"Wah. Kebanyakan nyinyir. Kayaknya kurang piknik, nih?". Anda mungkin familiar dengan kalimat seperti itu di media sosial, bukan? Ya, penggalan kalimat "kurang piknik" begitu satire. Menyindir bagi siapapun yang jarang wisata, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dengan kata lain, jika anda kurang piknik maka anda jadi kurang update tentang dunia.
Anda juga pernah lihat dan baca kalimat semiotika di "bodi" belakang truk atau bus pariwisata. Kalimatnya sungguh menggelitik, "Mari jaga generasi bangsa dari bahaya kurang piknik". Nampar banget bagi anda yang cuma mengurung diri dalam rumah kayak anak pingitan. Ya, piknik adalah implementasi bagi anda untuk mengenal dunia lebih luas.
Saya pun pernah memposting dalam akun Instagram pribadi pada tanggal 8 Juli 2019 lalu. Yang isinya mengatakan bahwa dengan traveling maka anda makin update tentang dunia. Traveling juga menjadi cara terbaik untuk menikmati keindahan dunia. Serta, agar memahami cara mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa. Â
Dengan membawa kedua anaknya (putra dan putri). Mereka melakukan keliling dunia kurang lebih selama satu tahun. Mereka telah menjelajah kurang lebih 35 negara di 5 benua. Yang menarik adalah mereka justru ingin menjelajah negara-negara di dunia lebih banyak lagi. Karena, belum bisa menjelajah seluruh negara di belahan dunia yang jumlahnya ratusan.
Apa makna yang dipetik dari kisah perjalanan dunia mereka? Yaitu, mereka bisa menikmati keindahan dunia dalam berbagai cara. Mereka juga bisa berbaur dengan masyarakat setempat yang dikunjunginya.
Bahkan, mereka pun sempat tersesat di sebuah daerah yang tak dikenal. Namun, masyarakat setempat justru berbuat baik dengan menolong untuk menunjukan ke jalur yang benar. Sebuah pengalaman yang tidak setiap orang mengalaminya. Itulah hikmah dan seninya traveling. Â
Ketika keluarga tersebut didesak oleh sang Host Deddy Corbuzier tentang biaya yang telah dihabiskan, mereka tampak malu-malu. Bahkan, terasa enggan untuk mengatakannya. Ternyata, biaya yang dikeluarkan oleh keluarga tersebut sebesar 35 juta rupiah sebulan. Maka, keluarga tersebut menghabiskan dana kurang lebih 430 juta rupiah setahun.
Keliling Dunia Milik Semua Orang
Percayalah, Bisa Jalan Jalan keliling dunia adalah mimpi semua orang. Dengan kata lain, keliling dunia adalah milik setiap orang. Setiap orang berhak untuk mewujudkannya tanpa kecuali. Namun, banyak anggapan orang bahwa keliling dunia adalah hobi atau pekerjaan yang mahal. Bukan hanya membutuhkan fisik yang kuat. Namun, bisa mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Seiring berkembangnya dunia digital di era millenial. Serta, berbagai postingan perjalanan keliling dunia banyak orang yang muncul di berbagai linimasa. Di mana, menampilkan pemandangan yang indah dari berbagai belahan dunia. Maka, merangsang banyak orang untuk ikut menapaki setiap momen traveling.