Mohon tunggu...
Cassava
Cassava Mohon Tunggu... Freelancer - Time traveller

No space

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ternyata itu Kamu!

1 Februari 2024   01:49 Diperbarui: 1 Februari 2024   01:49 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Kauman Semarang (Foto: Indoraya.news)

Aku mengangkat jempol seraya menuju anak tangga di pelataran masjid yang hanya berjumlah tiga. Aku melihat lalu lalang orang usai berjamaah, ada juga yang berkumpul di serambi masjid yang cukup luas. Di sana aku melihat banner yang terpasang bertuliskan 'Pengajian Bakda Maghrib dalam Rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW'. Kurasa banner itu dipasang dalam rangka persiapan untuk Maulid Nabi pada tanggal 12 nanti.

Namun melihat banyak orang yang berkumpul di serambi, kurasa pengajiannya malam ini. Tak selang lama, Sang Kiai menuju tempatnya di hadapan para jamaah. Setelah beliau mulai menyampaikan ceramahnya, baru kuketahui bahwa ternyata pengajian dalam rangka peringatan Maulid Nabi di sini dilakukan setiap hari mulai tanggal 1 hingga tanggal 12. Aku merasa sedikit takjub karena di daerahku peringatan Maulid Nabi hanya diadakan satu kali pada tanggal 12.

Aku turut mendengarkan ceramah beliau tanpa berpindah tempat. Saat beliau sampai pada cerita kelahiran Nabi, suaranya terdengar semakin samar. Tiba-tiba aku teringat perjalanan semalam. Rasanya tak percaya bahwa aku bisa menyetir motor dalam perjalanan sejauh ini, 300 km lebih perjalanan dari Malang ke Semarang. Padahal, ketika di rumah aku tidak pernah naik motor. Ke sekolah yang jaraknya hanya 10 km saja aku selalu diantar. Benar-benar luar biasa, aku telah memecahkan rekor dalam 22 tahun hidupku.

Aku ingat ketika semalam melawati jalanan provinsi dini hari yang padat dengan kendaraan besar untuk pendistribusian barang. Sepertinya tak terhitung sudah berapa kali aku berhadapan dengan truk-truk besar, itu yang dikatakan Masdar saat kami beristirahat di tengah jalan. Yang lebih menakutkan adalah ketika melewati saat tengah malam. Saat itu tidak lampu, jalanan berkelok-kelok, serta tiba-tiba muncul kendaraan besar.

Ada juga yang melewati hutan dengan jalanan lurus tetapi jalannya macadan. Kemudian melewati sawah nan sepi seolah tiada habisnya. Apalagi ketika di tengah sawah saat itu tiba-tiba ada segerombolan lelaki di tengah jalan. Rasanya dalam hati aku ingin berteriak, 'Ibu.. bagaimana ini? Bagaimana jika mereka berbuat jahat?'.

Tetapi kekhawatiranmu sedikit terobati karena kamu selalu di belakangku. Ah tidak, maksudku kamu hampir sejajar denganku tetapi agak ke belakang. Aku tau kamu tidak akan mendahuluiku karena sepanjang jalan sebelumnya, kamu selalu dalam posisi itu dan semakin menambah terang jalanku. Setiap aku terlalu dekat dengan kendaraan di depanku, kamu selalu sigap memperingatkan 'Awas jangan deket-deket!'.

Kemudian, aku baru menyadari bahwa pandanganku menjadi sangat remang. Ketika pandanganku mulai jelas, aku melihatmu menatapku dan berada lurus di depanku berjarak sekitar 15 m. Aku sontak mengangkat kepalaku dan melihat sekeliling. Pengajian masih berlangsung dan saat kulihat jam ternyata sudah hampir isya, tetapi Rana belum juga nampak. Aku kembali melihat ke arahmu dan kamu masih menatapku. Dari jauh aku melihatmu sedikit tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Kesadaranku mulai kembali, ternyata aku sangat lelah usai perjalanan ratusan kilometer ini. Aku tak tau seberapa lama aku tertidur di sini, tapi pasti lebih dari setengah jam karena sekarang sudah hampir isya'. Tetapi kenapa Rana belum selesai juga, kulihat di barisan jamaah ceramah pun tidak ada. Ah iya, aku baru ingat kalau dia biasanya memang sangat lama.

Tak selang lama Rana datang dan kamu pun beranjak menuju arah kami.

"Ya ampun udah mimpi aja?", tanyamu spontan.

"Eh, emangnya lama ya aku tidur tadi?", jawabku polos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun