Perlu diketahui bahwa sejak tahun 2007-2018, prevalensi stunting balita nasional  cenderung turun. Berdasarkan Riskedas tahun yang sama, prevalensi stunting balita bisa digambarkan pada grafik berikut:
Stunting menggerus dana Produk Domestik Bruto (PDB) kurang lebih Rp 260-390 triliun setiap tahunnya. Bisa menjadi dana Bantuan Langsung Tunai bagi 100 juta penduduk Indonesia selama setahun. Â
Oleh sebab itu, Pemerintah melakukan program penanganan stunting. Warta Kesmas  edisi 02 tahun 2018, memberitakan Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan acara Stunting Summit bertema "Bersama Cegah Stunting" tanggal 28 Maret 2018 di Jakarta.
Hasilnya, penanganan stunting harus melibatkan multisektor, seperti: Kementerian/Lembaga (K/L) teknis dan satu Kementerian Koordinator. Bekerja sama dengan para pemangku kepentingan pembangunan, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, kelompok masyarakat madani, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan, serta media massa.
Kementerian Kesehatan RI mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus pada 3 (tiga) kegiatan yaitu: meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit.
Sedangkan, dalam penanganan stunting dikenal istilah 5 pilar, yakni: Pilar 1: Komitmen dan Visi Pemimpin Tertinggi Negara; Pilar 2: Kampanye Nasional berfokus pada pemahaman, perubahan perilaku, komitmen politik, dan akuntabilitas; Pilar 3: Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi Program Nasional, Daerah, dan Masyarakat; Pilar 4: Mendorong Kebijakan Nutritional Food Security; dan Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi.
PENURUNAN PREVALENSI
Hal terpenting untuk menurunkan prevalensi stunting adalah memberikan asupan nutrisi seimbang. Menurut dr. Erica Lidya Yanti, asupan nutrisi seimbang dengan memberikan protein balita di atas 6 bulan.
Diperoleh dari nabati (kacang-kacangan, umbi-umbian, biji-bijian, dan sayuran). Sedangkan, dari hewani (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan susu). Untuk balita usia 6-12 bulan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Dan, balita usia 1-3 tahun mengonsumsi protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan.