Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Indahnya Memaafkan dan Dimaafkan Orang Lain di Hari Raya Lebaran

13 Mei 2021   02:44 Diperbarui: 13 Mei 2021   03:29 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertobat dari kesalahannya. (HR. At Tirmidzi)

Ketika manusia diciptakan oleh Allah SWT dan terlahir di dunia. Sejak saat itu, sejatinya manusia sedang membuat goresan dalam kain putih. Ya, goresan tersebut ibarat dosa yang diperbuat oleh manusia. Dengan kata lain, manusia tidak lepas dari dosa selama hidupnya.

Dosa atau kesalahan tersebut bisa bersifat vertikal. Yaitu, kesalahan manusia yang dilakukan terhadap Allah SWT. Dan, dosa yang dilakukan secara horisontal. Yaitu, dosa yang dilakukan sesama manusia. Untuk menghapus dosa atau kesalahan terhadap manusia, maka hal yang perlu dilakukan oleh manusia adalah memaafkan dan dimaafkan orang lain.

Apalagi, saat Hari Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Lebaran, maka proses memaafkan dan dimaafkan orang lain menjadi harapan banyak orang. Selama setahun, mereka bergelut dengan berbagai aktifitas yang seringkali membuat marah orang lain. Atau, perbuatan yang dilakukan adalah mendholimi orang lain. Maka, di Hari Kemenangan yang fitri, memaafkan dan dimaafkan orang lain adalah sebuah keharusan.       

 MEMAAFKAN ORANG LAIN

 Memang, sungguh menyakitkan ketika kita didholimi orang lain. Seringkali, perlakuan tidak manusiawi orang lain terhadap kita menjadi perasaan dendam. Namun, ada hal yang menarik. Yaitu, maukah kita memaafkan orang lain yang menyakiti kita?

Sebenarnya, memaafkan orang lain merupakan proses untuk menghentikan perasaan dendam, jengkel, atau marah karena merasa disakiti atau didholimi. Bahkan, memaafkan orang lain menjadi proses mengembangkan sikap dan perilaku positif terhadap orang lain. Khususnya, orang yang pernah menyakiti kita.

Kita tahu bahwa memaafkan orang lain tidaklah mudah. Membutuhkan kebesaran hati dan proses perjuangan. Namun, jika kita hendak meneladani karakter Rasulullah SAW. Maka, memaafkan orang lain adalah salah satu sifat Rasulullah SAW. Beliau selalu memaafkan orang yang membenci dan menyakiti perasaannya.

Anda pasti pernah mendengar sejarah, saat Rasulullah SAW berdakwah ke daerah Thoif. Bukan sambutan hangat yang beliau terima dari masyarakat setempat. Tetapi, lemparan batu bertubi-tubi ke tubuh Rasulullah SAW.

Bahkan, Malaikat Jibril pernah menawarkan bantuan kepada manusia paling mulia di bumi ini. Agar, Allah SWT langsung memberinya azab. Dan, Rasulullah SAW justru memaafkan perbuatan mereka. Sifat memaafkan Rasulullah SAW juga diriwayatkan oleh  Ibnu Hibban.

"Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus akhlaknya. Beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan," (HR Ibnu Hibban).

Sedangkan, banyak dalil Al Qur'an yang menerangkan tentang sifat memaafkan orang lain. Salah satunya adalah Q.S Ali Imran: 133-134 yang artinya:

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan" (Q.S Ali Imran: 133-134).

Dari ayat Al Quran tersebut memberikan makna bahwa ketika orang lain menyakiti diri kita. Maka, hal yang bisa kita lakukan adalah menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Tujuannya adalah berharap ampunan dari Allah SWT dan surga.

Oleh sebab itu, di Hari Raya Lebaran menjadi momen penting. Buat diri kita untuk memaafkan orang lain. Agar, hati kita menjadi fitri (bersih). Dan, itulah yang namanya Hari Kemenangan. Di mana, saat kita mempunyai keikhlasan untuk memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita.    

 

MEMINTA MAAF KEPADA ORANG LAIN

 

Bukan hanya memaafkan orang lain, Hari Raya Lebaran juga menjadi momen penting untuk meminta maaf atas kesalahan kita terhadap orang lain. Apa sih tujuannya kita meminta maaf kepada orang lain? Tentu, agar mampu menghapus dosa-dosa kita terhadap orang lain.

Keridhoan Allah SWT mengampuni dosa kita adalah ketika kita telah melakukan permintaan maaf kepada orang yang bersangkutan.  Perlu diketahui bahwa meminta maaf merupakan salah satu bentuk kerendahan hati (tawadhu') manusia. Bahkan, menjadi bentuk keberanian manusia.

Saat kita berbuat kesalahan terhadap orang lain, maka permintaan maaf sangat bermanfaat untuk meredam rasa marah dan dendam orang yang kita sakiti. Seperti, kita meminta maaf kepada Allah SWT dengan perasaan bersalah.

Maka, saat kita meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Perlu dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Permintaan maaf yang mengandung penyesalan dan tidak akan mengulangi kesalahan kembali. Seperti, apa yang telah dilakukan banyak orang ketika menghujat orang lain di media sosial. Maka, mereka harus melakukan permintaan maaf kepada publik. Dan, berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.  

Sifat meminta maaf kepada orang lain berarti diri kita minta dihalalkan atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Dan, karakter memaafkan orang lain terdapat dalam hadits yang diceritakan oleh Abu Hurairah, yang artinya:   

 

"Barangsiapa pernah melakukan kedzaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal shaleh, akan diambil darinya seukuran kedzalimannya. Dan jika dia tidak mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara (yang dizalimi) kemudian dibenankan kepadanya". (HR Al-Bukhari).

Dari hadits di atas memberikan petunjuk bahwa sifat memaafkan adalah penting. Karena, manusia pernah melakukan kedholiman kepada orang lain. Andai saja, manusia tidak sempat meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Maka,

Perbuatan amal sholeh tersebut akan dikurangi dengan besaran kedholiman yang pernah diperbuatnya. Nauzubillah min dzalik.

Oleh sebab itu, di Hari Raya Lebaran menjadi Hari Kemenangan manusia. Karena, untuk menuju fitrah, maka kita wajib meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuatnya kepada orang lain.

Hal itu bertujuan agar tidak terjadi amarah dan dendam dari orang yang pernah kita dholimi. Kita juga bisa hidup tenang, karena tidak ada beban kesalahan yang telah dilakukan. Orang lain telah memaafkan kesalahan kita.

Maka, pada kesempatan yang fitri ini, saya pribadi dan keluarga dengan kerendahan hati yang mendalam mengucapkan:

 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H (Sumber: Pinterest/diolah)
 Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H (Sumber: Pinterest/diolah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun