Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bijak Berplastik, Komitmen Pemerintah Kota Denpasar Ciptakan Lingkungan Layak Huni

28 Agustus 2019   09:22 Diperbarui: 28 Agustus 2019   11:49 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kampanye #BijakBerplastik di ajang olahraga yang dilakukan oleh Aqua /Dokpri

Masalah sampah khususnya sampah plastik masih menjadi masalah besar negeri ini. Bahkan, menurut lansiran Balipost.com yang menyatakan bahwa Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 memberikan informasi tentang bangsa Indonesia masih menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak kedua dunia setelah Tiongkok. 

Yang membuat kita mengelus dada adalah berita kematian hewan laut yang disebabkan memakan kandungan sampah plastik. Kejadian tersebut menjadi pembicaraan hangat di berbagai media.

Sampah Plastik 

Bahaya yang ditimbulkan dari sampah plastik bukanlah masalah sepele. Sampah plastik mampu memberikan dampak negatif terhadap perubahan iklim. 

Sampah plastik yang dibuang dari konsumsi rumah tangga, hotel & restoran, perusahaan dan lain-lain berkontribusi terhadap perubahan iklim. Mengapa? kondisi bumi semakin memanas dikarenakan material sampah plastik yang terbuat dari minyak bumi.

Dan, minyak bumi sendiri  merupakan energi tak terbarukan. Sampah plastik yang dibuang ke sungai dan mengalir ke laut mengakibatkan pencemaran lingkungan. 

Jika, sampah plaastik dibakar akan menghasilkan  gas metana yang akan membentuk kandungan emisi karbon di udara. Kondisi inilah yang sangat berbahaya dapat merubah kondisi iklim.

Namun, hal yang mengerikan dari sampah plastik bagi lingkungan adalah sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang. Oleh sebab itu, sampah plastik sulit diurai oleh mikroorganisme. 

Bahkan, sampah plastik akan terurai dalam jangka waktu yang lama, ratusan hingga ribuan tahun kemudian. Dengan demikian, sampah plastik akan mendiami dalam tanah sebagai penyebab pencemaran lingkungan.

Sampah plastik juga menjadi masalah serius di kota-kota besar Indonesia. Salah satunya di Kota Denpasar Bali. Kota dengan jumlah penduduk menurut data Badan pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 788.589 jiwa mempunyai masalah tentang sampah.

Menarik, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Kebersihan Kota di Indonesia mencatat laporan mencengangkan. Selama dua tahun terakhir, mencatat jumlah sampah anorganik (termasuk sampah plastik) di Kota Denpasar naik 60 persen dari 616,25 meter kubik di tahun 2016 menjadi 982,97 meter kubik di tahun 2017.

Tahun, 2019, menurut idntimes.com menyatakan bahwa total sampah yang dihasilkan Kota Denpasar setiap harinya sebesar 3.500 kubik atau setara 1200 ton. Jumlah 1.200 ton setara dengan dengan 530 kali angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.

Dampak negatif dari sampah plastik sangat kompleks. Bukan hanya merusak citra kota dan pariwisata karena kondisi lingkungan yang buruk. Juga, sampah plastik berdampak kepada kesehatan. 

Yang mengharukan adalah masyarakat yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah. Pernafasan mereka jadi terganggu. Sampah-sampah juga sering berterbangan tak tentu arah.

Salah satu depo sampah di Kota Denpasar / Dokpri
Salah satu depo sampah di Kota Denpasar / Dokpri
Apalagi, Kota Denpasar yang makin disesaki dengan kaum urban. Maka, jumlah sampah plastik makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. 

Ditambah, kesadaran masyarakat yang masih kurang. Mereka masih membuang sampah plastik sembarangan, baik ke saluran kecil (got), parit atau sungai.   

Ketergantungan masyarakat akan penggunaan kantong plastik juga masih tinggi. Padahal, kantong plastik tersebut sekali pakai. 

Masyarakat juga masih suka membakar sampah plastik jika enggan membuang ke tempat sampah. Kondisi tersebut menambah buruk kondisi lingkungan karena kondisi udara yang makin mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, masalah sampah plastik harus ditangani secara menyeluruh dan serius.

