"Umat ini diberi kabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemuliaan dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat." (HR. Baihaqi)
Hadits di atas memberikan gambaran bahwa ketika melakukan sedekah berharap akan kehebatan dunia. Maka, kekuatan sedekah tersebut tidak mendapatkan balasan akhirat sedikit pun.
Perlu diketahui bahwa Sedekah merupakan amalan kebaikan yang timbul dari hati. Diliputi dengan penuh keimanan, niat yang benar dan hanya mengharap keridhoan dari Allah SWT.Â
Oleh sebab itu, ketika anda bersedekah maka sejatinya anda sedang mengaplikasikan niat baik. Agar, mampu menciptakan Connecting Happiness. Atau, menyambungkan kegembiraan, baik bagi diri anda sendiri maupun bagi orang lain. Dan, sedekah tersebut bisa berbalas kebaikan di akhirat.
Namun, kenyataannya masih banyak orang yang melakukan sedekah. Tetapi, mereka mempunyai misi atau tujuan lain. Yaitu, berharap besar akan balasan dunia. Seperti, ingin mendapatkan pengakuan sebagai orang dermawan, bisa lulus ujian, cepat punya anak dan lain-lain.
Juga, rasa Ujub (sombong ingin dipuji) inilah yang sering menimpa diri kita. Dan, bisa datang tiba-tiba karena gangguan setan. Itulah sebabnya, ketika saya melakukan sedekah di masjid, saya berusaha semaksimal mungkin agar tidak terlihat orang lain. Karena, takut rasa ujub ini timbul seketika.Â
Karena, rasa ingin dipuji bisa datang dalam hitungan detik karena setan. Saya merasa bahwa sedekah tersebut adalah niat baik yang harus diwujudkan. Maka, selanjutnya terserah Allah SWT.
Kita semua paham bahwa kekuatan sedekah (The Power of Giving) memang luar biasa. Namun, ketika sedekah tersebut dilakukan dengan pengharapan dunia. Maka, sesungguhnya, sedekah tersebut telah diselingi harapan balas jasa.
Jika anda pernah membaca buku Tasawuf karya Agus Mustofa yang berjudul "Berdoa atau Menyuruh Tuhan". Maka, sejatinya doa yang anda panjatkan dipasrahkan saja kepada Allah SWT.Â
Karena, Allah Yang Maha Berkuasa. Kebiasaan kita "menyuru-nyuruh" Allah adalah hal yang tidak terlepas dari pengharapan balasan dunia.
Sebagai contoh, ketika anda bersedekah satu juta untuk pembangunan masjid. Uang tersebut dipasrahkan kepada panitia pembangunan masjid. Dan, anda tanpa sadar mengatakan pada panitia pembangunan masjid, "Bapak, saya sedekahkan uang satu juta ini. Semoga karir saya dilancarkan oleh Allah SWT".
Doa tersebut terkesan biasa dan tidak ada yang salah, bukan? Dan, banyak dilakukan orang tanpa sadar. Tetapi, tahukah kalian bahwa ketika anda bersedekah. Dan, ada selipkan harapan balasan dunia, maka anda mengharap balas jasa dari Allah SWT. Tanpa sedekah anda pun, Allah SWT tetap penguasa langit dan bumi.
Bukankah, kelancaran sebuah karir seseorang adalah iradat dari Allah SWT. Biarlah Allah Yang Maha Menentukan. Anda tidak perlu "menyuruh-nyuruh" atau "mengatur-ngatur" Allah untuk melancarkan karir anda. Kondisi inilah yang tanpa sadar bahwa sedekah anda tidak berbalas kemuliaan di akhirat. Â Â
Ridho Allah SWT Â
Terus, bagaimana sedekah yang terbaik? Sedekah yang terbaik adalah ketika "tangan kanan memberi, dan tangan kiri tak melihat". Dengan kata lain, ketika anda bersedekah, maka anda harus membuat kondisi benar-benar ikhlas dan pasrah. Maksudnya, saat anda memberikan sesuatu kepada orang lain dalam bentuk apapun, maka anda benar-benar terlepas dari :syarat dan ketentuan.
Ibarat kata, saat anda bersedekah maka anda seperti habis "buang air". Anda benar-benar ikhlas, tidak ada rasa penyesalan sedikit pun. Karena, jika "buang air" tidak dilakukan, maka anda akan mengalami penyakit.
Itulah sebabnya, ketika anda bersedekah, maka buat kondisi bahwa anda sedang membuang sesuatu yang menyebabkan diri anda sakit. Maka, anda tidak akan ada pikiran balas jasa apapun. Anda terasa lepas dan tanpa beban. Biarlah Allah Yang Maha Membalasnya. Seperti dalam hadits berikut.
"Barangsiapa yang bersedekah senilai dengan satu butir kurma dari hasil usaha yang halal dan Allah tidak menerima kecuali yang halal, maka Allah menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala kembangbiakkan sedekah itu untuk orang yang bersedekah seperti salah satu diantara kalian mengembangbiakkan anak kudanya sehingga semakin banyak sampai seperti gunung." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika, anda bersedekah di masjid atau memberikan sesuatu kepada orang lain. Maka, anda tidak berpikir balas jasa apapun yang akan anda terima. Anda hanya berpikir, "saya hari ini bersedekah buat masjid dan selanjutnya urusan Allah". Â Â
Mengapa sedekah tidak boleh mengharapkan balas jasa dunia? Karena, agar sedekah itu "tanpa embel-embel apapun". Jika anda mengharapkan balas jasa dunia, maka ketika harapan tersebut tidak terwujud. Maka, hal pertama yang timbul adalah sebuah penyesalan. Dan, penyesalan inilah yang "tidak akan memberimu pahala sedikit pun di akhirat nanti".
Anda pasti pernah mengalami, Ketika anda bersedekah mengharapkan balas jasa dunia. Sebagai contoh, anda bersedekah kepada seorang fakir miskin yang tidak mampu membeli baju baru untuk Hari Lebaran. Anda mempunyai harapan baik. Agar, sedekah yang anda berikan bisa digunakan untuk membeli pakaian baru di hari Lebaran nanti.
Namun, ketika Hari Lebaran tiba, orang fakir miskin tersebut tidak juga memakai baju baru. Anda akan merasa "nggrundel" (menyesal). Dan, anda berpikir, "Ternyata, uang yang saya kasih tidak dibelikan baju baru. Tahu gitu, ngapain saya kasih dia".
Rasa penyesalan tersebut menjadi bukti bahwa sedekah yang pernah anda lakukan, benar-benar tidak ikhlas. Tidak mengharapkan keridhoan Allah. Tetapi, anda mengharapkan balas jasa dunia. Ketika, harapan dunia tidak terwujud, maka sejatinya sedekah anda tidak mendapatkan apa-apa.
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan perkerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperolah di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Hud: 15-16)
Jadi, bisa disimpulkan bahwa saat anda sedekah, ya, sedekah saja. Tidak perlu dikasih embel-embel apapun. Tidak perlu mengharapkan apapun. Biarlah Allah SWT yang membalas sedekah anda. Karena, ridho Allah SWT adalah yang utama, dan berbalas surga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H