Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Habis Mitos Terbitlah Berburu Gerhana Matahari Total (GMT)

16 Februari 2016   06:14 Diperbarui: 7 Maret 2016   10:32 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum adanya kemajuan teknologi internet yang menyediakan media secara online atau blog yang mengupas terperinci tentang kejadian GMT secara benar dan ilmiah membuat masyarakat Indonesia seperti “kerbau yang dicucuk hidungnya” Benar-benar manut!

Berburu GMT karena Sains
Peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) telah tertuang dalam QS. Yasin: 38-40. Pada tanggal 9 Maret 2016 nanti, sebagian wilayah Indonesia akan menjadi gelap gulita meskipun siang hari. Kondisi ini adalah fenomena alam dan luar biasa yang perlu kita pelajari. Kejadian GMT benar-benar langka alias jarang terjadi.

Perlu diketahui bahwa negara Indonesia saja sejak tahun 1901-2016 mengalami 9 (Sembilan) kali Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintasi tanah air. Sungguh GMT adalah momen yang sangat istimewa yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Apalagi, GMT terakhir kali dan melintasi Indonesia terjadi pada tanggal 24 Oktober 1995 (21 tahun yang lalu). Sangat jarang terjadi bukan?

Bagaiamana dengan fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 nanti. Jalur GMT yang terjadi nanti akan melintasi 12 Provinsi, antara lain: Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat. Sedangkan area yang akan dilintasi (sebagian area) Lubuk Linggau, Palembang, Toboali, Koba, Manggar, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Sampit, Palu, Poso, Ternate, Tidore, Sofifi, Jailolo, Kao, dan Maba. Durasi GMT paling lama ada di Kota Maba, Kab Halmahera Timur, Maltara dengan waktu 3 menit 17 detik. Kedua ada Kota Luwuk, Kab Banggai, Sulawesi Tengah, 2 menit 50 detik. Sementara di Kota Ternate Maluku Utara, 2 menit 45 detik.

Kejadian GMT 9 Maret 2016 nanti sungguh berubah 360 derajat. Masyarakat mulai memahami betapa istimewanya GMT tersebut. Sains memberikan pemahaman masyarakat bahwa GMT merupakan fenomena alam yang berakibat pada menutupnya proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga 'arus ionosfer' akan terganggu dan berpengaruh paada gangguan medan magnet bumi. Bahkan, kondisi GMT akan menyebabkan perubahan gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi mencapai titik maksimum. Sungguh menarik!

Lagi, GMT nanti menjadi buruan banyak orang. Oleh sebab itu, banyak orang yang tak mau kehilangan kesempatan menyaksikan GMT 9 Maret 2016 nanti. Jangan kaget, para pemburu gerhana yang datang dari Pulau Jawa tidak peduli kehilangan uangnya demi menonton GMT yang hanya melintasi Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga ke Maluku Utara.

Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat menghadapi fenomena langka tersebut. Melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menyebar penelitinya ke beberapa kota yang dilintasi GMT. Tidak tanggung-tanggung menurut Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan fenomena GMT nanti dilakukan selain merekam fenomena langka tersebut, sasaran studi mereka adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi ketika gerhana matahari total.


Jangan berharap bahwa GMT 9 Maret 2016 seperti kejadian GMT 11 Juni 1983. GMT nanti justru akan dimanfaatkan semua elemen masyarakat menjadi daya tarik wisata. Bahkan, pemerintah Indonesia menargetkan 5 (lima) juta wisatawan lokal yang akan menikmati GMT 2016 di 12 Provinsi di Indonesia dengan asumsi perputaran uang Rp 3,8T.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya bahwa terdapat tiga fenomena GMT yang hanya ada di Indonesia dan bakal diburu wisatawan yaitu: Baily's Beads, efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Bahkan, Pak Menteri juga menargetkan 100 ribu turis gerhana dari mancanegara untuk datang menyaksikan GMT di Indonesia dan target penerimaan devisa Rp 1,56 T. Kondisi tersebut menyebabkan hunian hotel di lokasi-lokasi yang bisa melihat GMT sudah nyaris terisi penuh.

Bagi masyarakat yang berada di luar jalur lintasan GMT 9 Maret 2016 nanti, bisa menikmati gerhana parsial atau sebagiaan dengan menggunakan alat bantu yang akan ditunjukan bentuk matahari seperti sabit. Jangan lupa menggunakan kaca mata matahari yang sudah banyak dijual atau dengan menggunakan kamera lubang jarum, sun proyektor atau pemantul cahaya matahari.

Jadi apakah anda ingin menikmati fenomenan langka di wilayah yang dilintasi oleh GMT? Yuk, merapat cepat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun