menguji adrenalin. Tetapi rasa takut itu hilang setelah melihat pemandangan sekitar jalanan yang begitu indah. Sepanjang jalan disuguhi tanaman bawang, stroberi, ada juga kabut dan pegunungan. 

Saat tiba di tempat parkir, kami mengedarkan pandangan ke sekeliling, semuanya serba hijau. sempat mengambil beberapa gambar sebelum menuju ke pintu masuk. Setelah membeli tiket masuk, kami mulai berjalan menuju ke puncak pemukiman warga. Perjalanan menuju puncak memang sangat ekstrem karena jalanannya berupa tanjakan yang sangat sempit dan sering dilalui sepeda motor milik warga sekitar. Walaupun jalanannya sempit, namun pemandangannya luar biasa indah. Sambil berjalan, kami mengambil begitu banyak gambar karena kami berpikir kapan lagi kita bisa kesini jadi selagi ada kesempatan, kita harus mengambil gambar sebanyak-banyaknya. Warga sekitar juga sangat ramah. 

Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke puncak pemukiman warga. Lelah dan bahagia bercampur jadi satu. Kami memutuskan beristirahat di salah satu taman yang ada di puncak pemukiman. Ternyata pemandangan di puncak lebih indah dibandingkan di sepanjang jalan menuju puncak. Tetapi sesaat kemudian udara mulai dingin dan kabut tebal mulai menyelimuti area pemukiman warga padahal jam baru menunjukkan pukul 1 siang.

Setelah berfoto ria kami memutuskan untuk turun ke parkiran dan meninggalkan tempat yang memberi sedikit kenangan itu. Akhirnya kami kembali ke Kota Yogyakarta dengan hati yang sangat bahagia. 

..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun