Namun, ada pepatah yang mengatakan bahwa selalu ada kesempatan di balik kesempitan. Mengalah dari keadaan adalah kamus bagi orang-orang yang mengkambinghitamkan kondisi pandemi Covid-19. Bagi jiwa-jiwa pemenang, maka mereka akan selalu melakukan berbagai cara, agar roda kehidupan tetap berjalan dengan baik. Alias, dapur tetap ngebul.
Maka, meskipun kondisi ekonomi semakin mencekik. Banyak orang yang melakukan ilmu bonek (bondo nekad atau modal nekad) dan "The Power of Kepepet", agar tetap eksis dalam melakukan usahanya. Meskipun, pandemi Covid-19 masih mengancam banyak orang di belahan dunia, khususnya di Indonesia.
Hal yang dilakukan banyak orang adalah melakukan usaha rintisan atau  Start Up yang masih skala UMKM. Di mana, modal usaha yang diperoleh dari sisa tabungan yang ada. Atau, pinjaman lunak dari perbankan yang memberikan keringanan dan kemudahan dalam pengembalian pinjaman.
Platform usaha UMKM pun mulai berubah. Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bapak Teten Masduki (Berita Satu, 2/10/2021) menyatakan bahwa kurang lebih 15,9 juta (24,9%) UMKM dari total 60 juta UMKM sudah onboarding ke dalam ekosistem digital. Tetapi, baru 8 juta yang sudah terhubung ke platform digital. Maka, pemasaran secara digital atau online adalah jalan yang harus ditempuh oleh para pebisnis UMKM.
Dengan demikian, di sisi lain, pandemi Covid-19 justru memberikan banyak manfaat untuk bagi pebisnis UMKM. Kebijakan pemerintah untuk Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah dan Learn From Home (LFH) atau belajat dari rumah membuat banyak orang menjadi mager (malas gerak). Melihat fenomena tersebut, pebisnis UMKM kian berpikir cerdas (smart).
Oleh sebab itu, Bisnis Online (Online Business) menjadi tren yang meningkat di era pandemi Covid-19. Bisnis model baru tersebut semakin memudahkan banyak orang untuk belanja barang atau produk dari mana pun dan kapan pun. Bahkan, belanja dari tempat tidur pun semakin mudah hanya dengan sentuhan (touchscreen) melalui perangkat gadget. Orang-orang makin mudah belanja barang, dari telepon pintar (smartphone) hingga fashion.
UMKM Digital agar eksis di era pandemi Covid-19 (Sumber: Detik.com)
Seiring dengan meningkatnya tren belanja online, maka memilih perusahaan jasa pengiriman yang profesional dan bisa diandalkan pebisnis UMKM adalah sebuah keharusan. Oleh sebab itu, JNE sebagai perusahaan jasa pengiriman yang telah berpengalaman selama 31 tahun siap melayani pebisnis UMKM yang memanfaatkan platform digital atau online.
Timbul kondisi saling percaya (mutual believeng), antara pebisnis UMKM dan JNE. JNE sangat bersyukur bisa berkontribusi dalam memberdayakan UMKM di ranah digital. Yaitu, dengan menciptakan Connecting Happiness (menghubungkan kegembiraan atau kebahagiaan) antara pebisnis UMKM dan pelanggannya. Pebisnis UMKM bahagia karena produk usahanya bisa sampai ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan, pelanggan juga bahagia dan makin percaya, karena barang pesanannya datang tepat waktu dan tanpa cacat produk selama pengiriman.Â
Kepercayaan dan kesetiaan pelanggan tersebut akan menjadi magnet dan pernyataan yang baik (Good Statement). Pelanggan akan mengungkapkan kebahagiaannya di media sosial atau blog pribadi mereka. Atau, pelanggan akan menjadi pemasar (marketer) gratis JNE. Di mana, pelanggan akan melakukan aksi "getok tular" atau informasi dari mulut ke mulut yang kian masif bak efek bola salju.