Jangan mudik dulu demi keluarga dan memutus mata rantai COVID-19.
Sejak tahun baru 2020, saya dan istri sudah mematangkan rencana. Yaitu, untuk mudik ke Ngawi Jawa Timur dan Brebes Jawa Tengah. Ketika rencana matang sudah ada di depan mata. Ternyata, Allah SWT mempunyai rencana yang lebih indah.
Kebijakan #JanganMudikDuluÂ
Pandemi Virus Corona datang tidak diprediksi sebelumnya. Apalagi, adanya kebijakan Pemerintah Indonesia dan anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar #JanganMudikDulu. Maka, rencana mudik tahun 2020 dengan naik bus tinggal kenangan.
Dengan menunda mudik, maka setiap orang ikut andil. Agar, darurat kesehatan Indonesia bisa segera berakhir. Dan, aktifitas masyarakat bisa berjalan normal. Itulah sebabnya, Pemerintah akan memberikan waktu khusus untuk cuti bersama. Sebagai pengganti waktu mudik di Hari Raya Idul Fitri. Kemungkinan besar, cuti bersama tersebut akan diberlakukan di akhir tahun 2020.
Saya memahami bahwa semua orang pasti kecewa. Karena, tidak bisa mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman. Apalagi, banyak orang yang kehilangan pekerjaan di kota atau perantauan. Maka, mudik lebih awal menjadi solusi para perantau untuk bisa mudik ke kampung halaman.
Namun, beberapa kasus yang terjadi, seperti yang diberitakan di berbagai media. Bahwa, aktifitas mudik sangat berpeluang  menyebarkan wabah COVID-19. Tidak sedikit, pemudik yang dinyatakan positif COVID-19. Ketika, diadakan pengecekan kesehatan oleh Pemerintah Daerah.
Dampaknya, orang yang berstatus ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) kian bertambah secara signifikan. Kurva kenaikan orang yang positif COVID-19 makin mengerucut (naik). Maka, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 atas nama Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan strategis. Yaitu, masyarakat diwajibkan untuk #JanganMudikDulu.
Lumpuhnya Sektor Transportasi
Dengan #JanganMudikDulu ini, maka kesehatan masyarakat jauh lebih penting. Pemerintah pun paham bahwa dengan adanya kebijakan tersebut, maka sektor transportasi akan menjadi lumpuh.