Lombok has been choosen the Indonesian Pearl City as it has the biggest pearl producers in Indonesia. The South Sea Pearls they produce are the best pearls in the world. They are large and have a bright shine (The President Post, June 16th, 2016).
Suatu waktu di tahun 2013, saya menyempatkan diri untuk berwisata ke pulau Lombok dan menyempatkan diri untuk menyusuri kawasan Sekarbela Lombok Barat. Banyak berdiri outlet yang menjual berbagai macam mutiara (pearl). Saya tidak sanggup untuk memejamkan mata karena terpesona dengan kilapnya mutiara yang dipasang di setiap etalase toko. Rasanya benar-benar tidak sanggup untuk beranjak dari kawasan tersebut. Melihat banyaknya konsumen yang berdatangan untuk membeli mutiara yang datang dari seluruh penjuru nusantara membuat saya bangga.
Benar, produk lokal ternyata sangat dicintai oleh bangsa sendiri. Saya pun tidak ketinggalan untuk melihat-lihat berbagai mutiara yang diperdagangkan. Bahkan, menyempatkan untuk bertanya tentang harga dan cara pembuatannya. Ternyata harga mutiara tidak kalah dengan harga emas. Itulah sebabnya, pesona mutiara mendapatkan tempat tersendiri di hati penyuka mutiara. Tidak tanggung-tanggung, orang asing pun banyak yang berdatangan ke kawasan Sekarbela tersebut.
Kini, mutiara menjadi produk unggulan bangsa Indonesia di mata dunia. Namun, untuk memajukan nama besar mutiara perlu adanya ajang pameran yang berskala domestik maupun internasional. Oleh sebab itu, pemerintah tidak bosan untuk melakukan ajang pameran mutiara di berbagai tempat di Indonesia. Bahkan, pameran mutiara sudah lima kali diadakan agar lebih mengenalkan pesona mutiara ke masyarakat luas. Pada tahun 2016 ini, Indonesia akan melaksanakan pameran mutiara yang bertajuk Indonesia Pearl Festival 2016 yang akan diselenggarakan pada tanggal 9-13 November 2016 di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan.
Sebuah perhelatan besar yang sangat bermanfaat bagi masyarakat agar mutiara Indonesia mendapat tempat yang prestigious di dunia. Mutiara kini merupakan barang langka yang perlu dijaga kelestariannya. Bukan hanya itu, pada ajang pameran tersebut masyarakat luas bisa memahami mengenai hebatnya mutiara laut selatan (Indonesian South Sea Pearls). Sebuah produk unggulan bangssa Indonesia yang akan terus menguasai pasar dunia.
Kerang Mutiara Pinctada Maxima
Perlu diketahui bahwa mutiara yang ada di dunia dihasilkan dari kerang penghasil mutiara yang umumnya berasal dari famili Pteriidae. Tetapi, yang akrab kita kenal adalah hanya jenis-jenis tertentu, seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir emas atau bibir perak) Pinctada maxima, black-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir hitam)
Pinctada margaritifera, Akoya pearl oyster (kerang mutiara Akoya) Pinctada fucata dan the winged-pearl oyster (kerang mutiara bersayap) Pteria penguin.Setiap jenis kerang mutiara tersebut punya karakteristik tersendiri.Sedangkan, jenis kerang mutiara yang dihasilkan di Indonesia rerata berasal dari jenisPinctada Maxima.Â
Ada hal yang menarik dari jenis Pinctada maxima dibandingkan dengan jenis kerang mutiara lainnya, Â yaitu menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis inilah yang banyak dibudidayakan di kawasan Indonesia, Myanmar, Thailand dan Australia. Kerang jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan. Karakteristik mutiara yang dihasilkan bervariasi dari warna krem sampai warna hitam.
Sebagai informasi, warna hitam dari Pinctada margaritifera merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini. Tentu harganya sangat mahal, namun diameter mutiara yang dihasilkan umumnya lebih kecil daripada mutiara yang dihasilkan Pinctada maxima. Sedangkan, kerang mutiara jenis Pinctada fucata adalah jenis kerang mutiara yang banyak dibudidayakan di kawasan Jepang. Terakhir, untuk jenis Pteria penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkan umumnya tidak bundar. Itulah sebabnya, jenis Pteria Penguinjarang masyarakat dunia yang memakainya.
Ada dua jenis kerang mutiara Pinctada maxima, yaitu yang lapisan dalam kerangnya berwarna silver dan keemasan. Sedangkan, yang membedakan keduanya adalah bagian tepi luar lapisan bibir kerang. Selanjutnya, mutiara yang dibudidayakan di laut Indonesia dikenal dengan nama Mutiara Laut Selatan Indonesia atau ISSP (Indonesian South Sea Pearls). Tentunya, mutiara tersebut dihasilkan oleh kerang laut jenis Pinctada Maxima. Indonesian South Sea Pearlsmemiliki keunikan, berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional, dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk loosedan jewelery (perhiasan).
Pesona Mutiara Laut Selatan
Mutiara Laut Selatan mempunyai beberapa karakteristik yang bisa kita pahami. Mutiara ini memiliki lapisan nacre yang luar biasa tebal (lapisan alami dari kerang), mulai dari 2 sampai 6 mm, dibandingkan dengan mutiara akoya yang rata-rata memiliki ketebalan 0,35-0,7 mm.
 Mutriara Laut Selatan juga mempunyai kilau yang terlihat lembut dan juga memiliki arraywarna halus biasanya putih, silver, dan goldyang merupakan warna yang jarang ditemukan di jenis mutiara lainnya.
Mutiara Lombok Semakin Diminati (Sumber:Â NTDIndonesian)
Pangsa pasar Mutiara Laut Selatan merupakan komoditas perdagangan Indonesia di pasar dunia yang tidak diragukan lagi. Mutiara laut selatan Indonesia berasal dari Pinctada Maxima yang merupakan kerang mutiara dengan warna cangkang terang (Bright Lips Oyster) yang banyak dibutuhkan pasar dan diperdagangkan di Indonesia dan dunia. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia pun menggenjot produksi di daerah-daerah penghasil Mutiara Laut Selatan. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi sentra penghasil Mutiara Laut Selatan adalah Papua Barat (Raja Ampat), NTB (Lombok dan Sumbawa), Bali (Buleleng, Karang Asem dan Negara), NTT (Labuan Bajo, Maumere, Laruntuka, Alor dan Kupang), Maluku Selatan (Aru, Seram, Banda, Tual dan Tanimbar), Maluku Utara (Halmahera), Sulawesi Utara (Manado, Bitung), Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara (Kendari), Sumatera (Lampung), Jawa (Banyuwangi dan Madura)..
Perlu dipahami bahwa jika melihat dari segi warna, kerang mutiara dapat menghasilkan beragam warna mutiara yang pada umumnya putih, gold, silverdan juga hitam. Meskipun, pada kenyataannya juga dihasilkan warna langka seperti warna pink, coklat bahkan hijau. Namun, yang perlu dimengerti adalah warna langka tersebut dipengaruhi oleh cluster yang begitu kuat. Sebagai contoh, warna coklat berasal dari mutiara hitam dan warna pink berasal dari warna putih.
Jika ada penawaran mutiara yang berwarna langka tersebut, yang harus kita perhatikan adalah kilap warna yang monoton dan tidak memiliki cluster menunjukan bahwa mutiara tersebut merupakan mutiara tiruan atau palsu. Cara lain untuk mengetahui bahwa mutiara tersebut tiruan atau palsu adalah dengan cara menggigit mutiara. Dalam dunia perdagangan mutiara tersebut dikenal sebagai mutiara coatingyaitu mutiara yang diberi warna dengan zat pewarna agar terlihat mengkilap dan seperti mutiara yang asli.
Mutiara coating tidak tahan terhadap goresan. Kelemahannya adalah mutiara tersebut tidak mempunyai warna yang bertahan lama atau mudah pudar. Daya tahan warnanya hanya bertahan maksimal selama 2 tahun. Sedangkan, jika ditawari mutiara yang disebut sebagai mutiara air tawar maka kita harus memahami bahwa mutiara air tawar hanya memiliki warna hitam dop, pink, putih dan silver. Jadi, di luar warna tersebut kemungkinan besar merupakan mutiara air tawar yang dipalsukan.
Kadang, sulit membedakan antara mutiara air laut dan mutiara air tawar. Kita perlu memahami perbedaan antara mutiara air laut dan mutiara air tawar agar tidak menimbulkan salah pengertian. Sebagai informasi, hal yang membedakan antara mutiara air laut dengan mutiara air  tawar dari segi warna adalah warna-warna yang terdapat pada air tawar tidak memiliki cluster dan terlihat dop, sedangkan warna mutiara air laut memiliki cluster.
Selanjutnya, harga mutiara air laut dan mutiara air tawar sangatlah berbeda. Harga mutiara air laut di pasaran lebih mahal dibandingkan dengan mutiara air tawar. Harga mutiara air laut asli ditentukan oleh beberapa factor, yaitu: 1) Kualitas (quality), semakin tinggi kualitas semakin mahal harga mutiara, Â contoh: harga mutiara grade AAA Akan lebih mahal dari harga mutiara grade A ; 2) Kilau (luster), semakin glowing atau berkilau mutiara maka semakin mahal harganya; 3) Bentuk (roundness), semakin mendekati bentuk bulat mutiara maka semakin mahal harga; 4) Permukaan mutiara (smoothness), semakin mulus permukaan mutiara maka akan semakin mahal harga; 5) Nacre,semakin tebal lapisan nacre mutiara maka semakin mahal harga; 6) Warna (colour), semakin cerah warnanya maka semakin mahal harga;7) Ukuran (size), semakin besar ukuran mutiara maka semakin mahal harga; dan 8) Berat (weight), semakin berat mutiara maka semakin mahal harga.
Jenis mutiara lain yang bisa muncul dalam dunia perdagangan mutiara adalah jenis mutiara Akoyayang berasal dari perairan Cina dan Jepang dan Shell yang dibuat dari lapisan dalam kulit kerang. Kedua jenis mutiara tersebut terlihat mulus dan bundar sempurna. Untuk meyakini apakah kedua jenis mutiara tersebut asli atau palsu adalah dengan cara menggigitnya atau membakarnya dengan korek. Jika, mutiara tersebut mengalami lecet atau kerut, maka dipastikan bukan mutiara asli.
Mutiara Laut Selatan Indonesia (Indonesian South Sea Pearls) merupakan produk unggulan yang menguasai pasar ekspor dunia. Sebagai informasi bahwa menurut data ekspor  per tahun 2013 hingga 2014 menunjukan estimasi produksi lokal Mutiara Laut Selatan berhasil menembus angka 5.400 kilo gram atau nyaris 50 persen dari total estimasi produksi global yakni pada angka 12.700 kilo gram. Adapun, untuk nilai ekspor mutiara mentah Indonesia berhasil menyumbangkan 65-70 juta US dollar atau 30 persen dari nilai ekspor global yang mencapai 200 juta US dollar. Pangsa pasar Mutiara Laut Selatan dunia masih berpusat di Jepang yang penguasaanya sekitar 80 persen.
Pada tahun 2005, Indonesia menyumbangkanMutiara Laut Selatan pada pangsa pasar dunia sebesar41,2 persen, Australia 34,2 persen, Filipina 18,1 persen dan Myanmar 5,5 persen. Dan Negara-negara lainnya sebesar 0,9 persen. Sedangkan, pada tahun 2016 Indonesia masih menguasai pasar Mutiara Laut Selatan sebesar 43 persen disusul dengan Autralia 38 persen, Philipina 12 persen dan sisanya sebesar 7 persen oleh Myanmar dan Negara-negara lainnya.
Untuk menghasilkan mutiara yang baik, maka membutuhkan proses pembudidayaan tiram mutiara yang sesuai dengan standar yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa proses pembudidayaan tiram mutiara  air laut membutuhkan ketelitian, ketelatenan dan ketekunan. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 4 tahun dari larva hingga menjadi tiram mutiara yang bisa dipanen. Adapun, proses pembudidayaan tiram mutiara secara garis besar terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: Â
- Pemasangan larva tiram mutiara;
- Penelitian dan pemilahan larva tiram mutiara;
- Proses menjaga mutu pakan larva tiram mutiara;
- Pemindahan tiram mutiara usia 3 minggu ke laut;
- Pembersihan rutin cangkang mutiara di laut;
- Proses injeksi pada nuleus tiram mutiara usia 2 tahun; dan
- Proses panen tiram mutiara pada usia 4 tahun;
Masyarakat Indonesia diharapkan mampu berpartisipasi dalam mengembangkan potensi Mutiara Laut Selatan. Tentunya butuh pemahaman agar masyarakat mau berkontribusi besar dalam meningkatkan nilai jual Mutiara Laut Selatan tersebut. Untuk lebih memahami tentang Mutiara Laut Selatan serta panduan pembibitan kerang mutiara, anda bisa melihat langsung dalam tayangan video berikut ini.
Mutiara Laut Selatan (Indonesia South Sea Pearl) (Sumber: Direktorat BMDPK)
Akhirnya, saya berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat luas bagi masyarakat. Kini mulai terkuak tabir bahwa Mutiara Laut Selatan Indonesia (Indonesian South Sea Pearls) masih menguasai pangsa pasar dunia. Dan, mutiara jenis ini merupakan produk unggulan bangsa yang harus dikembangkan untuk kemajuan pangsa pasar di masa mendatang. Butuh partisipasi nyata semua kalangan masyarakat dan stakeholders yang berkompeten di dalamnya agar Mutiara Laut Selatan tetap menjadi primadona bangsa. Selanjutnya, di ajang 6t Indonesia Pearl Festival 2016 nanti, Mutiara Laut Selatan akan lebih dikenal oleh masyarakat dunia. Salam mutiara!
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H