Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak dan Kontribusinya dalam Mewujudkan Merdeka Belajar demi Penguatan Pelajar Pancasila

2 April 2023   19:11 Diperbarui: 2 April 2023   19:17 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan Merdeka Belajar bisa dilakukan dalam proses pembelajaran di luar ruang kelas formal (Sumber: Dewa Edwin Pradipta)

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya". (Ki Hajar Dewantoro, Pahlawan Pendidikan Nasional)

 

Kurikulum pendidikan merupakan nyawa dari suatu program pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu, kurikulum pendidikan harus memberikan manfaat besar bagi pendidikan anak bangsa. Di mana, pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

KURIKULUM MERDEKA

Sebelum pandemi Covid-19 melanda negeri ini, proses pembelajaran harus tatap muka. Dengan kata lain, guru akan melihat kondisi peserta didik secara langsung dalam sebuah ruang kelas. Percaya atau tidak, proses belajar-mengajar secara langsung membuat daya serap mata pelajaran peserta didik dengan baik.

Namun, ketika pandemi Covid-19 terjadi, proses pembelajaran dilakukan secara online atau Learn From Home (LFH). Jarak jauh antara guru dan peserta didik memberikan efek gagap dalam proses belajar-mengajar. Sepertinya, guru dan peserta didik belum siap dengan kondisi tersebut.

Di satu sisi, guru harus menyesuaikan proses belajar-mengajar yang baru. Sisi lain, peserta didik harus belajar mandiri. Karena, banyaknya peserta didik yang susah menyerap mata pelajaran yang diajarkan gurunya secara online. Juga, faktor kuota internet yang terbatas "memaksa" guru memberikan pemahaman poin-poin penting mata pelajaran kepada peserta didiknya.

Percayalah, efek proses belajar-mengajar secara online tersebut, justru memberikan dampak positif terhadap kedua belah pihak. Guru harus lebih kreatif dalam mengajar, agar peserta didik lebih mudah menyerap ilmu yang diajarkan. Sedangkan, peserta didik juga harus lebih mandiri dalam memahami mata pelajaran yang diajarkan gurunya.

Oleh karena itu, perlu adanya keterlibatan orang tua dari peserta didik untuk menjadi guru pengganti di rumah. Dengan kata lain, sinergi antara guru di sekolah, orang tua dan peserta didik di rumah berpotensi memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran secara online selama pandemi Covid-19.

Lambat-laun, peserta didik mulai merasakan betapa asiknya Merdeka Belajar demi menggapai cita-citanya. Belajar tidak harus bertatap muka dengan gurunya, atau berada dalam ruang kelas formal. Faktanya, peserta didik mampu belajar di manapun,  demi memahami materi yang diajarkan gurunya secara online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun