[caption id="attachment_347027" align="aligncenter" width="600" caption="Ga nahan buat ga nampang kalo latar belakangnya cantik begini :D"]
Pantai di sisi ini lumayan bagus. Konon ini sisi yang paling lebar di pulau ini. Kamipun leyeh leyeh menikmati pemandangan khas Lombok, pantai pasir putih, air lautnya yang bening dengan latar belakang perbukitan. Pemandangan matahari terbenam sore itu lumayan indah. Mendadak saya jadi melo dan mengkhayal kalau bisa menikmatinya dengan pasangan sambil senderan di bahu. Uhuukkss... Hahahaa... Sayangnya kami bertiga tak punya pasangan. Tapi buat saya ada iPhone dan bir dingin saja sudah terasa lengkap.
[caption id="attachment_347028" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu teman sedang menikmati indahnya pemandangan Gili Air"]
Tak terasa kami telah menghabiskan 4 jam duduk di pinggir pantai tanpa mendengar suara apapun selain ombak dan sesekali kayuhan sepeda dari jalan setapak di belakang cafe. Setelah mulai gelap, baru terlihat beberapa turis asing yang melintas. Sepertinya mereka juga usai menikmati sunset di sisi barat pulau.
[caption id="attachment_347030" align="aligncenter" width="600" caption="Sunset Gili Air - 2 Juli 2014"]
Malam seusai mandi, kami nongkrong di Safari Beach Bar di sisi barat pulau. Tempat ini terlihat sangat indah saat kami lewati tadi kembalinya dari melihat sunset. Ini satu satunya tempat yang ada live musicnya dan buka sampai agak malam. Tempat lain katanya biasanya tutup pkl 10-11 malam. Suasana akrab sangat mudah di dapat ketika kita berada di sebuah pulau kecil dengan sebotol bir dingin bersama pengunjung lain menikmati lagu lagu yang di nyanyikan seorang pria yang sepertinya memang penyanyi disitu. Seru pokoknya!
[caption id="attachment_347031" align="aligncenter" width="600" caption="Safari Beach Bar - Gili Air"]
Kembali ke penginapan tengah malam, kami bertiga bersepeda tanpa ada rasa khawatir padahal sangat sepi. Entah dari mana datangnya rasa nyaman dan aman itu. Tiba di penginapan teman teman saya langsung tertidur sementara saya tak tidur sepanjang malam jadi saya mendengar keramaian saat sahur menjelang. Si Ibu pemilik penginapan juga sibuk di dapurnya. Pkl. 5 pagi teman teman saya bangun karna kami janjian akan melihat matahari terbit. Salah satu teman menghampiri pemilik penginapan di dapurnya untuk meminta air panas untuk menyeduh kopi yang dia siapkan dari Bali. Hihihihiii... Ini pertama kali saya traveling dengan orang yang berbekal kopi sachet :D. Tapi sangat beruntung juga dia minta air panas karna saat kembali ke kamar dia membawa sarapan buat saya. Pepaya dan mangga! Aaahh.. Dia sangat tau apa yang saya inginkan.
Menuju sisi timur pulau di pagi hari dengan semangat luar biasa. Ini sunrise pertama saya di Gili Air jadi mudah mudahan bagus. Setelah 15 menit duduk di kegelapan sambil mempersiapkan tripod dan kamera, akhirnya langitpun mulai terlihat menerang. Semburat kuning kemerahan dengan bentuk layaknya sebuah kipas berada tepat di sebelah Gunung Rinjani. Aaahhh... nyaris sempurna andai saja tak ada awan tebal yang menutupi matahari itu sesaat setelah dia muncul. Tapi cukup memuaskan bagi saya. Simpan tripod dan kamera, saatnya nyebuurrr.
[caption id="attachment_347022" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise Gili Air"]
[caption id="attachment_347023" align="aligncenter" width="600" caption="Sunrise Gili Air"]