Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Omed-omedan, Warisan Budaya Bali yang Tetap Terjaga

10 Maret 2016   19:28 Diperbarui: 10 Maret 2016   19:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panitia pun kerapkali menyemprotkan air kran ke arah penonton yang berusaha merangsek kembali area omed-omedan. Tak ayal lagi, banyak penonton, termasuk jurnalis dan pemburu foto yang basah kuyup. Saya beberapa kali mendapatkan semprotan air yang hampir membasahi kameraku.

Saya juga berusaha melindungi kameraku dengan punggung dari semprotan air panitia omed-omedan. Lucunya, ketika air meyemprot penonton justru suasana menjadi semarak dan menimbulkan gelak tawa.

Setiap teruna-teruni yang akan melakukan omed-omedan berada pada kubunya masing-masing. Selanjutnya masing-masing teruna-teruni akan diusung oleh teman-temannya untuk dipertemukan.
Banyak reaksi yang muncul dari masing-masing teruna-teruni saat posisi berhadap-hadapan. Ada yang malu-malu sambil menutup mukanya tetapi senyum-senyum semangat (biasanya terjadi pada teruni). Sedangkan, terunanya biasanya begitu bersemangat saat berhadap-hadapan sambil bersiap-siap untuk memeluk sang teruni.

[caption caption="Teruna sedang dibopong untuk melakukan omed-omedan (dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Teruni bersiap-siap untuk melakukan omed-omedan (dokpri)"]

[/caption]Setelah jaraknya sudah semakin dekat, teruna-teruni bersiap-siap untuk saling memeluk dan berciuman. Para jurnalis dan pemburu foto mempunyai kesempatan yang terbaik untuk mengambil posisi yang tepat mengarahkan lensa kameranya. Panitia juga tidak lupa menyiramkan air dengan ember pada teruna-teruni yang sedang berpelukan erat dan omed-omedan.

Guyuran air dari ember dan semprotan air kran yang dihubungkan dengan selang menjadi semakin basah para pemburu berita, termasuk saya. Saya pun sudah tidak terhitung berapa kali harus menerima semprotan air panitia. Yang lebih menarik adalah teruna-teruni tidak sungkan-sungkan untuk melakukan omed-omedan di hadapan ribuan pasang mata. Namanya juga adat istiadat dan kearifan lokal.

[caption caption="Adegan omed-omedan (berciuman) teruna-teruni yang ditunggu-tunggu penonton (dokpri)"]

[/caption]Setiap momen penting yang terjadi pada acara omed-omedan menjadi daya tarik puluhan jurnaslis dan pemburu foto. Dari jurnaiis lokal hingga internasional penasaran dengan adanya festival omed-omedan tersebut. Mereka pun rela naik ke pagar atau tempat yang tinggi untuk mendapatkan angle terbaik dan terhindar dari semprotan air panitia. Pintar juga ya?

[caption caption="Festival omed-omedan telah menarik para jurnalis dan pemburu foto dari dalam dan luar negeri (dokpri)"]

[/caption]Sekitar pukul 16.30 WITA, acara puncak omed-omedan pun berakhir. Masih dalam keadaan basah kuyup, saya bisa menikmati “heritage” Bali yang masih terjaga hingga kini. Momen yang menarik perhatian publik, termasuk saya. Saya berharap tahun depan bisa kembali menikmati warisan budaya tersebut. Semoga …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun