Daerah Pantura yang dikenal dengan ciri khas musik tarling (gitar dan seruling) mempunyai tradisi Obrok Burok yang menarik perhatian setiap kalangan. Obrok Burok sendiri merupakan seni budaya yang berawal dari Bedawang Cirebon Jawa Barat.
Kesenian ini berupa boneka besar layaknya ondel-ondel khas DKI Jakarta yang berisi orang di dalamnya. Yang membedakannya adalah model bonekanya yang berupa burok atau kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra dan Mi'raj ke Sidratul Muntaha.
Bukan sekedar mengambangkan seni budaya, tetapi Obrok Burok  juga mempunyai tujuan ganda yaitu ikut mensyiarkan ajaran agama Islam. Masyarakat semakin memahami tentang perjalanan relegius Rasulullah dengan menggunakan kendaraan Buroq atas ijin Allah SWT. Kesenian Burok  sendiri sering "ditanggap" atau diundang dalam acara hajatan. Biasanya dalam acara sunatan.
kesenian burok khas brebes pantura (Sumber: Samingun Sentana)
Dan, seni Burok tampil bukan hanya sendiri, tetapi tampil 2 macam dan sering ditemani boneka model lain seperti harimau atau singa. Untuk menyemarakan kesenian tersebut maka seni Burok dilengkapi dengan musik dangdut tarling dan penyanyi. Perlengkapan musiknya tidak berbeda jauh dengan yang diusung banyak band nasional. Bedanya, genre musik yang dibawakan lebih ke musik traling khas Pantura.
Perlu diketahui bahwa Obrok Burok jika di Kabupaten Brebes bagian barat seperti Kecamatan Tanjung, Bulakamba dan Losari justru lebih dikenal sebagai "Umbul Burok". Saat bulan Ramadhan, kehadiran Obrok Burok  banyak ditunggu oleh masyarakat menjelang makan sahur. Saya sendiri pernah mengikuti obrok Burok saat tinggal di kampung halaman. Berbagai lagu khas Cirebonan sangat mendominasi sepanjang perjalanan. Ketika obrok Burok lewat perkampungan maka banyak masyarakat yang bangun.
 Bukan hanya musik dangdut yang bisa membangunkan banyak orang. Tetapi, lengkingan suara khas penyanyi dalam menyanyikan cengkok musik Cirebon sangatlah khas. Lagu-lagu yang dibawakan juga yang sedang hits atau dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang tenar seperti Aas Rolani dan lain-lain.   Â
Percaya atau tidak, acara hajatan khsususnya sunatan di daerah Pantura tidak lengkap rasanya jika tidak mendatangkan kesenian burok. Bila perlu bisa mendatangkan penyanyi hits Cirebonan untuk mendendangkan musik khas dangdut Panturaan.
Itulah sebabnya, kehadiran Obrok Burok tidak berbeda jauh seperti kehadiran musik tarling di pagi hari. Obrok Burok sudah menjadi tradisi sejak saya masih kecil hingga sekarang. Bukan itu saja, Obrok Burok juga sangat membantu membangunkan orang untuk makan sahur. Â
Bahkan, ketika obrok burok masih jauh, banyak orang yang sudah berdiri menunggu kehadirannya di pintu rumah masing-masing. Jika masyarakat berkenan atau mempunyai rejeki lebih maka obrok burok akan tampil di rumah secara khusus secara rutin (setiap malam) selama bulan Ramadhan.