Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerita Sedih Tabungan, Emas Batangan, dan Kos Bulanan

5 Mei 2020   02:21 Diperbarui: 5 Mei 2020   02:25 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen tersulit di Ramadan 2020 (Sumber: dokumen pribadi)

Apa sih momen tersulit di Ramadan 2020?

Sebuah pertanyaan yang bisa menguras energi dan pikiran. Ya, bagi umat Islam yang sedang melakukan ibadah puasa, pasti mengalami momen tersulit di Ramadan 2020.

Namun, karena keikhlasan dan kepasrahan karena Allah SWT dalam melakukan ibadah puasa. Maka, momen tersulit di Ramadan 2020 bagaikan garam dalam sebuah masakan. Asin rasanya, tetapi membuat masakan jadi gurih. 

Sungguh, Pandemi Virus Corona tidak bisa diprediksi sebelumnya. Wabah yang menimpa hampir seluruh negara di dunia itu, telah merontokan sistem perekonomian.

Tidak terkecuali bangsa Indonesia. Untuk mencegah penyebaran COVID-19, maka perkantoran ditutup sementara. Anak sekolah dan mahasiswa diliburkan, dengan belajar dari rumah. Bahkan, aktifitas masjid pun ditiadakan, agar tidak menyebarkan COVID-19 lebih luas.

Yang menarik adalah Pandemi Virus Corona telah memasuki bulan Ramadan 2020. Di mana, umat Islam khusu' melakukan ibadah puasa. Dengan kata lain, puasa tahun ini berada dalam situasi keprihatinan.

Berbagai kebijakan Pemerintah dikeluarkan. Seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan, di beberapa wilayah di Indoensia melakukan karantina wilayah secara mandiri. Semua demi mencegah penyebaran COVID-19.

Harus diakui bahwa Ramadan 2020 menimbulkan momen yang sulit bagi banyak orang. Saya sendiri mengalami momen tersulit di Ramadan 2020. Di mana, momen tersulit ini timbul karena masyarakat tidak bisa bekerja secara normal. Dan, dianjurkan untuk bekerja di rumah (Work From Home / WFH), Tinggal di Rumah (Stay At Home / SAH) dan Beribadah di Rumah (Praying At Home / PAH).

Tabungan Menipis 

Tidak bekerja dalam waktu yang lama atau waktu yang tidak tentu tidaklah mudah. Harus pintar untuk mengatur keuangan. Namun, ketika waktu berdiam di rumah tidak bisa ditentukan. Maka, dampak yang paling nyata adalah menggerus kondisi keuangan keluarga. Artinya, tabungan yang ada semakin lama semakin menipis.

Tabungan menipis (Sumber: dokumen pribadi)
Tabungan menipis (Sumber: dokumen pribadi)
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda. Ada kalanya, uang yang ada digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting. Seperti, membayar keperluan kuliah anak. Padahal, uang tersebut seharusnya untuk perputaran modal usaha.

Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan penting lainnya, menggunakan uang yang ada dalam tabungan. Bagi saya tidaklah masalah, karena usaha saya bisa berjalan dengan baik.

Namun, di kala uang yang digunakan sebagai "perputaran modal" tidak bisa balik lagi. Karena, keburu datang Pandemi Virus Corona, maka "mau tidak mau" harus menguras isi tabungan. Demi, kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, lama kelamaan isi tabungan makin menipis.

Di saat Ramadan 2020 kali ini, kondisi isi tabungan mulai tak menarik lagi. Karena, isinya hanya untuk hidup sehari-dua hari saja. Untungnya, masih ada uang kontan, untuk jaga-jaga satu minggu ke depan. Yang diperoleh dari pemasukan lain yang tidak terduga. Dan, pemasukan tersebut menjadi keberkahan di bulan yang mulia ini.

Lelang Emas Batangan 

Seperti di bahas di awal, pemasukan atau penghasilan yang saya peroleh digunakan untuk usaha distribusi produk kelontong. Nah, agar bisa berbisnis dari sektor lain. Maka, saya mencoba investasi emas batangan.

