Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur On The Road (SOTR) Mengalami Pergeseran Nilai, Benarkah?

4 Juni 2018   00:15 Diperbarui: 4 Juni 2018   00:48 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahur On The Road (SOTR) yang tidak bertanggung jawab dan memahami esensi puasa bisa menimbulkan tawuran (Sumber: simomot.com)

Banyak dari mereka yang melakukan acara  Sahur On The Road (SOTR) justru orang yang tidak memahami betul esensi dari berpuasa. Banyak Sahur On The Road (SOTR) dilakukan oleh klub-klub motor, Ormas atau grup dadakan dengan tujuan untuk menunjukan eksistensi diri. 

Sahur On The Road (SOTR) juga sering dilakukan oleh anak-anak muda yang masih labil dan tidak mampu mengendalikan emosi diri. Ketika mereka melakukan konvoi dengan suara knalpot sepeda motor yang membuat bising telinga dan bertemu dengan klub motor lain dengan melakukan  hal yang sama maka berpeluang besar menimbulkan tawuran.

Sahur On The Road (SOTR) yang tidak bertanggung jawab dan memahami esensi puasa bisa menimbulkan tawuran (Sumber: simomot.com)
Sahur On The Road (SOTR) yang tidak bertanggung jawab dan memahami esensi puasa bisa menimbulkan tawuran (Sumber: simomot.com)
Banyak juga konvoi sepeda motor yang melakukan acara Sahur On The Road (SOTR) mengenakan atribut atau bendera berisi tulisan yang menyinggung perasaan orang atau pihak lain. Bukan rasa simpati yang diperoleh tetapi justru akan mendapatkan rasa "nyinyir" dari orang lain.

Melakukan Sahur On The Road (SOTR) dengan gaya atau sifat yang urakan atau menyinggung perasaan orang lain juga akan menimbulkan rasa antipati orang lain. Seperti, konvoi Sahur On The Road (SOTR) menyalip kendaraan lain seenaknya tanpa ada signal lampu kendaraan sebelumnya. Ketika orang lain yang disalip tersinggung maka bisa menimbulkan pertengkaran mulut atau percekcokan.

Banyak juga konvoi Sahur On The Road (SOTR) yang memberikan bantuan seperti nasi bungkus atau kotak justru kepada orang lain yang tidak tepat sasaran. Sementara, orang yang membutuhkan uluran tangan justru dibiarkan menanggung beban hidup yang kian mencekik leher.  

Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan saat Sahur On The Road (SOTR) (Sumber: kbknews.id)
Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan saat Sahur On The Road (SOTR) (Sumber: kbknews.id)
Banyak juga, Sahur On The Road (SOTR) memberikan bantuan hanya diberikan sebagai formalitas atau mendulang suara pemilih di tahun politik. Lebih ngerinya lagi, di kotak atau bungkus nasi masih diberi label atau stempel nama partai atau calon yang harus dipilih. Sahur On The Road (SOTR) model begini bukan hanya menimbulkan fitnah tetapi bisa menjadi ajang adu domba politik.

Di tingkat elit politik atau kalangan selebriti,  Sahur On The Road (SOTR) juga menjadi ajang pencitraan diri. Mereka membawa media untuk menunjukan kepada publik bahwa mereka adalah sosok yang peduli kepada orang lain dan pantas untuk dipilih pada kontestasi politik.

Di era digital sekarang ini, banyak para elit politik atau selebriti yang mendadak insyaf atau berhijab untuk mendapatkan simpati banyak orang. Biasanya aksi mereka di acara Sahur On The Road (SOTR) akan diposting di akun media sosial (medsos) mereka. Berharap banyak like atau love dan komentar. Tetapi, pujian atau sanjungan dan  nyinyir atau caci maki justru jumlahnya saling berkejar-kejaran.

Hindari Pergeseran Nilai

Jadi, melakukan acara   Sahur On The Road (SOTR) tetaplah akan menimbulkan Pro dan Kontra. Niat, cara atau proses dan akibat yang timbul dari Sahur On The Road (SOTR) yang akan mengakibatkan Pro dan Kontra di kalangan masyarakat. Kini, masyarakat lebih memahami mana  Sahur On The Road (SOTR) yang dilandasi keimanan atau niat yang baik dan mana yang dilandasi dengan niat yang tidak baik atau berharap pamrih dari orang lain.

Maka, awali niat  Sahur On The Road (SOTR) dengan hal yang baik maka Allah SWT akan memberikan rahmat dan hidayah-NYA. Dan, banyak orang yang pro dengan tindakan anda dengan pujian dan doa. Tetapi, jika niat awal   Sahur On The Road (SOTR) mengharapkan balasan dari orang lain maka sesungguhnya Allah SWT Maha Tahu apa yang anda lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun