Mohon tunggu...
I am a free soul
I am a free soul Mohon Tunggu... Wiraswasta - A mother of two beautiful souls

Give me fruits and take me to the woods. I am easy to please.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Indahnya Desa Bari yang Belum Tersentuh Listrik

30 Juli 2018   14:31 Diperbarui: 31 Juli 2018   08:52 1997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja nan damai di dermaga Labuliang, desa Bari (dokpri)

Sayapun tersenyum lebar, aaahhh... terbayang beberapa hari ke depan akan sangat menyenangkan. Kami lantas turun dan saya masih saja merasakan sisa getaran mesin perahu. Jadi begitu turun ke darat berasa lagi pegang mesin pengebor tanah. Hehehehee...

Indahnya pemandangan di dermaga kayu Labuliang, desa Bari (dokpri)
Indahnya pemandangan di dermaga kayu Labuliang, desa Bari (dokpri)
3 buah rumah panggung berdiri bersebelahan di pinggiran pantai. Itu saja rumah yang saya temui pertama kali. Saya dan teman kemudian berjalan di bawah pohon pohon kelapa dan kebun coklat untuk menuju rumah dia. 

Sudah menit ke 5 kami berjalan, kami belum menjumpai/ berpapasan dengan orang lain atau rumah warga. Waaah sepi sekali. Sampai kemudian di menit ke 7, saya mulai melihat rumah satu per satu. Tak sampai 10 rumah hingga tiba di rumah teman. Bisa bayangkan sepinya kan?

Jalan di dusun Toroloji, desa Bari (dokpri)
Jalan di dusun Toroloji, desa Bari (dokpri)
Rumah mereka termasuk di wilayah Dusun Toroloji. Tidak tahu berapa tepatnya jumlah warga disana, tapi sempat dengar ada 90KK di dua dusun yakni Dusun Toroloji dan tetangganya Dusun Labu Liang. Tentunya Dusun Labu Liang memiliki jumalh KK yang jauh lebih banyak kalo di lihat dari jumlah rumah yang nampak dari kejauhan. 

Karena Labu Liang termasuk sebuah dusun nelayan dengan rumah penduduk yang lumayan banyak dan berdekatan. Sementara rumah warga di Toroloji berdiri jarang dan berjauhan antara satu dengan yang lainnya. Warung, benar kata teman saya, susah. Warung terdekat dari rumah teman saya berada sekitar 10 menit dengan motor.

Rumah rumah panggung di dusun Labuliang, desa Bari (dokpri)
Rumah rumah panggung di dusun Labuliang, desa Bari (dokpri)
Menjelang sore, saatnya untuk jalan jalan mencari tempat yang bagus untuk menikmati sunset. Temanpun mengajak saya ke dermaga Labu Liang. Saya sangat bersemangat. Bisa di bayangkan sunset dari tempat ini pasti akan sangat luar biasa. Benar saja, napas seperti terhenti sejenak, mata berbinar dan tak hentinya saya bergumam, "... indahnyaaa... aduh, bagus banget".

Senja nan damai di dermaga Labuliang, desa Bari (dokpri)
Senja nan damai di dermaga Labuliang, desa Bari (dokpri)
Ada 2 perahu nelayan yang sedang parkir di dermaga tersebut. Salah satunya beranjak pergi menjauh untuk melaut mencari ikan. Airnya sangat tenang, tidak seperti laut, lebih terasa di danau. Sesekali terlihat ikan ikan berlompatan. 

Tak ada suara lain selain suara kami berdua atau tepatnya suara saya yang tak henti hentinya memuji keindahan tempat itu. Di sebelah kiri Labu Liang adalah teluk Nanga Kobo. Terlihat dari kejauhan kabut perlahan turun di antara pepohonan di hutan Nanga Kobo. Di seberang Labu Liang membentang Pulau Longos dimana saat itu menjadi peraduan sang surya. 

Pemandangan sore hari di dermaga Labuliang, desa Bari (dokpri)
Pemandangan sore hari di dermaga Labuliang, desa Bari (dokpri)
Matahari telah terbenam, tapi keindahannya tak berhenti disitu. Semburat warna jingga kemerahan mewarnai langit saat itu, sekitar 30 menit setelah matahari terbenam sebuah atraksi yang sangat saya sukai pun di mulai. Keluarnya ribuan atau bahkan mungkin jutaan kalong (kelelawar) dari balik rerimbunan Pulau Longos. Langit yang tadinya bersih cerah kemerahanpun di penuhi Kalong yang terbang ke berbagai arah. 

Luar biasa. Saat itu juga saya bilang kepada teman saya, bahwa kampung dia adalah salah satu tempat yang paling indah yang pernah saya kunjungi. Diapun menganggap saya berlebihan dengan menilai seperti itu. Umh, berarti dia memang belum terlalu mengenal saya. Seandainya dia tahu pada saat itu saya merasa sangat bahagia, sangat damai dan sangat bersyukur atas apa yang sedang saya nikmati di depan mata.

Sunset at Labuliang, Bari (dokpri)
Sunset at Labuliang, Bari (dokpri)
Mulai gelap, setelah mengucap terima kasih kepada teman karena telah membawa saya ke tempat indah itu, kamipun kembali ke rumah. Jalan rusak berbatu, sepi tak ada satupun orang lain yang kami temui sepanjang 15 menit berkendara sepeda motor. Sebenarnya jarak rumah teman dengan dermaga tak begitu jauh, tapi karena jalanan sangat rusak, jadinya lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun