Mohon tunggu...
I am a free soul
I am a free soul Mohon Tunggu... Wiraswasta - A mother of two beautiful souls

Give me fruits and take me to the woods. I am easy to please.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menepis Sisi Romantis Gili Air

9 Juli 2014   21:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:50 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda orang romantis? Penikmat keindahan alam yang sebenarnya? Jika iya, saya yakin Anda akan menikmati membaca artikel ini.

[caption id="attachment_347000" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise di Gili Air"][/caption]

Berkesempatan mengunjungi Lombok untuk kesekian kalinya karena seorang teman begitu tertarik melihat Lombok setelah membaca artikel saya beberapa waktu lalu dan saya diminta menemaninya. Tentulah saya sambut dengan gembira. Lombok, buat saya adalah tempat yang setiap saat ingin saya kunjungi.

Perjalanan di putuskan tanggal 2-5 Juli, Bali - Lombok bertiga. Berhubung kedua teman saya belum pernah ke Lombok, saya pikir sebaiknya saya ajak mereka menuju Gili dulu. Mereka suka pantai yang sepi, jadi saya putuskan untuk bawa ke Gili Air yang kebetulan bisa langsung dituju dari Bali menggunakan kapal cepat. Sssstt... Sebenarnya saya juga belum pernah ke Gili Air :D. Nasib baik sedang di pihak saya, kapal cepat yang biasanya saya bayar 250-300,000 sekali jalan, bisa di dapatkan di harga 150,000 sekali jalan, per orang tentunya. Naiknya dari pelabuhan Padangbai. Kapalnya besar, bersih dan nyaman.

[caption id="attachment_347011" align="aligncenter" width="600" caption="Tanpa bermaksud narsis, cuman mau nunjukin nyamannya duduk di dalam boat :D"]

1404889026445314452
1404889026445314452
[/caption]

Singkat cerita, tgl 2 Juli, pkl. 11:30 kami tiba di Gili Air. Salah satu pulau yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Berbeda dengan Gili Trawangan yang sudah sangat ramai dan penuh jejal, Gili Air terbilang jauh lebih sepi dengan kehidupannya yang santai dan damai. Tak terdengar dentuman musik atau riuhnya wisatawan yang berjalan seperti di Gili Trawangan di bulan bulan ini.

[caption id="attachment_347025" align="aligncenter" width="600" caption="Suasan perkampungan di Gili Air"]

1404890340916417872
1404890340916417872
[/caption]

Berhubung kami tidak memesan hotel/ penginapan sebelumnya, kamipun langsung berjalan menyusuri jalan berdebu di pulau cantik ini untuk mencari tempat menginap. Lumayan sulit mendapatkan penginapan di area yang dekat pantai dibulan ramai pengunjung. Saya yakin kalau mau berjalan lebih jauh atau menyewa sepeda terlebih dahulu kemudian berkeliling mencari penginapan akan mendapat lebih banyak pilihan. Tapi kami lebih memilih untuk berada tak terlalu jauh dari pantai dan kebetulan akhirnya menemukan yang cocok. Bangunannya sangat baru, hanya 2 kamar saja dan berada di antara rumah penduduk, seperti penginapan di pulau ini pada umumnya. Kamarnya luas, kamar mandinya apalagi. Ada terasnya pula! Harganya IDR200,000 per malam untuk 3 orang. Tanpa sarapan. Muraaahhhh!

[caption id="attachment_347014" align="aligncenter" width="600" caption="Home Stay - Gili Air"]

1404889140529605374
1404889140529605374
[/caption]

[caption id="attachment_347016" align="aligncenter" width="600" caption="Gili Air Home Stay"]

1404889163658926260
1404889163658926260
[/caption]

Setelah berisitirahat sejenak, kamipun lantas menyewa sepeda dan mulai menyusuri sisi pulau yang paling ramai. Ini adalah kunjungan pertama saya di Gili Air, jadi masih meraba raba ada apa saja di sisi mana. Setelah cukup jauh bersepeda ke arah barat, kamipun memutuskan berhenti di sebuah cafe di pinggir pantai untuk beristirahat menikmati siang hingga senja menjelang. Berhubung bulan puasa, banyak warung kecil penjual makanan yang hanya buka di sore hari. Tapi restoran restoran di sepanjang pantai tetap dengan jam buka seperti biasanya.

[caption id="attachment_347027" align="aligncenter" width="600" caption="Ga nahan buat ga nampang kalo latar belakangnya cantik begini :D"]

14048905471859435678
14048905471859435678
[/caption]

Pantai di sisi ini lumayan bagus. Konon ini sisi yang paling lebar di pulau ini. Kamipun leyeh leyeh menikmati pemandangan khas Lombok, pantai pasir putih, air lautnya yang bening dengan latar belakang perbukitan. Pemandangan matahari terbenam sore itu lumayan indah. Mendadak saya jadi melo dan mengkhayal kalau bisa menikmatinya dengan pasangan sambil senderan di bahu. Uhuukkss... Hahahaa... Sayangnya kami bertiga tak punya pasangan. Tapi buat saya ada iPhone dan bir dingin saja sudah terasa lengkap.

[caption id="attachment_347028" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu teman sedang menikmati indahnya pemandangan Gili Air"]

14048905821365420539
14048905821365420539
[/caption]

Tak terasa kami telah menghabiskan 4 jam duduk di pinggir pantai tanpa mendengar suara apapun selain ombak dan sesekali kayuhan sepeda dari jalan setapak di belakang cafe. Setelah mulai gelap, baru terlihat beberapa turis asing yang melintas. Sepertinya mereka juga usai menikmati sunset di sisi barat pulau.

[caption id="attachment_347030" align="aligncenter" width="600" caption="Sunset Gili Air - 2 Juli 2014"]

14048911141618299327
14048911141618299327
[/caption]

Malam seusai mandi, kami nongkrong di Safari Beach Bar di sisi barat pulau. Tempat ini terlihat sangat indah saat kami lewati tadi kembalinya dari melihat sunset. Ini satu satunya tempat yang ada live musicnya dan buka sampai agak malam. Tempat lain katanya biasanya tutup pkl 10-11 malam. Suasana akrab sangat mudah di dapat ketika kita berada di sebuah pulau kecil dengan sebotol bir dingin bersama pengunjung lain menikmati lagu lagu yang di nyanyikan seorang pria yang sepertinya memang penyanyi disitu. Seru pokoknya!

[caption id="attachment_347031" align="aligncenter" width="600" caption="Safari Beach Bar - Gili Air"]

14048912731868712140
14048912731868712140
[/caption]

Kembali ke penginapan tengah malam, kami bertiga bersepeda tanpa ada rasa khawatir padahal sangat sepi. Entah dari mana datangnya rasa nyaman dan aman itu. Tiba di penginapan teman teman saya langsung tertidur sementara saya tak tidur sepanjang malam jadi saya mendengar keramaian saat sahur menjelang. Si Ibu pemilik penginapan juga sibuk di dapurnya. Pkl. 5 pagi teman teman saya bangun karna kami janjian akan melihat matahari terbit. Salah satu teman menghampiri pemilik penginapan di dapurnya untuk meminta air panas untuk menyeduh kopi yang dia siapkan dari Bali. Hihihihiii... Ini pertama kali saya traveling dengan orang yang berbekal kopi sachet :D. Tapi sangat beruntung juga dia minta air panas karna saat kembali ke kamar dia membawa sarapan buat saya. Pepaya dan mangga! Aaahh.. Dia sangat tau apa yang saya inginkan.

Menuju sisi timur pulau di pagi hari dengan semangat luar biasa. Ini sunrise pertama saya di Gili Air jadi mudah mudahan bagus. Setelah 15 menit duduk di kegelapan sambil mempersiapkan tripod dan kamera, akhirnya langitpun mulai terlihat menerang. Semburat kuning kemerahan dengan bentuk layaknya sebuah kipas berada tepat di sebelah Gunung Rinjani. Aaahhh... nyaris sempurna andai saja tak ada awan tebal yang menutupi matahari itu sesaat setelah dia muncul. Tapi cukup memuaskan bagi saya. Simpan tripod dan kamera, saatnya nyebuurrr.

[caption id="attachment_347022" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise Gili Air"]

140488992492717126
140488992492717126
[/caption]

[caption id="attachment_347023" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise Gili Air"]

1404889947734476077
1404889947734476077
[/caption]

Sekitar pkl 7 pagi, para karyawan restoran mulai sibuk bersih bersih dan menyiapkan segala sesuatunya untuk tamu tamu mereka yang akan sarapan. Bayangkan menikmati secangkir kopi sembari menikmati sinaran matahari pagi yang menyehatkan di sertai keindahan pemandangan dari segala penjuru :D.

[caption id="attachment_347024" align="aligncenter" width="600" caption="Pagi di Gili AIr"]

14048902251063932890
14048902251063932890
[/caption]

Menjelang siang kami bersiap untuk menyebrang ke Bangsal. Yep, kami memutuskan hanya 1 malam saja di pulau ini. Anggap perkenalan saja dulu sehingga kami tau situasinya dan jika nanti memutuskan untuk kembali, kami tau berapa lama kami ingin tinggal.

Biaya yang di habiskan selama di Gili Air:

Penginapan: IDR200,000 per malam untuk 3 orang tanpa sarapan pagi.

Sewa sepeda: IDR30,000 per hari

Sarapan: IDR20,000

Makan siang: IDR30,000

Lain lain: IDR70,000 (minuman dingin, bir)

Speed boat dari Padangbai: IDR150,000

Public boat ke Bangsal: IDR10,000

Tips berkunjung ke Gili Air:

*Siapkan uang tunai yang cukup. Ada ATM tersedia di pulau tapi hanya 1-2.

*Bawa pakaian ringan dan cepat kering dengan hitungan sehari 1 pasang. Karena Anda tidak akan bisa menahan diri untuk tidak masuk ke dalam air setiap saat. Airnya bueeeningggg...

*Usahakan untuk menghindari menyewa cidomo/ andong. Kasian kudanya :(. Sewa sepeda atau berjalan kaki aja lebih seru ;)

*Jangan terpaku hanya menyusuri sisi pantainya saja. Coba masuk ke dalam dan lihat suasana perkampungannya.

*Bawa handuk kecil dan juga perlengkapan mandi. Tidak semua penginapan murah di Gili Air menyiapkan perlengkapan mandi.

*Selalu jaga kebersihan. Jangan membuang sampah sembarangan apalagi ke dalam laut.

*Jika ingin menyebrang ke Bangsal atau Gili yang lain dengan public boat dan tidak ingin menunggu lama di dermaga, menyebranglah di pagi hari sebelum pkl 11. Public boatnya tidak akan berangkat sebelum mendapat penumpang setidaknya 25 orang.

Semua foto di artikel ini (kecuali foto sunsetnya) di ambil menggunakan kamera hp. Jadi harap maklum kalau kualitasnya kurang bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun