Saya terkesima ketika Mas Alexander Thian (@amrazing) menunjukkan foto-foto keren yang ditunjukan sebagai media pembelajaran bagi Kompasianer. Foto-foto tersebut mempunyai berlatar belakang di Hokaido Jepang. Jepretan foto yang sangat menarik dengan pengambilan gambar yang ciamik membuat saya pribadi sungguh menikmatinya.
     Untuk mendapatkan gambar yang keren maka perlu diperhatikan adanya hal-hal yang berhubungan dengan kamera kita seperti Shuter speed, Apertur, ISO dan lain-lain. Mas Alex (panggilan Alexander Thian) menjelaskan bahwa jika semakin rendah Shutter Speed-nya maka cahaya yang masuk semakin banyak. Jika ingin tampilan foto menjadi blur maka shutter speed-nya perlu ditingkatkan.
Lanjut, pengaruh Apertur dan ISO adalah jika keduanya semakin besar maka Shutter Speed-nya semakin kecil. Seorang fotografer harus jeli dan bertindak cepat untuk menjepret sebuah objek agar tampil keren sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi, sekarang banyak kamera yang mengatur fitur secara otomatis.
Sebuah foto juga membutuhkan angle yang tepat agar memberikan kesan hidup. Karena, sebuah angle akan menentukan situasi foto. Bahkan kita perlu menunggu waktu untuk mendapatkan angle terbaik. Jangan kaget, seorang fotografer professional perlu bersabar menunggu untuk mendapatkan angle yang keren dari sebuah objek yang hendak dibidiknya.
Momen juga menentukan arti dari sebuah foto (All about moments). Mas Alex pernah menceritakan tentang fotonya yang diambil di Inggris yang berlatarkan gedung-gedung klasik, benar-benar indah. Sekilas gedung tersebut merupakan sebuah pandangan atau objek yang biasa. Namun, ketika ada sepasang bule yang sedang berciuman di sekitar gedung-gedung tersebut maka kondisi yang ada menjadi sebuah momen yang menarik untuk diabadikan dalam sebuah foto. Lebih menarik lagi ketika sang bule lelaki grepe-grepe di bagian sensitif bagian tubuh bule wanitanya. Itu adalah momen yang tidak akan muncul lagi pada saat dan tempat yang sama.
Agar lebih menarik, maka foto juga perlu memperhatikan kekontrasan warna yang harus dimainkan dalam sebuah foto. Kontrasnya warna dalam sebuah foto akan memberikan kesan menarik bagi yang melihatnya. Jadi, meskipun foto dalam keadan datar tetapi seakan-akan  memberikan kesan tiga dimensi. Semua objek yang terekam dalam sebuah foto memberikan arti.
Bagaimana dengan membidik objek di tempat keramaian? Mas Alex memberikan tipsnya bahwa jika kita ingin mengambil foto keramaian maka hal yang perlu diperhatikan adalah kita harus mengetahui hal apa yang akan diceritakan dalam sebuah foto tersebut. Itulah sebabnya, jika dalam sebuah foto keramaian, kita potong-potong setiap adegan maka akan tetap menunjukan sebuah cerita yang utuh. Seperti, beberapa adegan yang dipadukan dalam ssatu frame. Menarik bukan?
Hal yang paling menarik adalah ketika Mas Alex memberikan informasi bahwa mengambil objek foto yang paling susah adalah foto simetris (seimbang). Perlu beberapa jepretan untuk menghasilkan foto yang bagus. Apalagi, jika kita hendak mendapatkan gambar simetris yang dilengkapi dengan objek bergerak (baca: manusia). Perlu kesabaran yang tinggi demi mendapatkan gambar yang ciamik.Â
Pada akhir materinya, Mas Alex memberikan sesi tanya jawab yang direspon antusias Kompasianer. Kesimpulan dari penjelasan yang diungkapkan oleh mas Alexander Thian (@amrazing) menyatakan bahwa dunia fotografi pada intinya adalah sebuah cerita. Semakin menarik jepretan kita maka semakin menarik orang untuk menikmati ceritanya. Pesan buat Kompasianer, buatlah foto yang menarik jika kita ingin meningkatkan nilai jual dari akun Instagram kita. Â Â
Visiting Hotel(Kunjungan Hotel)
Setelah acara belajar fotografi bersama Mas Alexander Thian (@amrazing) selesai, maka Kompasianer diajak oleh pihak manajemen Ibis Styles Bali Petitenget untuk melakukan Visiting Hotel. Karena jumlah Kompasianer yang hadir lumayan banyak. Maka, untuk efisiensi Visiting Hoteldibagi menjadi 2 (dua) kelompok. Dan, masing-masing dipandu oleh pihak manajemen hotel.