Komitmen Pemerintah 

Banyak hal yang dilakukan untuk mengurangi kandungan sampah plastik di Kota Denpasar. Bertambahnya kuantitas sampah plastik setiap harinya membuat Pemerintah Kota Denpasar bergerak cepat.

Setelah dikeluarkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai (PSP). 

Maka, Pemerintah Kota Denpasar mengeluarkan Peraturan Wali (Perwali) Kota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik dengan pelarangan penggunaan kantong plastik di toko-toko dan pusat perbelanjaan, sejak tanggal 1 Januari 2019.

Peraturan tersebut merupakan komitmen kuat Pemerintah Kota Denpasar dalam penanggulangan sampah plastik setelah Banjarmasin, Balikpapan, dan Bogor. Larangan penggunaan kantong plastik disosialisasikan di berbagai media dan pasar modern atau tradisional.

Dari Perwali tersebut memberikan dampak yang signifikan. Menurut laman resmi Pemerintah Kota Denpasar di mana, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, I Ketut Wisada mengatakan dari data survei sejak Perwali Nomor 36 tahun 2018 ini diterapkan, pengurangan sampah plastik di Kota Denpasar sangat signifikan.

Perwali tersebut diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Walikota Denpasar No. 1 Tahun 2018 tentang Pengurangan Sampah yang mengatur pengurangan sampah termasuk sampah plastik sampai ke tingkat pasar tradisional dan usaha kegiatan lainnya di Kota Denpasar.

Hasilnya, persentase penggunaan kantong plastik untuk periode bulan Februari s/d April 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 sebelum Perwali Nomor 36 Tahun 2018 diberlakukan. Persentase penurunan mencapai 99,60% atau sekitar 12.981.234 lembar.  

Juga, dengan adanya Peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 dan Instruksi Walikota Denpasar Nomor 1 Tahun 2018 berdampak terhadap volume penggunaan kantong plastik pada pasar tradisional dan kegiatan usaha lainnya di Kota Denpasar. 

Penggunaan kantong plastik mengalami penurunan dengan persentase penurunan masing-masing sebesar 54,26% untuk pasar tradisional dan 86,27% untuk usaha lainnya yang berada di ruas-ruas jalan di Kota Denpasar.

#BijakBerplastik

Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik juga telah dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan (AMDK), AQUA. #BijakBerplastik menjadi tagar kampanye yang menarik dan bias mempengaruhi pola hidup masyarakat. Ada beberapa hal yang penting  dalam kampanye #Bijakberplastik tersebut yaitu:

1. Perlunya mengurangi pemakain plastik yang tidak perlu.

2. Menggunakan kembali plastik yang telah dipakai.

3. Pilah jenis sampah plastik yang bisa didaur ulang.

4. Memastikan sampah plastik tersebut sampai ke tempat daur ulang.

Salah satu kampanye #BijakBerplastik di ajang olahraga yang dilakukan oleh Aqua /Dokpri
Salah satu kampanye #BijakBerplastik di ajang olahraga yang dilakukan oleh Aqua /Dokpri
Menarik, AQUA berkomitmen  sebagai pelopor kolaborasi dan partisipasi konsumen, mengumpulkan lebih banyak plastik yang digunakan di tahun 2025, mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia. Komitmen AQUA patut diapresiasi. Komitmen tersebut memberikan andil besar menciptakan kondisi lingkungan yang baik.

Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen untuk menciptakan Kota yang layak huni. Dengan kondisi lingkungan yang sehat dari sampah plastik, maka Kota Denpasar memberikan suasana sehat yang maksimal bagi masyarakatnya. Dan, itu menjadi harapan besar yang mesti diwujudkan.

Namun, perlu diingat bahwa upaya Pemerintah Kota Denpasar dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik tidak berarti apa-apa. 

Tanpa adanya peran serta masyarakat. Kontribusi masyarakat dan stakeholder lainnya akan menyelamatkan bumi dari bahaya sampah plastik. Saat kondisi bumi terhindar dari sampah plastik maka kesehatan mudah diraih. ONE PLANET. ONE HEALTH! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun