Mohon tunggu...
I am a free soul
I am a free soul Mohon Tunggu... Wiraswasta - A mother of two beautiful souls

Give me fruits and take me to the woods. I am easy to please.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dirampok di Sri Lanka lalu Dimanjakan di Kamboja

19 Juni 2014   20:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:06 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah waktu dan tempatnya yang kurang tepat sehingga saya sungguh tidak menikmati perjalanan di Sri Lanka? Apa yang salah kira-kira karena saya melihat di beberapa forum ada yang sangat menikmati liburan di negara ini.

[caption id="attachment_343593" align="aligncenter" width="600" caption="Galle Fort - Sri Lanka"][/caption]

Tidak pernah sekalipun terbesit di benak saya untuk mengunjungi Sri Lanka. Melirik mahalnya tiket pesawat ke sana, saya pasti lebih memilih untuk pergi ke negara lain yang biayanya sama. Tapi pekerjaan membuat saya harus dengan senang hati berangkat ke sana. Jadilah pesanan tiket dibayar. Karena sejak awal saya sudah khawatir Sri Lanka tidak akan membuat hati saya senang, saya pun juga membeli tiket ke Kamboja. 5 malam di Sri Lanka dan 3 malam di Kamboja, tepatnya di Siem Reap.

Singkat cerita, saya tiba di Kolombo sekitar pkl. 7:30 pagi waktu setempat. Begitu keluar dari bandara saya langsung melihat sopir yang menjemput saya. Sopir ini kiriman dari villa di Galle, tempat saya akan menginap beberapa hari ke depan. Sekali lagi, itu pkl. 7:30 pagi dan matahari menyengat layaknya pkl 12 siang. Setelah menukarkan sedikit Dollar ke mata uang Sri Lanka saya pun menunggu sang sopir yang mengambil mobilnya di parkiran.

Sambil memicingkan mata karena silau mata saya melihat ke sekeliling dan tersenyum geli melihat bus-bus yang entah sudah umur berapa puluh tahun terparkir berjejer di salah satu sisi areal parkir. Saya pun mulai mendelikkan mata sambil menebak-nebak mobil apa yang akan mengantar saya ke tempat tujuan. Dan tak perlu menebak lebih lama karena sebuah sedan Nissan Sunny yang entah keluaran tahun berapa pokok udah tua aja dah, menghampiri saya dan dikendarai oleh orang yang menyapa saya saat tiba tadi. Jadi yep, itulah mobil jemputannya. Untung sopirnya baik dan ramah. Jadi lumayanlah...

[caption id="attachment_343594" align="aligncenter" width="449" caption="Mr. Lucky"]

14031571741817513559
14031571741817513559
[/caption]

Tapi jujur saja, di menit ke-30 saya keluar dari bandara, saya sudah ingin segera keluar dari Sri Lanka. Kenapa? Nah saya sendiri saat itu tidak tahu. Pokok pengeen aja.

Keberuntungan saya di Sri Lanka adalah menginap gratis di sebuah villa di dalam areal Galle Fort. Ya, sebuah villa pribadi yang termasuk mewah di situ. Galle Fort adalah sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1588 oleh Bangsa Portugis dan diduduki oleh Belanda selama abad ke-17. Semua bangunan di situ adalah bangunan kuno yang berusia ratusan tahun, termasuk villa yang saya tempati usianya hampir 400 tahun. Sebuah villa dengan 5 kamar dan kolam renang pribadi, lengkap dengan pelayan dan tukang masak yang dihargai US$625 per malamnya di bulan itu (Agustus). Standar bintang lima pokoknya. Namanya The Ambassador's House. Meskipun usia bangunan sudah ratusan tahun tapi nampak masih sangat terawat. Bangunan asli masih kokoh, hanya kolam renangnya saja yang tambahan.

[caption id="attachment_343595" align="aligncenter" width="600" caption="Saya bersama staff di The Ambassador"]

1403157279684164984
1403157279684164984
[/caption]

[caption id="attachment_343596" align="aligncenter" width="600" caption="Ini nih master bedroomnya yang saya tempati. Rada rada serem sih, tapi nyaman banget. "]

14031573371947070436
14031573371947070436
[/caption]

[caption id="attachment_343598" align="aligncenter" width="600" caption="Bathroom at The Ambassador"]

14031573851729394051
14031573851729394051
[/caption]

Selama berada di wilayah Galle, saya mengunjungi beberapa villa pribadi lain (urusan kerjaan :D) di beberapa daerah pantai di antaranya di Unawatuna dan Tangalle. Yang istimewa yang saya lihat di Sri Lanka adalah pantainya. Bagus-baguuus dan bersih. Di Galle Fortnya sendiri saya berkeliling setiap pagi melihat kehidupan warga di sana. Banyak bangunan bangunan kuno yang sangat artistik dan pohon-pohon besar yang usianya sudah ratusan tahun. 3 hari di Galle saya kemudian pindah ke Kandy, daerah pegunungan yang terkenal dengan perkebunan tehnya.

[caption id="attachment_343599" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu sudut Galle Fort. Di Galle Fort, bangunannya semua berusia ratusan tahun. Lebih terkesan gimanaa gitu dengan adanya banyak burung gagak hitam. "]

1403157432906041717
1403157432906041717
[/caption]

[caption id="attachment_343600" align="aligncenter" width="600" caption="Bus pariwisata yang umurnya entah sudah berapa puluh tahun lagi nongkrong depan gerbang masuk Galle Fort"]

1403157512793476936
1403157512793476936
[/caption]

Lantas, apa ceritanya saya dirampok di Sri Lanka? Begini, sebenarnya saya tidak benar-benar dirampok/diambil paksa barang berharga milik saya oleh orang tak dikenal. Saya katakan saya dirampok karena biaya hidup di sini sangat mahal menurut saya. Mobil yang menjemput saya di bandara, akhirnya saya sewa untuk mengantar saya ke sana kemari. Saya tidak mencari transportasi umum karena selain tidak berani, jarak yang akan saya tempuh nantinya juga lumayan jauh, berjam-jam. Jadi ya sudahlah, saya sewa sekalian. 5 hari menyewa mobil biayanya 5 juta. Sudah termasuk bensin dan sopir.

Saya di sana 6 hari 5 malam, 3 malam pertama saya menginap gratis di villa, 2 malam terakhir saya menginap di hotel di luar Galle seharga 800 ribu per malam untuk kamar yang sangat biasa. Ada sih hotel-hotel yang harga 500-an, tapi mungkin saya tidak akan bisa tidur sepanjang malam karena kondisi hotel-hotel tersebut sudah teramat saaaangat tua dan kurang terawat. Tiket masuk ke tempat wisata sangatlah mahal. Contohnya saja masuk ke kebun raya di Kandy, turis dihargai sekitar 175 ribu per orang. Lolipop yang biasa saya beli seharga 1000 Rupiah di Indo, di sana saya beli seharga 3.500. Makanan dan minumannya juga tentunya. Ooohh sungguh saya merasa sangat menderita saat itu melakukan perjalanan dan tidak menikmatinya. Terlebih lagi apa pun jenis makanan yang saya pilih, lidah saya selalu mencicip rasa kari. Well, saya suka kari sih, tapi tidak untuk setiap hari dan 2-3x sehari. Please, get me out of here!

[caption id="attachment_343608" align="aligncenter" width="448" caption="Pemandangan unik dekat gerbang masuk Galle Fort :D"]

1403157998442088803
1403157998442088803
[/caption]

[caption id="attachment_343601" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu pantai di wilayah Tangalle. Highlight trip saya di Sri Lanka."]

14031575782054628527
14031575782054628527
[/caption]

Akhirnya, hari yang dinanti pun tiba. Saya keluar dari Sri Lanka menuju Siem Reap, Kamboja, lewat KL. Entah karena saya merasa teramat sangat jenuh ketika di Sri Lanka atau memang Kamboja memberi hawa sejuk seperti halnya Thailand, Vietnam, Laos, begitu tiba di Siem Reap saya tersenyum lebar selebar senyum sopir tuktuk yang menjemput saya. Ini salah satu keunikan Siem Reap, banyak hotel di sini yang menyewa tuktuk sebagai transportasi antar-jemput tamu-tamunya. Eits... Meskipun tuktuk, tapi begitu ketemu saya langsung disodori handuk basah yang segar dan minuman dingin. Ada birnya pula :D. Naaaahhh, saya aja langsung jatuh cinta masa Anda tidak?

[caption id="attachment_343602" align="aligncenter" width="600" caption="Ini nih jemputan dari hotel tempat saya menginap di Siem Reap *tuktuk di belakang kami"]

1403157651181311410
1403157651181311410
[/caption]

Saya menginap di sebuah hotel di pusat Siem Reap. Namanya The Villa. Hotel kecil yang mendapat review sangat bagus di Trip Advisor. Kamarnya sangat luas, bersih, wifi gratis dan yang terpenting adalah harganya murah! Hanya US$30 per malam. Dari sini saya bisa berjalan kaki dengan mudah ke pusat belanja dan restoran serta pasar seni. Pertama kali masuk ke restoran, menunya membuat saya kaget kegirangan. Murah! Lagi-lagi soal harga. Harga yang tertera di menu hanya 1-3 Dollar saja. Oh iya, meskipun Kamboja punya mata uangnya mereka sendiri, tapi kita bisa bertransaksi dengan Dollar Amerika. Di mana saja, termasuk penyewaan sepeda, warung dan pasar tradisional.

Siem Reap sangatlah nyaman bagi saya. Ada perasaan senang yang menggelayuti saya sepanjang waktu selama di sana. Hari pertama dan kedua saya menyewa mobil dan sopir untuk mengantarkan berkeliling melihat kompleks Angkor Wat dan keluar agak jauh ke Danau Tonle Sap dan ke Candi Beng Mealea, sebuah candi hindu yang berada sekitar 45 km ke timur dari kompleks Angkor Wat. Mobil yang saya sewa seharga US$30 termasuk sopir adalah Camry. Meskipun bukan keluaran terbaru tapi sangat nyaman dengan AC yang super sejuk. Nah, sehari di Sri Lanka bisa untuk 3 hari di Kamboja. Lebih nyaman lagi!

[caption id="attachment_343604" align="aligncenter" width="445" caption="After sunrise - Angkor Wat"]

14031577571004733676
14031577571004733676
[/caption]

Mengunjungi kompleks Angkor Wat memerlukan waktu sehari penuh. Tur dimulai sekitar pkl. 9 pagi hingga pkl. 5 sore. Keesokan paginya, karena Angkor Wat terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang fenomenal, saya pun sudah nongkrong di sana sejak pkl. 5 pagi, masih gelap dan terasa sunyi. Tapi ketika dunia mulai terang, matahari muncul dengan malu-malunya, saya kaget karena ternyata di sana ada banyak sekali orang dengan tujuan yang sama seperti saya.

[caption id="attachment_343605" align="aligncenter" width="449" caption="Mereka yang menikmati sunrise di Angkor Wat"]

1403157807894807777
1403157807894807777
[/caption]

Hari terakhir saya di Siem Reap; paginya saya diajak sarapan di sebuah warung di dalam yang pengunjungnya hanya orang lokal saja. Ramai dan gaduh tapi asik. Malam harinya, saya juga diajak makan di sebuah tempat yang biasa dikunjungi oleh anak-anak muda lokal. Ini yang saya suka, berada di antara orang lokal dan menyantap makanan khas mereka.

[caption id="attachment_343606" align="aligncenter" width="426" caption="Fish amok - salah satu kuliner khas Kamboja"]

1403157860490115223
1403157860490115223
[/caption]

[caption id="attachment_343607" align="aligncenter" width="450" caption="Maaf saya mejeng bentar, nunjukin serunya BBQ ala Kamboja ;)"]

14031579111130059194
14031579111130059194
[/caption]

Siem Reap penuh kenangan bagus yang setiap saat muncul dan ingin diulang kembali setiap kali saya melihat ada promo tiket pesawat murah :D. Saya suka makanannya, saya suka kualitas bagus kaos 15 rb mereka yang dijual sebagai oleh-oleh, harga sewa mobil dan hotel yang murah serta candi-candi bersejarah yang saya kunjungi sangat membekas di benak saya. Kembali ke Bali, kerja lagi, ngumpulin bekal lagi supaya bisa kembali ke Kamboja segera!

Biaya dalam hitungan hari Sri Lanka vs Kamboja versi saya:
Sri Lanka: Hotel 800 rb + sewa mobil (termasuk sopir dan bensin) 1 jt + makan & minum 120 rb = Rp. 1,920,000
Kamboja: Hotel 300 rb + sewa mobil, sopir dan bensin 400 rb + makan & minum 75 rb  = Rp. 775,000
Hitungan tersebut belum termasuk biaya masuk ke tempat wisata, beli jajanan dll.

Selebihnya mengenai perjalanan saya di Sri Lanka dan Cambodia akan saya bahas di artikel terpisah. Tentunya dengan cerita yang lebih lengkap, foto yang lebih banyak. Ssshh.... Seperti biasa di setiap trip, ada yang seru seru, lucu, menyebalkan, mengenaskan :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun