Mohon tunggu...
Cataleya Arojali
Cataleya Arojali Mohon Tunggu... Buruh -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kucing Melly yang Cemumut Part 4 (Kekuatan Tikus)

9 April 2016   14:53 Diperbarui: 9 April 2016   15:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampak anak tikus sedang konvoi berjalan dari satu tempat ketempat yang lain. Mereka sangat unik jika berjalan beriringan. Anak tikus yang berjalan paling depan, ekornya digigit oleh anak tikus yang kedua, dan seterusya anak tikus yang kedua, ekornya digigit sama anak tikus yang ketiga, sampai ketiga yang terakhir, ia hanya menggigit.

Maksud jalan konvoi seperti itu adalah agar mereka tidak kehilangan tali ikatan keluarga. Juga untuk menghindari serangan buasnya seekor kucing. Karena anak tikus berprinsip "Bersatu kita teguh, berpisah kita lumat dimakan kucing." Itulah ajaran kedua orang tua mereka.

Bahkan mereka terdoktrin oleh kedua orangtuanya. "Untuk bertahan hidup kita harus menjadi pencuri makanan. Tapi jika tidak ada yang dicuri harus berani makan sabun mandi." 

Itulah doktrin kedua orangtua mereka kepada anak-anaknya. Bukan hanya doktrin yang ditanamkan di otak mereka, tapi juga bagaimana cara menjadi pencuri yang handal dan mumpuni serta sigap jika terjadi sesuatu seperti serang balik dan gigit cepat jika terinjak.

Di dalam lobang gorong-gorong rumah Noni. Sang ibu Tikus asik bergumul dengan ketiga anaknya yang sudah mangkat besar. Dalam gumulan itu sang Bunda berkata memberikan wejangan semacam dongeng kekuatan seekor Tikus.

"Dengar anak-anakku! Pada zaman dahulu kita mempunyai raja yang sangat ditakuti dan disegani oleh para bangsa manusia terutama para petani. Mereka dibuat kalang-kabut jika penen tiba di sawah yang mereka kelola. Sang raja memerintahkan prajurit-prajuritnya ketika musim panen tiba untuk merampok padi mereka. Semua prajurit tunduk dengan suka ria membabat habis seluruh padi yang mereka tanam sehingga tak tersisa sebijipun!"

Ketiga anaknya mendengarkan dengan tazim. Tapi ada satu anaknya yang hanya cengar-cengir menguarkan dua giginya.

"Tapi sayang anakku!" lanjut sang Bunda bercerita. "Ada salah satu prajurit yang rakus sehingga berbuat korupsi. Ngakunya dapat dua karung, ketika di selidiki oleh pengadilan anti korupsi, prajurit itu memakan padi hingga dua karung lebih. Sehingga prajurit itu di hukum pancung. Lalu kepalanya gelinding dan jatuh di jerami. Tak lama seekor kucing datang dan memakan kepala prajurit tikus ini. (Sampai sekarang Kucing paling suka dengan kepala tikus)

"Lalu???" kata salah satu anak Tikus bernama Nyising.

"Setelah itu." lanjut cerita sang Bunda. "Raja Tikus tewas mengenaskan di pematang sawah dengan isi perut terburai, seperti ditebas denga menggunakan parang. Nah, semenjak itu para prajurit kehilangan komando sehingga harus mencari makan sendiri-sendiri walaupun dengan cara mencuri dan korupsi." "Tapi Motto Tikus sang Pencuri sampai di abadikan oleh Manusia dengan istilah 'Tikus kantor, seperti lirik lagu Bung Iwan Fals'".

Sejenak sang Bunda terdiam. Lalu menitikan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun