Panitia pun kerapkali menyemprotkan air kran ke arah penonton yang berusaha merangsek kembali area omed-omedan. Tak ayal lagi, banyak penonton, termasuk jurnalis dan pemburu foto yang basah kuyup. Saya beberapa kali mendapatkan semprotan air yang hampir membasahi kameraku.
Saya juga berusaha melindungi kameraku dengan punggung dari semprotan air panitia omed-omedan. Lucunya, ketika air meyemprot penonton justru suasana menjadi semarak dan menimbulkan gelak tawa.
Setiap teruna-teruni yang akan melakukan omed-omedan berada pada kubunya masing-masing. Selanjutnya masing-masing teruna-teruni akan diusung oleh teman-temannya untuk dipertemukan.
Banyak reaksi yang muncul dari masing-masing teruna-teruni saat posisi berhadap-hadapan. Ada yang malu-malu sambil menutup mukanya tetapi senyum-senyum semangat (biasanya terjadi pada teruni). Sedangkan, terunanya biasanya begitu bersemangat saat berhadap-hadapan sambil bersiap-siap untuk memeluk sang teruni.
[caption caption="Teruna sedang dibopong untuk melakukan omed-omedan (dokpri)"]
[caption caption="Teruni bersiap-siap untuk melakukan omed-omedan (dokpri)"]
Guyuran air dari ember dan semprotan air kran yang dihubungkan dengan selang menjadi semakin basah para pemburu berita, termasuk saya. Saya pun sudah tidak terhitung berapa kali harus menerima semprotan air panitia. Yang lebih menarik adalah teruna-teruni tidak sungkan-sungkan untuk melakukan omed-omedan di hadapan ribuan pasang mata. Namanya juga adat istiadat dan kearifan lokal.
[caption caption="Adegan omed-omedan (berciuman) teruna-teruni yang ditunggu-tunggu penonton (dokpri)"]
[caption caption="Festival omed-omedan telah menarik para jurnalis dan pemburu foto dari dalam dan luar negeri (dokpri)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H