[caption id="attachment_342044" align="aligncenter" width="600" caption="Melihat beberapa ekor kalkun saat menuju pantai Selong Belanak"]
Menjelang siang, cuaca makin cerah. Langitpun terlihat mulai biru. Teman saya menganjurkan untuk melihat proyek jalan baru yang membuka akses menuju Torok Air Belek yang konon katanya akan langsung tersambung ke Sekotong. Kenapa tidak, pikir saya. Ayolah, mumpung disini gumam saya menyemangati diri sendiri. Sayapun kemudian ditunjukkan arah menuju jalan masuknya dan kemudian melanjutkannya sendiri. Ini pertama kali saya melihat dan melewati jalan yang sedang di garap. Ini proyek besar, pikir saya. Luar biasa potensi kawasan ini jika jalan ini selesai. Tapi memang perjalanannya tidak nyaman sama sekali karena jalanan masih berupa tanah berkerikil dan sangat berdebu. Sebenarnya sejak awal memasuki proyek jalan ini saya sudah merasa ngeri karena meskipun lebar, ada bagian yang sangat menanjak dengan sisi yang terjal dan tanpa pembatas, sedikit saja terpeleset saya bisa berguling puluhan meter kebawah. Tapi itu hanya sebagian kecil kecemasan dari apa yang selanjutnya terjadi.
[caption id="attachment_342060" align="aligncenter" width="600" caption="Jalan baru menuju Torok Air"]
[caption id="attachment_342095" align="aligncenter" width="600" caption="Proyek jalan yang masih berupa tanah "]
Sekitar 40 menit kemudiannya, saat saya sudah tiba dimana saya merasa cukup, saya memutuskan untuk kembali dan mampir ke pantai pantai yang sekilas nampak terlewati.
[caption id="attachment_342071" align="aligncenter" width="600" caption="Beberapa anak yang terlihat bermain di proyek jalan baru tersebut. Sadarkah mereka bahwa mereka dihadapkan pemandangan yang menakjubkan setiap harinya?"]
[caption id="attachment_342096" align="aligncenter" width="600" caption="Satu satunya pantai yang sempat saya datangi dan mungkin ini yang namanya Pantai Torok Air Belek"]
[caption id="attachment_342098" align="aligncenter" width="600" caption="Pantai Torok Air Belek"]
Baru saja saya tiba di pantai pertama, langit (sangat) tiba tiba gelap dan langsung hujan deras. Sayapun memacu motor lebih laju karna membayangkan jalanan akan sangat licin. Tapi ya Tuhan, ban motor saya sudah mulai terpeleset sana sini. Dan itu baru beberapa puluh meter, dan masih ada berkilo kilo meter lagi jalan yang harus saya tempuh dengan medan yang jauh lebih sulit. Yap, tibalah saya di tanjakan utama dan menangis karna tak sanggup lagi. Motor tak bisa bergerak karna sangat licin dan tak seorangpun terlihat melintas. Di tengah hujan saya coba untuk menghubungi teman di Selong tapi bisa di tebak, tak ada sinyal. Sayapun hanya bisa menangis sambil tetap memegangi motor karna tak bisa di parkir kecuali rela jika motor melorot lagi. Sementara kaki mulai perih karna luka luka menahan untuk tetap berpijak tanpa terpeleset.
15 menit berselang, dari jauh saya lihat ada 3 orang masing masing mengendarai motornya. Mencoba menghibur diri dengan tetap berpikiran positif bahwa mereka akan membantu saya. Bagaimanapun juga bayangan tentang kriminalitas tetap ada, apakah saya akan di rampok, di bunuh dan sebagainya. Lagi lagi saya bernasib baik, mereka membantu saya! Dengan sangat susah payah akhirnya tanjakan itu terlewati. Mereka membantu membawa sepeda motor saya hingga ke jalan setapak yang sudah tidak licin sementara saya tertatih untuk tiba menyusul motor saya.