Setiap harinya kurang lebih ada 10 dump truck yang melewati jalan Perkutut. Tidak kaget jika aspal jalan yang dilewati menjadi terkelupas dan lama-kelamaan timbul lubang. Selanjutnya, saat hujan turun, lubang tersebut semakin parah dan berdampak ke aspal jalan lainnya. Dampaknya, jalan rusak parah dan hanya bisa dilewati dump truck milik proyek tersebut hanya bisa  berjalan pelan dan kadangkala oleng ke kanan dan ke kiri. Sedangkan, sepeda motor hanya bisa melewati bagian pinggir jalan saat jalan yang rusak  tersebut mengering. Banyak keluhan masyarakat tentang kondisi jalan yang bisa berakibat kecelakaan fatal atau tergelincir jika terpaksa dilalui saat musim hujan.  Â
Ditambah lagi, sambungan pipa PDAM tersebut tergilas puluhan bahkan hingga ratusan kali dump truck yang bertonase tinggi. Akibatnya, sambungan pipa PDAM mengalami penyok atau putus dan air pelan-pelan muncrat ke luar. Â Sungguh, masyarakat di sekitarnya mengalami "krisis air bersih", bahkan saya harus mengungsi ke masjid desa tetangga untuk melakukan aktivitas mandi.
Proyek sirkuit tersebut diprediksi hingga tahun 2018. Oleh sebab itu, dalam kurun waktu tersebut, masyarakat sekitarnya akan mengalami infrastruktur jalan yang rusak parah dan distribusi air bersih PDAM yang tidak lancar. Â Masyarakat sekitar juga sudah melakukan protes atau keluhan tentang distribusi air bersih yang mengalami kendala. Dan, pihak PDAM meresponnya hanya sebatas menguruk tempat sambungan pipa PDAM yang putus atau terlihat. Tentunya kondisi tersebut tidak akan bertahan lama, jika dump truck akan terus melewati sepanjang hari. Dan, krisis air bersih PDAM diyakini akan selalu terulang lagi.
Rasa was-was juga menghantui masyarakat saat hujan turun karena kondisi jalan semakin tidak enak dilihat.  Saya justru mengkhawatirkan anak-anak sekolah yang memaksa melewati pinggiran jalan yang rusak ini. Mereka bisa saja tergelincir jika memaksa melewatinya di musim hujan. Dan, melihat orang yang berusaha melewati jalan saat tidak hujan dalam kondisi meliuk-liuk ke kanan dan ke kiri  menjadi pemandangan biasa.
Saat pembangunan infrastruktur dikebut demi nama baik Pemerintah Daerah Kota Ngawi, tetapi di saat bersamaan infrastruktur jalan juga tanpa sengaja dirusak. Dampaknya, membiayai proyek sirkuit selesai akan berganti dengan membiayai perbaikan jalan Perkutut yang rusak parah. Berlipat-lipat biaya yang harus dikeluarkan Pemerintah Daerah demi infrastruktur tersebut. Dan, tentunya bukan pakai uang pribadi tetapi UANG RAKYAT. Masyarakat pun menunggu apakah revitalisasi jalan Perkutut akan kembali seperti semula karena sang Bupati yang mempunyai kebijakan proyek Sirkuit tersebut tidak lama lagi akan melepaskan jabatan publiknya dan menjadi rakyat biasa. Masyarakat pun akan terus menagih janjinya.
Vlog di jalan Perkutut yang rusak parah ke proyek sirkuit saat hujan turun (Sumber: dokumen pribadi/youtube)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H