Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harga Pangan Saat Ramadan 2020 di Denpasar

29 April 2020   02:28 Diperbarui: 29 April 2020   02:28 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga Pangan di bulan Ramadan 2020 (Sumber : dokumen pribadi)

Seperti tahun-tahun sebelumnya. Setiap menjelang bulan Ramadan, maka harga bahan pangan mulai merangkak naik. Namun, tahun ini memang benar-benar berbeda. Seiring dengan Pandemi Virus Corona, Harga Bahan Pangan di Kota Denpasar justru terjaga kestabilannya.

Stabil Harga Bahan pangan

Saya terbiasa belanja bahan pangan di pasar tradisional Kumbasari Denpasar. Di karenakan, pasar besar yang dekat dengan tempat tinggal saya. Juga, saya sudah mempunyai langganan, setiap membeli bahan pangan tertentu. Jadi, saya tahu betul, apakah harga bahan pangan tertentu mengalami kenaikan atau penurunan harga.

Harga beras hingga harga cabe masih stabil harganya. Meskipun, harga cabe mengalami kenaikan, 1 minggu sebelum Ramadan. Harga beras bervariasi, dari Rp 11 ribu per kilo untuk beras polos hingga harga Rp12 ribu per kilo untuk beras "Putri" (beras yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur).

dokpri
dokpri
Harga Pangan seperti bawang merah, bawang putih dan ikan asin stabil di Kota Denpasar (Sumber: dokumen pribadi)

Tetapi, jika membeli beras langsung per karung (berisi 25 kg), maka bisa mendpatkan harga Rp 237 ribu. Harga ini ada di sebuah pusat grosir penjualan beras. Beras dengan mutu biasa hingga premium. Kalau harga beras yang premium, per kilonya kurang lebih Rp12,5 ribu. Sayangnya, saya jarang berbelanja ke sini, sekali-kali saja.

Masak tak lengkap rasanya jika tidak menyertakan bawang merah dan bawang putih. Di toko sembako langganan saya di pasar tradisional Kumbasari, harga bawang merah Rp 39 ribu per kilo. Sedangkan, harga bawang putih Rp 35 ribu per kilo.

Kenaikan harga sangat dipengaruhi oleh stok pengiriman yang berasal dari Jawa Timur. Jika, kontinuitas pengiriman bawang merah dan bawang putih terjaga dari Jawa Timur. Maka, harga akan stabil di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

Komoditi harga bahan pangan seperti cabe juga terjaga harganya. Mengalami kenaikan harga menjelang Ramadan lalu. Harga per kilo untuk cabe merah  kecil kurang lebih Rp 30 ribu.

Harga cabe merah besar lebih mahal dari cabe merah kecil antara Rp 35-40 ribu per kilo. Harga cabe merah besar ini tidak berbeda jauh dengan harga cabe keriting. Sedangkan, harga cabe hijau baik besar dan kecil antara Rp20-25 ribu per kilo.

Bagi anda yang suka ikan asin, maka harga tersebut tidak mengalami kenaikan. Harga per kilonya pada rentang Rp 40-50 ribu. Mungkin, kestabilan harga ini dipengaruhi karena tidak semua orang rajin membeli ikan asin.

Yang menarik adalah banyaknya penjual telur di masa Pandemi Virus Corona ini. Penjual telur dadakan, rerata menggunakan mobil pick up yang tertutup bagian baknya. Untuk membeli telur ini, saya tidak perlu datang ke pasar tradisional Kumbasari. Karena, banyak penjual yang parkir di pinggir jalan. Yang tempatnya lebih dekat dibandingkan dengan pasar tradisional Kumbasari.

Harga telur bervariasi. Harga ditentukan oleh besar kecilnya telur. Harga telur untuk ukuran kecil adalah Rp 36 ribu per krat. Sedangkan, harga telur untuk ukuran besar adalah Rp 42-45 ribu per krat. Bahkan, kalau belanja lebih banyak, bisa mendapatkan potongan harga lagi.

Kolak dan Takjil Ramadan

Saat bulan puasa, maka setiap keluarga tidak jauh dari kebutuhan akan gula pasir. Baik untuk membuat kolak maupun takjil Ramadan. Harga gula pasir di Kota Denpasar masih terjaga kestabilannya.

Harga yang beredar di pasaran, dipatok dengan harga Rp 16 ribu per kilo. Berbeda dengan harga gula merah, yang lebih mahal dari harga gula pasir. Harga gula merah berkisar pada Rp 30-35 ribu per kilo, tergantung kualitasnya.

Yang menarik adalah harga ayam potong. Saya seringkali membeli ayam potong tersebut seharga Rp 8 ribu per seperempat kilo di tukang sayur. Yang setiap pagi mampir di samping tempat tinggal.

Jika membeli langsung ke pasar tradisional Kumbasari, bisa mendapatkan harga Rp 25 per kilo. Meskipun, harga ayam potong menjelang Ramadan mengalami penurunan seperti pemberitaan di berbagai media. Tetapi, kenyataannya, harga di pasaran Kota Denpasar tidak bergeser juga.    

Beberapa hari yang lalu, saya menyempatkan diri membeli labu merah untuk dijadikan kolalk. Beli di tukang sayur dengan berat kurang lebih 0,25 kg seharga Rp 4 ribu. Sekalian membeli kelapa untuk santan seharga Rp 10 ribu per butir. Khusus, untuk harga kelapa tidak mengalami kenaikan, baik sebelum maupun saat Ramadan kali ini.

Harga yang paling fenomenal adalah harga jengkol. Saya mencermati beberapa bulan ini tetap terjaga kestabilannya. Bahkan, bisa naik harganya jika stok mulai langka. Jengkol yang sering dimasak menjadi sambal jengkol berkissar pada harga Rp40-50 ribu per kilo. Dan, saya sydah terbiasa membeli jengkol di pasar  tradisional Kumbasari Kota Denpasar.

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga bahan pangan yang ada di Kota Denpasar, secara mayoritas terjaga kestabilannya. Sementara, saya terbiasa berbelanja bahan pangan di tiga tempat. Yaitu, pasar tradisonal Kumbasari Kota Denpasar, mobil pick up yang parkir pinggir jalan (berjualan telur) dan tukang sayur keliling, yang mampir dekat tempat tinggal saya setiap paginya.

Ketiga tempat tersebut menawarkan harga yang tidak jauh berbeda. Dan, ketiga-tiganya mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Itulah harga bahan pangan yang ada di sekitar tempat tinggal saya saat Ramadan 2020. Bagaimana dengan harga pangan di tempat anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun