Lebaran tidak afdol tanpa memasak opor ayam atau rawon. Maka, spot etalase yang menyediakan berbagai macam bumbu dan keperluan masakan menjadi tujuan kami. Di etalase ini, kami tidak bingung untuk memilih produk. Karena, istri saya lebih paham dalam hal masak memasak.
Sebagai informasi bahwa saya menjatuhkan pilihan jodoh buat istri saya adalah kepandaiannya dalam memasak. Dan, itulah yang selalu kami ajarkan pada anak semata wayang kami.
"Ingat ya mas, cari istri bukan hanya cantik dan pintar. Ia harus pintar masak. Jangan sampai uang kamu habis hanya untuk makan di luar".
Lebaran adalah waktu yang dipenuhi dengan barang kotor. Baik pakaian maupun perlengkapan memasak. Maka, etalase yang menyediakan berbagai macam pembersih menjadi tempat incaran kami.
"Pah, sekalian beli banyak ya biar sampai sehabis lebaran"
Kalimat yang keluar dari mulut istri untuk meyakinkan saya. Saya pun hanya mengiyakan saja. Perlu diketahui bahwa apapun yang dibelanjakan istri akan meminta persetujuan dari saya.
Setelah belanja keperluan lebaran dari supermarket. Ada hal yang harus kami beli yaitu beras untuk keperluan zakat fitrah. Juga, belanja kue Lebaran di tempat "onggrongan". Yaitu, tempat grosiran yang menjual berbagai macam kue lebaran. Dari kue nastar hingga kue putri salju.
Saya merasa bahwa belanja kue lebaran adalah keharusan. Bukan hanya untuk mempercantik suasana Lebaran. Tetapi, sebagai persiapan jika ada tamu yang bertandang ke tempat saya. Setidaknya, kami bahagia saat Lebaran kali ini. Meskipun, kami sepakat untuk menunda belanja baju Lebaran. Â