Uang yang terkumpul dari penghasilan usaha, saya belikan dalam bentuk emas batangan. Setiap ada uang lebih, saya membelinya emas batangan 3 gram, yang dibeli dari gerai Logam Mulia. Hingga, saya bisa mengumpulkan 9 gram. Saya membelinya dengan kisaran harga 620 ribu. Kini, harga emas melonjak tinggi, lebih dari 800 ribu lebih.

Setiap saya membeli emas batangan, saya masukan ke Pegadaian untuk mendapatkan uang segar. Jadi, bukan hanya mempunyai dana segar. Tetapi, saya juga mempunyai simpanan emas batangan. Yang, suatu saat nanti akan melonjak harganya, seperti sekarang ini.

Emas batangan hilang di pegadaian karena tidak bissa menebus tagihan gadai (Sumber: dokumen pribadi)
Emas batangan hilang di pegadaian karena tidak bissa menebus tagihan gadai (Sumber: dokumen pribadi)
Menjelang Ramadan 2020, saya hendak mengambil semua gadai emas batangan tersebut, dari hasil usaha saya. Tetapi, uang yang saya kumpulkan ternyata untuk kebutuhan yang "sangat  penting" yaitu keluarga dan anak saya. Bahkan, untuk menutupi kebutuhan penting tersebut, saya berhutang sama teman akrab.

Bagi saya tidak masalah, karena saya bisa mengumpulkan rupiah demi rupiah Kembali. Dari usaha saya, untuk mengembalikan uang yang terpakai tersebut. Ternyata,  takdir berkata lain. 

Uang tersebut tidak bisa berputar Kembali, karena Pandemi Virus Corona. Akhirnya, harapan untuk mengambil emas batangan di Pegadaian tinggal harapan.

Tagihan sebesar kurang lebih 5 juta tersebut tidak bisa saya tebus. Dan, emas batangan pun terpaksa dilelang. Padahal, kalau saya bisa menebusnya, dan menjualnya Kembali. Uang segar kurang lebih 8 juta ada di tangan. Ya, sudahlah. Manusia boleh berencana, Allah SWT Yang Maha Menentukan.

Investasi emas batangan itu kini tinggal kenangan. Hilang dalam damai di Pegadaian. Yang membuat saya sedih adalah ketika harga emas melonjak tinggi. Saya pun berharap kembali agar bisa mengumpulkan uang. Dan, bisa investasi emas batangan seperti sedia kala.  

Menunggak Bayar Kos Bulanan 

Cerita sedih di momen Ramadan 2020 lain yang tidak kalah seru adalah menunggak bayar kos bulanan. Seperti berita yang viral di media sosial. Di mana, salah seorang pemilik kos di jalan Tukad Balian Kota Denpasar memberikan kelonggaran yang ngekos. Yaitu, dengan "membebaskan membayar kos untuk bulan Mei-Juni 2020".

Sebagai anak kos, saya juga berharap keajaiban seperti pemilik kos tersebut. Namun, ternyata pemilik kos tetap memberlakukan seperti biasanya. Meskipun, banyak orang yang kos pergi, entah pindah atau pulang kampung. Pemilik kos tetap memberlakukan seperti biasanya, tidak ada keringanan ssama sekali.

Sementara, perkiraan kondisi keuangan saya, hanya untuk hidup hingga Lebaran. Syukur, kalau pembayaran Endorsement Job bisa datang lebih cepat. Atau, ada pemasukan lain yang tidak terduga. Maka, kondisi keuangan bisa aman.

Namun, melihat kondisi keuangan sekarang, sangat sulit untuk membayar kos bulanan. Oleh sebab itu, dengan terpaksa, "saya menunggak bayar kos bulanan". Untungnya, pemilik kos memahami kondisi seperti sekarang ini.

Menunggak tagihan kos bulanan (Sumber: dokumen pribadi)
Menunggak tagihan kos bulanan (Sumber: dokumen pribadi)
Apalagi, selama ini, saya tidak ada masalah dengan pembayaran kos. Tetapi, saat Pandemi Virus Corona ini, saya mengalami hal yang sulit. Bertepatan dengan bulan Ramadan.

Itulah sebabnya, saya berharap agar Pandemi Virus Corona bisa berakhir secepatnya. Agar, bisa bekerja secara normal. Dan, kondisi keuangan bisa kembali stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun