Saya bukanlah fotografer profesional macam Darwis Triadi atau Arbain Rambey. Tapi, saya hanyalah amateur photography alias sekedar hobi.Â
Mengisi waktu luang daripada bengong. Atau, sekedar mencari objek foto untuk beberapa ajang lomba foto. Siapa tahu menang. Tapi, kondisi kalah selalu mendominasi. Dan, saya tak pernah putus asa.
Saya juga berburu foto sekedar mencari objek untuk ilustrasi dalam artikel. Biar kelihatan keren. Karena, kalau foto yang ada dalam artikel punya dokumen pribadi, berasa keren "tujuh turunan". Meskipun, sayangnya saya turunan kedelapan. Jadi, gak masuk nominasi.
Batu Besar
Ya, beberapa tahun ini saya menggeluti dunia fotografi. Apalagi, sebagai Travel Blogger. Setiap pemandangan indah yang ada di depan mata, sayang untuk dilewatkan. Akhirnya, kamera di smartphone pun bertindak. Cekrek, cekrek. Foto pun jadi. Tinggal posting atau diedit dulu.
Hobi fotografi pun asik dilakukan menjelang berbuka puasa. Menyempatkan waktu untuk mengambil objek foto terbaik. Ya, Pantai Batu Bolong yang berada di kawasan Canggu Badung Bali menjadi tujuan objek foto. Tepat sekali, karena kondisi pantai selalu ramai menjelang senja.
Yang menarik, Pantai Batu Bolong mempunyai sebuah batu besar yang hampir datar. Lapisan batunya berongga karena terpaan ombak terus-menerus. Dan, di atasnya terdapat pelinggih (tempat persembahyangan) umat Hindu Bali. Di sekitar batu besar ini, menjadi tempat yang asik bagi pengunjung. Menikmati ombak lautan yang menerjang batu besar tiada henti.
Nah, kondisi batu besar tersebut menjadi objek foto saya yang pertama. Kumpulan orang baik turis mancanegara maupun lokal berkumpul di sini. Asiknya lagi, saya mengambil gambar di sini saat ombak menerpa batu besar tersebut. Kalau dilihat dari kejauhan seperti bahtera yang sedang menerjang ombak. Â
Berburu Ombak
Pemandangan para peselancar mencari ombak yang cocok untuk membawa papan surfing adalah momen yang baik. Peselancar menuju ke tengah lautan. Dan, ketika ombak besar bergerak ke pantai, mereka memainkan papan surfing-nya mengarungi gerakan ombak. Momen ini menjadi objek foto yang kedua.
Pulang
Menjelang berbuka puasa, momen para peselancar yang berjalan membawa papan selancar ke pantai jadi objek foto yang menarik. Tak mau menghilangkan kesempatan untuk menjepretnya. Dua peselancar "bule" menjadi objek foto ketiga.
Mereka hendak pulang karena sudah lama mengarungi ombak dengan papan selancarnya. Sayang sekali, sunset tertutup awan. Jadi, cahaya dan semburat merah surya yang menghiasi langit tidak terlihat.
Anda pernah melihat peselancar yang memegang papan selancar dalam posisi berdiri? Tidak mudah untuk mendapatkan momen seperti ini. Namun, ketika hendak pulang (waktu berbuka puasa), saya mendapatkan momen yang saya inginkan. Seorang "bule" dalam keadaan badan basah setelah mengarungi ombak, menyempatkan diri menuju ke pinggir pantai.
Dia langsung berdiri menunggu temannya yang sedang mengambil sesuatu di pinggir pantai. Sembari menunggu, si bule menaruh papan surfing dalam posisi berdiri. Tatapan matanya menuju temannya yang masih di pinggir pantai. Saat itulah, saya sigap menyalakan kameranya. Dan, cekrek! Jadilah foto "si bule memegang papan surfing". Â Foto ini menjadi foto terakhir alias keempat.
Syukur, saya bisa mendapatkan beberapa objek foto yang menarik di Pantai Batu Bolong. Jadi, saya bisa menyalurkan hobi saya menjelang waktu  berbuka puasa. Merekam momen dalam jepretan kamera. Bagaimana dengan anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H