Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Air, Menjaga Kehidupan Generasi Demi Indonesia Sehat

26 Agustus 2014   20:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:29 11508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Manusia tak akan hidup tanpa air”

Manusia adalah makhluk sosial. Bukan hanya berinteraksi sesama manusia, tetapi harus mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Manusia harus mampu menjadi pengayom lingkungan, agar mampu memberikan kenyamanan hidup. Perlindungan yang maksimal akan memberikan dampak kepada manusia itu sendiri. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam sendiri tapi juga oleh tingkah laku manusia.

“Karena manusia hanya memiliki satu bumi, maka semua dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia akan balik mengenai manusia itu kembali!” (Budhi Soesilo, 2012)

Oleh sebab itu, karena lingkungan kita berada pada satu bumi dan tidak ada kembarannya, kita dituntut untuk menjaga sebaik mungkin isi bumi kita. Salah satu komponen dari lingkungan kita yang mampu memberikan kelangsungan hidup adalah menjaga kelangsungan air bersih.

Aksi Nyata Mewujudkan air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan mutlak hidup manusia di muka bumi. Untuk menjaga kelangsungan akan air bersih, maka manusia di bumi perlu memperingatinya dalam Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret. Peringatan tersebut merupakan wahana memperbarui tekad kita untuk melaksanakan Agenda 21 yang dicetuskan pada tahun 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil atau lebih populer disebut Earth Summit. Hari Air Sedunia mulai diperingati sejak tahun 1993 oleh negara-negara anggota PBB. Setiap tahun terdapat tema khusus agar menjadi perhatian bagi warga dunia tentang betapa pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Peringatan Hari Air Sedunia pun memberikan arti penting bagi bangsa Indonesia untuk memegang komitmen penuh menjaga kelangsungan air. Apalagi, kondisi air yang ada di negeri ini mengalami kondisi krisis dan membutuhkan penanganan secara serius dari Pemerintah, swasta, stakeholder dan masyarakat.

Perilaku masyarakat kita yang paling menonjol dan banyak mempengaruhi kondisi air bersih yang memperihatinkan adalah tindakan membuang sampah sembarangan. Kita sering melihat masyarakat begitu mudahnya membuang sampah, baik di sungai maupun di jalan raya. Perlu sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, bahwa membuang sampah sembarang memberikan dampak negatif terhadap air bersih yang kita konsumsi.



1409033976696774283
1409033976696774283

14090340171896623140
14090340171896623140


Kadangkala, ada pertanyaan dalam benak kita mengapa masyarakat Indonesia begitu susah untuk membentuk karakter yang sadar akan penanganan sampah, meskipun hanya membuang sampah pada tempatnya? Perilaku buang sampah banyak disebabkan berbagai faktor, seperti: 1) Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan; 2) Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku; dan 3)Perceived behavior control. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan (Fatih Fadhil, dkk., 2013)

Kita perlu menyadari bahwa dengan membuang sampah sembarangan secara kontinu akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan kita yang ditimbulkan dari rusaknya lingkungan seperti cairan dari rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Selanjutnya, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Jika air sungai, selokan atau laut tersebut tanpa sadar kita konsumsi, maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti: 1) Penyakit DBD, diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum; 2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (jamur kulit); dan 3) Menjadi sampah beracun, jikatelah terkontaminasi oleh raksa (Hg) yang berasal dari sampah yang memproduksi baterai dan akumulator (http://beritasekitar19.blogspot.com).

Sikap membuang sampah sembarangan bukan hanya dilakukan oleh masyarakat, tetapi sering dilakukan juga oleh perusahaan skala besar. Dampaknya terhadap kelangsungan air pun sungguh luar biasa. Pemerintah pun perlu turun tangan untuk memberikan sanksi tentang pelanggaran lingkungan tersebut. Sebagai contoh, pelanggaran lingkungan yang dilakukan oleh PT GeneralEnergi Bali (GEB) dan kontraktornya Cina Hudian Engineering (CHEC) mendapatkan sanksi dari Badan Lingkungan Hidup Bali (BLH) Provinsi Bali. Tindakan yang telah dilakukan adalah pencemaran lingkungan.

“Seperti diberitakan sebelumnya, kontraktor megaproyek PLTU Celukan Bawang CHEC menggali pantai untuk memasang pipa di tengah laut yang difungsikan sebagai pendingin mesin pembangkit. Pipa ini dipasang dari bibir pantai hingga ke tengah laut lepas sejauh 600 meter. Sayangnya, material hasil penggalian itu sengaja dibuang ke laut lepas menggunakan kapal tongkang.Akibat pembuangan material itu, laut Celukan Bawang dan biota laut terancam rusak. Pasalnya laut ditimbun material galian” (Bali Post, 2014)

Banyak tindakan yang perlu dilakukan baik oleh masyarakat maupun perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup air, seperti menekan konsumsi plastik. Perlu diketahui, bahwa sampah plastik tidak mampu diurai selama puluhan tahun.Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas air yang ada. Untuk mengurangi konsumsi sampah plastik, maka perlu adanya tindakan/prinsip reduksi bersih yang diterapkan dalam keseharian seperti menerapkan prinsip 4R, yaitu (Reduce, Reuse, Recycle dan Replace), yaitu: 1) Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat; 2) Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali sehingga mengurangi sampah plastik; 3) Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur ditanah; 4) Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut; dan 5) Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur ulang, kaleng untuk pot (http://beritasekitar19.blogspot.com).



14090340781143036657
14090340781143036657

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah banyak mempengaruhi karakteristik sungai yang ada, dari daerah hulu sampai hilir. Karakteristik sungai bagian hulu, adalah 1)merupakan awal dari aliran sungai (mata air); 2) debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan; 3) kondisi dasar sungai berbatu; 4) sering ditemui air terjun dan jeram; 5) erosi sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal); 6) aliran air mengalir di atas batuan induk; 7)aliran sungai mengerosi batuan induk; 8) aliran sungai cenderung lurus; 9) tidak pernah terjadi banjir; dan 10)kualitas air masih baik.

Karakteristik sungai bagian tengah, adalah 1) merupakan lanjutan dari hulu sungai; 2) lembah sungai berbentuk huruf U; 3)aliran air tidak terlalu deras; 4) proses erosi sudah tidak dominan; dan 5) proses proses transportasi hasil erosi dari hulu. Sedangkan, karakteristik sungai bagian hilir adalah 1) merupakan bagian akhir sungai menuju laut; 2) lembah sungai berbentuk huruf U; 3) aliran air permanen; 4) terdapat pengendapan di dalam alur sungai; 5) sering terjadi banjir; 6) terdapat daerah dataran banjir; 7) aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander; 8) terdapat danau tapal kuda (oxbow lake); 9) erosi sungai ke arah sampinh (lateral); dan 10) badan sungai melebar (http://fastrans22.blogspot.com). Secara mayoritas, kondisi sungai di daerah hulu (daerah pegunungan) masih mengandung air bersih. Kadangkala, bisa langsung diminum karena mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.Airnya sungguh menyegarkan.

1409034122510955058
1409034122510955058

Tetapi, setelah melewati perjalanan panjang (daerah tengah sungai) yang banyak melewati perkampungan atau perkotaan sangatlah berbeda. Kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah (organik dan anorganik) sembarangan membuat pemandangan sungai menyakitkan pandangan mata.Kondisi air pun sudah kritis. Jangankan untuk mandi, sekedar cuci kaki pun sudah tidak layak. Air menjadi kehitam-hitaman, bau menyengat (busuk) membuat kesehatan terganggu. Berbagai jenis penyakit pun mudah menyebar.



1409034186929539050
1409034186929539050

Yang lebih mengerikan adalah sampah-sampah buangan dari pabrik yang belum diolah sangat membahayakan kesehatan tubuh. Seperti zat-zat yang mengandung air raksa (Hg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Kadmium (Cd) dan lain-lain dapat menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya (contoh: kanker) dalam waktu yang lama.

14090342261424116935
14090342261424116935


Jika kandungan zat-zat yang berbahaya terbawa air sungai dan akan mengalir ke laut berakibat akan merusak ekosistem yang ada. Jika zat-zat berbahaya tersebut dimakan oleh fauna yang ada di laut dan selanjutnya dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan berbagai penyakit berbahaya dalam waktu lama. Dengan demikian, apa yang kita lakukan akan kembali kepada manuasia sendiri.



14090342741072210093
14090342741072210093

Perusakan kondisi air bersih yang memprihatinkan bukan hanya terjadi di sungai, tetapi banyak terjadi beberapa danau atau waduk di Indonesia. Kondisi air danau atau waduk pun sepertinya sudah tidak ideal. Sebagai contoh, kondisi Danau Limboto yang ada di Kota Gorontalo yang awalnya seluas 9.000 hektar, sekarang menyempit menjadi 3.000 hektar. Danau tersebut sering mengering disebabkan karena sedimentasi lumpur, sampah, danau, sawah dan terdesak pemukiman.Padahal, Danau Limboto menampung 23 aliran sungai. Karena penimbunan lumpur, kedalaman Danau Limboto turun dari kedalaman 14 meter menjadi 2,5-3 meter (Kompas, 2014). Apalagi ditambah dengan tumbuh suburnya eceng gondok, menjadi sumber air bersih tidak efektif lagi. Karena dapat merusak biota danau yang dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup nelayan yang ada di sekitarnya.

Koran Jawa Pos tanggal 6 Agustus 2014 melansir berita, bahwa kondisi Danau Limboto yang ditumbuhi banyak eceng gondok telah menyebar dan menutupi perairan danau dapat mengganggu keindahan dan kelestarian danau. Padahal Danau Limboto merupakan kebanggaaan Kota Limboto.Bahkan menurut Koran Kompas tanggal 23 Agustus 2014 merilis tulisan, “Kerusakan ekosistem dari hulu hingga hilir menyebabkan danau seluas 3.000 hektar di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo itu tak lagi mampu menopang hidup para nelayan…”.



14090343122032159344
14090343122032159344

Kepedulian Pemerintah terhadap sektor-sektor yang mendukung untuk pemenuhan air bersih harus diapresiasi dengan baik. Harapan untuk mendapatkan air bersih sebagai air munum layak dan meningkatkan sanitasi (kesehatan) masyarakat perlu ditingkatkan. Berdasarkan data www.ampl.or.id yang datanya diperoleh dari BPS dan KemenPU tahun 2012 dalam infografisnya menyatakan bahwa kondisi air minum dan sanitasi negara Indonesia dilihat dari akses air minum layak memberikan gambaran pencapaian pada tahun 2012 mencapai 58,05%. Masih kurang atau selisih 10,82% dari target MDGs sebesar 68,87%. Rata-rata pertumbuhan dari tahun 2009-2012 sebesar 2%. Perlu pertumbuhan di atas 2% agar mencapai target yang diinginkan. Sedangkan jika dilihat dari akses sanitasi layak menggambarkan bahwa negara Indonesia mencapai 57,35% dan masih kurang atau selisih sebesar 5,06% dari target MDGs sebesar 62,41%. Pertumbuhan rata-rata dari tahun 2009-2012 sebesar 2%. Percepatan pertumbuhan yang diharapkan harus di atas 2% (lihat infografis di bawah ini).



1409034354375295463
1409034354375295463

Kita memahami, bahwa pemenuhan akan air bersih sebagai air minum layak dan meningkatkan sanitasi layak di Indonesia semakin tinggi karena bertambahnya jumlah penduduk. Tetapi, pemenuhanakan air bersih di Indonesia memang tetap menjadi masalah, terutama di Pulau Jawa. Di pulau ini, diprediksi hanya mempunyai 4,5% potensi air tawar nasional tetapi harus menopang 65% dari jumlah penduduk Indonesia yang ± 240 juta jiwa. Ini menunjukan jumlah ketersediaan air bersih tidak sepadan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ditambah dengan sistem pipanisasi (air PAM) yang diterapkan, hanya cukup untuk mengaliri 23% rumah tangga di Indonesia, selebihnya harus mengambil air tanah guna mencukupi kebutuhan air bersih.

Di Provinsi DKI Jakarta misalnya, 73% kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dicukupi dari air tanah (http://listrikindonesia.com). Berdasarkan survei Direktorat Pengembangan Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2006 melaporkansetiap hari orang Indonesia mengkonsumsi air rata-rata sebesar 144 liter. Dimana, separuh dari konsumsi air tersebut adalah untuk mandi. Sementara produksi air bersih belum mampu mengimbangi kebutuhan yang ada. Solusi terbaik adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghemat penggunaan air bersih.

Menurut www.aqua.com, menyatakan bahwa dalam menghemat penggunaan air bersih bisa dilakukan dengan aksi nyata, yaitu: 1) Jangan pergunakan air untuk melunakkan makanan beku (diamkan makanan beku di tempat hangat untuk melunakkannya); 2) Gunakan kertas daur ulang (produk yang dibuat dari 100% bahan daur ulang menggunakan air lebih sedikit dalam produksinya; 3) Letakkan ember atau tempat penampungan di bawah kran wudhu (air yang tertampung bisa digunakan untuk keperluan lain); 4) Bersihkan kandang/jari-jari kandang hewan menggunakan kain lap basah daripada air yang banyak; 5) Perbaiki kran air yang bocor (satu kran bocor dapat membuat anda kehilangan 75 liter air/hari; 6) Mandikan hewan peliharaan anda di pekarangan rumah yang membutuhkan asupan air; 7) Perbanyak lahan resapan (biopori) di halaman rumah; dan 8) Hindari mandi berendam (air pancuran bisa jadi alternatif untuk mandi hemat air).

Sedangkan menurut www.biopori.com, beberapa cara untuk menghemat air adalah: 1) Mandi dengan shower, daripada gayung dan bathtub;2) Matikan kran ketika mencuci tangan, gosok gigi, bahkan berwudhu (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), AS, sanggup menghemat 11 liter air per hari); 3)Cuci peralatan makan dan pakaian dengan air tampungan; 4)Tampung air bekas cucian tanpa deterjen untuk menyiram tanaman atau kloset (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), kegiatan ini bisa menghemat 750-1.150 liter air sebulannya); 5)Kurangi konsumsi barang yang “menyedot” air (kertas, daging, dan nasi putih); 6)Gunakan ulang alat makan dan pakaian jika belum terlalu kotor; 7)Pakai sedikit deterjen untuk mencuci (Gunakan sabun bio-degradable dari bahan organik sehingga air bekasnya dapat dipakai ulang setelah disaring dengan sumur resapan); 8)Siram tanaman di pagi hari; 9)Kurangi frekuensi memotong rumput (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), bisa menghemat 1.900-5.700 liter per bulan); dan 10)Perbanyak bidang resapan di halaman (biopori, lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm setiap jarak 50-100 cm dari yang pertama).

Sayangnya, di saat masyarakat dituntut untuk menghemat air bersih, petugas PDAM justru memberikan contoh buruk dengan melakukan pencurian air PAM secara illegal. Kejadiannya di PDAM Makasar, Sulawesi Selatan di mana terdapat pemasangan pipa PDAM illegal (Jl. Hertasning IV) dengan ukuran sangat besar yang terkoneksi dan berfungsi akan menimbulkan kebocoran air PDAM yang sangat besar. Tindakan ini akan menyebabkan kurangnya pasokan air bersih ke masyarakat (Jawa Pos, 2014). Perlu adanya reformasi birokrasi dalam lembaga pemerintah tersebut.



14090343922121569674
14090343922121569674

1.“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat)”(QS. Al-Furqaan: 48-50).

2.“Dan Kami turunkan dari langit, air hujan yang diberkahi (mubaarak)…” (QS. Qaaf:9).

Arti dari beberapa ayat di Al-Qur’an di atas memberikan petunjuk kepada kita, bahwa turunnya air hujan memberi berkah tersendiri buat kehidupan. Pemanfaatannya bisa dilakukan untuk keperluan apa saja. Bahkan, air hujan bisa kita langsung konsumsi untuk air minum yang menyehatkan.Agar turunnya hujan yang melimpah tidak terbuang sia-sia, maka masyarakat disarankan untuk memanfaatkan air hujan dalam menghadapi kelangkaan air bersih. Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan, di antaranya dengan membuat kolam pengumpul air hujan di atas permukaan air tanah dan membuat sumur resapan air hujan. Tujuan terbaik adalah pemanfaatan air hujan secara maksimal dan mencegah terjadinya kebanjiran. Kita bisa melihatnya seperti gambar di bawah ini.

14090344331206196028
14090344331206196028



14090344621937388737
14090344621937388737

Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti DKI Jakarta yang san gat membutuhkan air bersih sangat disarankan untuk membuat kolam penampungan atau sumur resapan. Bahkan, bagi masyarakat DKI Jakarta sudah ada ketentuan legalnya. Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No.68/2005, setiap area rumah seluas 50 m2 wajib membangun sumur resapan seluas 2m2. Dengan membuat sumur resapan, air hujan dari pipa tegak dapat dialirkan ke saluran horizontal dengan diameter 10 cm, lalu diteruskan ke sumur penampung air hujan. Ukuran sumur serapan disarankan berdiameter 1,5 m dan sedalam 3m. Masukkan batu koral dan ijuk di lapisan bawah sumur untuk menyaring air hujan. Setelah melewati penyaringan tersebut, air yang lebih bersih akan meresap ke tanah. Saat curah hujan tinggi sangat mungkin sumur resapan menjadi penuh. Untuk itu pasang pipa overflow dengan diameter 10 cm yang langsung terhubung dengan saluran kota. Dengan demikian, saat air dalam sumur resapan penuh, air akan mengalir melalui pipa overflow ke saluran kota.

(http://kacege.wordpress.com).

Kelangkaan air bersih membuat kita harus cerdik untuk mengantisipasinya. Proses pengolahan atau penjernihan air yang tidak layak konsumsi bisa kita lakukan sebagai alternatif. Sebagai informasi, proses penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Dapat dilakukan seperti air minum, proses industri, medis dan penggunaan lainnya. Tujuan utama dari proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya (mengembalikan ke lingkungan alami air yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan) (www.wikipedia.org). Ada beberapa cara proses penjernihan air seperti cara yang sederhana (praktis). Dengan pemakaian batu kali, ijuk, pasir halus, arang tempurung kelapa, kerikil, batu, batu kali dan 3 bak (pengendap, penyaring dan penampung) kita bisa melakukan proses penjernihan air.

14090345021482345380
14090345021482345380


Ada juga cara sederhana yang lain, yaitu dengan pasir, batu koral, arang batok kelapa dan ijuk serta 2 bak penyaring dan penampung. Pasir berguna untuk menyaring material pasir seperti tanah dan sisa-sisa rumput yang ada. Arang batok kelapa berguna untuk mengeluarkan karbon aktif dan berfungsi menyerap polutan minyak dan sisa tawas (bila menggunakan tawas.). Kemudian ada ijuk berguna untuk menahan pasir agar tidak lolos ke hasil saringan. (http://celotehabah.blogdetik.com)

1409034542202699414
1409034542202699414



Selain cara sederhana di atas, kitabisa menggunakan peralatan penjernih air modern yang bisa beli di toko atau supermarket. Dengan pemakaian penjernih modern tersebut, biasanya air hasil penyaringan bisa langsung diminum dan menyehatkan. Tentunya setelah melakukan uji laboratorium berbagai pihak yang berkompeten. Seperti alat penjerrnih air “pure it” yang menggunakan komponen saringan serat mikro, filter karbon aktif, prosesor pembunuh kuman dan penjernih membuat kita tidak khawatir lagi untuk mengkonsumsi air minum hasil penjernihan.

1409034607823882647
1409034607823882647

Untuk menjaga kondisi air tanah sebagai modal air bersih yang terpenting adalah menjaga “paru-paru”nya bumi, yaitu menjaga kelangsungan hidup hutan atau pepohonan hijau. Banyak cara untuk memberi ruang bagi hutan agar tetap terjaga. Apalagi, kondisi hutan kita betul-betul memprihatinkan (gundul). Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia yang tidak mengedepankan keseimbangan ekosistem, seperti: pembalakan liar, penambangan tak berijin, penyerobotan hutan lindung, penanaman pohon yang tidak mampu menampung terjangan air dan lain-lain. Oleh sebab itu, perlu penanganan khusus, berkesinambungan, terintegrasi, dan sinergi berbagai pihak (lembaga).

1409034649629191919
1409034649629191919




1409034678895303107
1409034678895303107



Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara tanggal 7 Juni 2011 memberikan masukan tentang 6 cara menjaga kelestarian hutan, yaitu: 1) kita terus berupaya menjaga kelestarian hutan primer agar hutan itu bisa menyerap CO2 yang disebut carbon capture; 2) Indonesia terus bekerja untuk memberantas pembalakan liar, memerangi illegal logging; 3)Indonesia mencegah kerusakan dan menata penggelolaan lahan gambut (mencegah emisi CO2 yang besar); 4)kita juga terus melakukan penghutanan kembali, reboisasi, reforestation (mengembalikan dan terus meningkatkan luasan hutan); 5) Indonesia berupaya melakukan pencegahan dan menanggulangi kebakaran hutan; 6) gerakan nasional menanam dan memelihara pohon seperti penanaman 1 miliar pohon setiap tahun (dirasakan oleh generasi 20 sampai 30 tahun mendatang) (www.detik.com)

14090347451822282584
14090347451822282584

Banyak aksi nyata lainnya yang dapat kita lakukan untuk mengembalikan kondisi hutan menjadi hijau kembali. Seperti melakukan rehabilitasi hutan dan lahan yang merupakan upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga (Kementrian Kehutanan RI, 2012). Pemerintah melalui Kementrian Kehutanan RI memberikan support yang luar biasa kepada masyarakat yang mau ikut andil dalam proses penghijauan hutan seperti sedia kala.

Kementrian Kehutanan RI melalui jajarannya yang ada di daerah-daerah memberikan bibit secara gratis kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran menanam pohon di tempat tinggalnya masing-masing. Kementrian Kehutanan Ri juga meningkatkan lahan untuk tempat persemaian bibit-bibit pohon yang diperlukan untuk rehabilitasi lahan. Perlunya menjaga hutan atau lahan agar tetap terjaga kelestariannya bertujuan untuk menjaga ekosistem, termasuk di dalamnya kondisi air bersih, unsur hara tanaman dan lain-lain. Tujuan lain yang tidak kalah penting adalah mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor yang mampu menghilangkan harta benda, bahkan tempat tinggal. Sudah banyak kejadian bencana di seluruh Indonesia, seperti di kota-kota di Pulau Jawa, Wasior (Papua), Manado, dan lain-lain.

14090347841468919016
14090347841468919016

14090348231771168248
14090348231771168248


Kebijakan dalam Pengelolaan Air Bersih

Demi menjaga kelangsungan hidup air bersih membutuhkan peran pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan peluang besar untuk peduli terhadap kondisi air bersih. Pemerintah pun mengeluarkan peraturan yang berhubungan dalam pengelolaan air, seperti PP No. 43/2008 tentang Pengelolaan air tanah. Pengelolaan air tanah di Indonesia berlandaskan pada kebijakan pengelolaan air tanah yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, gubernur, atau bupati/walikota. Kebijakan pengelolaan air tanah merupakan keputusan yang bersifat mendasar untuk mencapai tujuan, melakukan kegiatan atau mengatasi masalah tertentu dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan air tanah. Kebijakan pengelolaan air tanah yang ditetapkan berfungsi sebagai arahan dalam penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian daya rusak air tanah, dan sistem informasi air tanah (http://pag.bgl.esdm.go.id). Kebijakan pengelolaan air tanah bermaksud untuk mengendalikan kondisi air tanah agar tidak hilang begitu saja tanpa kontrol dan pengawasan.



14090348671699404695
14090348671699404695

Mengelola air tanah dengan baik sama halnya mengelola dengan baik air bersih (air minum). Oleh sebab itu, kebijakan tentang air minum harus mengedepankan kepentingan masyarakat. Sedangkan, Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, berarti: 1) Air merupakan benda sosial dan benda ekonomi; 2) Pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam Pendekatan Tanggap Kebutuhan; 3) Pembangunan berwawasan lingkungan; 4) Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); 5) Keberpihakan pada masyarakat miskin;6) Peran perempuan dalam pengambilan keputusan; 7) Akuntabilitas proses pembangunan; 8) Peran pemerintah sebagai fasilitator; 9) Peran aktif masyarakat; 10) Pelayanan optimal dan tepat sasaran; dan 11) Penerapan prinsip pemulihan biaya (Oswar Mungkasa, 2010)

Betapa pentingnya menjaga air tanah, agar pemanfaatannya berfungsi maksimal diperlukan batasan maksimal dalam penggunannya. Berita di Koran Bali Post tanggal 1 Juli 2014, menyatakan bahwa pemakaian ABT (Air Bawah Tanah) akan dibatasi, yaitu untuk konsumsi rumah tangga maksimal 40 meter kubik. Sedangkan untuk kegiatan usaha yang pemakaian di atas 100 meter kubik akan dilengkapi dengan water meter. Pengawasan peraturan tersebut akan dilakukan oleh berbagai instansi, yaitu: Dinas PU, Badan LH, serta Satpol PP dan pengurusan izin oleh Dinas Perizinan atas rekomendasi Dinas PU Kota Denpasar dan Dinas PU Provinsi Bali. Perlu diketahui, bahwa jumlah sumur dalam yang terpantau oleh Pemerintah Kota Denpasar sebanyak 136 titik (33 titik di Denpasar Utara, 17 titik di Denpasar Timur, 46 titik di Denpasar Selatan, dan 40 titik di Denpasar Barat).

Kebijakan pengelolaan lingkungan, agar kondisi tanah tetap mengandung air bersih juga dilakukan dengan mengatur penebangan pohon. DPRD Kota Surabaya menetapkan peraturan baru sebagai penyempurnaan dari Perda No. 18 Tahun 2003 Tentang Izin Penebangan Pohon, yang menyatakan bahwa warga yang hendak menebang pohon yang dikuasai Pemerintah Kota Surabaya untuk keperluan pembangunan bangunan atau lainnya wajib melapor ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Pohon-pohon tidak boleh dirusak, seperti untuk pemasangan poster dan reklame baik dipaku maupun ditempel dan tidak boleh disiram dengan bahan kimia agar tidak rusak atau terbakar (Kompas, 2014).

Perda tersebut dimaksudkan untuk menjaga ruang hijau Kota Surabaya meskipun bangunan baru bermunculan. Dalam prosesnya, jika warga menebang pohon diameter 30 cm maka harus diganti dengan penanaman kembali sebanyak 35 pohon. Untuk diameter 50 cm diganti dengan 50 pohon, diameter di atas 50 cm diganti dengan 80 pohon. Penempatannya diatur oleh DKP Kota Surabaya. Dalam penebangan pohon tersebut, warga tidak dikenakan retribusi lagi seperti perda terdahulu.

14090349011669501332
14090349011669501332



Sering kita lihat kalimat menyentuh pada iklan tentang perlindungan air bersih yang berbunyi “jagalah mata air agar tidak menimbulkan air mata generasi kita”. Karena menjaga mata air berarti kita menjaga kelangsungan hidup kita. Kita bisa hidup selama 3 hari tanpa makan, tetapi kita tidak akan bisa hidup tanpa air. Memperlakukan sumber mata air seperti memperlakukan anak emas kita akan berdampak luar biasa buat kelangsungan hidup kita.

1409034944221830465
1409034944221830465


Jika kita bertindak sembrono memperlakukan sumber mata air yang ada, seperti menebang pohon sembarangan ataubersikap apatis terhadap ketahanan sumber mata air, berakibat akan berkurangnya daerah resapan air. Secara otomatis kebutuhan air bersih akan semakin langka. Yang menggelikan adalah antrian masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Padahal, kita berada di daerah tropis (2 musim) yang mengandung air yang berlimpah. Tetapi, sebagian besar air yang ada tidak layak konsumsi.

14090349781868888182
14090349781868888182



Menurut www.sanitasi.org, bahwa untuk menjaga, melindungi dan melestarikan sumber air dapat dilakukan melalui: 1) pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air; 2) pengendalian pemanfaatan sumber air; 3) pengisian air pada sumber air; 4) pengaturan prasarana dan sarana sanitasi; 5) perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air; 6) pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu; 7) pengaturan daerah sempadan sumber air; 8) rehabilitasi hutan dan lahan; dan/atau 9) pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam.

14090350211155250729
14090350211155250729



Tindakan lain untuk menjaga air bersih adalah dengan membuat danau atau waduk buatan. Meskipun tindakan ini menjadi tugas pemerintah, karena membutuhkan biaya investasi yang besar. Danau buatan manusia ini dibuat sengaja karena bermanfaat untuk kehidupan manusia, antaranya: 1) untuk menampung air saat musim kemarau bisa di gunakan airnya; 2) untuk perikanan; 3) wisata atau keindahan danau buatan itu tersendiri; 4) pembangkit tenaga listrik; 5) untuk air minum atau PDAM (melalui proses penyaringan) (http://dagujang.blogspot.com).

1409035121107419296
1409035121107419296

Bentuk maket danau buatan di atas dibuat seperti bentuk kelopak bunga, di bagian tengah danau terdapat pulau yang digunakan sebagai playgroud, dan kita bisa naik sepeda air mengelilingi danau. Selain itu disekeliling danau juga ada track jogging yang bentuknya mengikuti bentuk danau (http://anakpantaig4ul.blogspot.com). Contoh danau buatan seperti gambar di bawah ini.

1409035150551041227
1409035150551041227

Di Kota Bandung, Jawa Barat, untuk menampung debit air berlebih saat hujan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berencana membuat enam (6) danau buatan di Kota Bandung. Pembuatan enam danau itu didahulukan karena dinilai mujarab mencegah banjir di Kota Bandung. Dua danau buatan sekaligus matang direncanakan akan dibangun di kawasan Gedebage, Bandung (Tempo, 2014).

Kita berusaha maksmal untuk menjaga air bersih agar tetap memenuhi kebutuhan hidup. Di sisi lain, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan produk industri, hal yang paling mengkhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas air bersih adalah keberadaan air limbah. Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama kesehatan manusia (http://angankeyen.wordpress.com).

Tindakan pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan rumah tangga maupun industri ke air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Dalam kegiatan rumah tangga, seperti letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah yang berdekatan dengan sumber air tanah mengakibatkan sumber air tanah akan tercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan. Sedangkan dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes.

Cara agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Perlu diketahui, bahwa parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah, terdiri dari Total Organic Carbon (TOC), ChemicalOoxygen Demand (COD), Biochemical Oxygen Demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan Total Petrolum Hydrocarbons (TPH); 2) Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter Total Suspended Solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi; dan 3)Kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik (www.tirtamandiri.com).

Untuk menangani pembuangan air limbah agar tidak memberi dampak terhadap kualiatas air bersih perlu adanya sistem pengolahan air limbah yang benar, berkualitas, cermat dan perencanaan yang teliti, seperti pembangunan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Unit Pengolahan Limbah (UPL). Pada Penerapan Installasi Pengolahan air limbah industridipengaruhi olehbiaya investasi, beban buangan limbah, teknologi proses IPAL, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan, serta menyangkutmanfaat penerapan IPAL lebih besar daripada biaya investasi IPAL. (www.kabarindonesia.com). Tetapi, demi menjaga kulaitas air bersih untuk kehidupan, baik IPAL maupun UPAL tetap didirikan di berbagai kota di Indonesia.

14090351961499389908
14090351961499389908



Kebutuhan akan air bersih harus tetap terpenuhi bagi kelangsungan hidup. Berbagai kegiatan manusia, baik rumah tangga maupun industri telah memberikan andil besar untuk mempengaruhi kualitas air bersih yang ada. Apalagi kebiasaan masyarakat kita yang burukdan kegiatan industri yang tidak memenuhi aspek penanganan dampak lingkungan secara otomatis akan merusak kondisi air bersih. Akibat yang akan diterima adalah rusakanya kesehatan anak bangsa.

Untuk menjadikan kualitas air bersih merupakan tugas berbagai pihak. Pemerintah, swasta, stakeholder dan masyarakat itu sendiri harus bersinergi untuk membuat kebiasaan baik dalam menjaga kualitas air. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mampu menjaga dalam pengelolaan lingkungan dan pemberian sanksi bagi si pelanggar, baik masyarakat maupun perusahaan. Pihak swasta juga harus mematuhi rambu-rambu dalam menjalankan usahanya untuk tetap menjaga kualitas lingkungan. Stakeholder yang berkompeten juga harus mendukung program-program yang berusaha untuk menjaga lingkungan. Masyarakat juga harus merubah kebiasaan buruk ke arah rasa kepedulian yang tinggi untuk menjaga lingkungan, di mana air bersih berada.

Jadi, untuk menyelamatkan kondisi kritis air bersih kita perlu aksi nyata demi terjaganya lingkungan. Ada tujuan jangka panjang yang ada di depan kita, yaitu menjadikan Indonesia Sehat. Sehat dengan mengkonsumsi air bersih yang diperoleh dari lingkungan yang terjaga kualitasnya. Banyak tindakan yang dapat kita lakukan untuk menjaga air bersih tetap milik kita, yaitu: 1) Tidak membuang sampah sembarangan; 2) menjaga sungai tetap bersih dari hulu hingga hilir; 3) melakukan aksi hemat air bersih; 4) memanfaatkan air hujan, menjaga hutan tetap lestari; 5) melakukan penjernihan air; 6) membuat kebijakan yang menjaga lingkungan; 7) menjaga sumber mata air; 8) membuat danau buatan untuk penyimpanan air; dan 9)Pengolahan air limbah dengan baik dan terencana. Semua tindakan tersebut demi menjaga kelangsungan air bersih buat hidup yang lebih baik. Menjaga air berarti menjaga generasi sehat.

Referensi:

Bali Post. (2014). Izin ABT Tak Sentuh Rumah Tangga. Denpasar: Bali Post, 1 Juli 2014.

Bali Post. (2014). Rusak Biota Laut, BLH Bali Beri Sanksi PT GEB dan CHEC. Denpasar: Bali Post, 19 April 2014.

Fadhil, Fatih, dkk. (2013). Makalah Perilaku Buang Sampah Sembarangan. Diambil dari http://fatihfadhil.wordpress.com/2013/11/04/makalah-perilaku-buang-sampah-sembarangan/

http://anakpantaig4ul.blogspot.com

http://angankeyen.wordpress.com/2011/11/27/proses-dan-cara-pengolahan-limbah-rumah-tangga-sanitasi/

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/daerah-konservasi-air-tanah/

http://beritasekitar19.blogspot.com/2012/07/dampak-buang-sampah.html

http://dagujang.blogspot.com/2014/01/manfaat-bendungan-waduk-atau-danau.html/

http://fastrans22.blogspot.com/2013/05/karakteristik-sungai-bagian-hulu-tengah.html

http://listrikindonesia.com/7_langkah_hemat_air_bersih_501.htm

http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/pengelolaan-air-tanah-berdasarkan-peraturan-air-tanah

http://summarecon-bandung.blogspot.com

http://tualangindonesia.blogspot.comhttp://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20081014174648

http://www.ampl.or.id/read_article/kondisi-air-minum-dan-sanitasi-di-indonesia/381

http://www.sanitasi.org/perlindungan-dan-pelestarian-sumber-air.html

http://www.tempo.co/read/news/2014/02/22/058556601/Ridwan-Kamil-6-Danau-Buatan-Dibuat-Tahun-Ini

Jawa Pos. (2014). Duga Orang Dalam PDAM Terlibat. Surabaya: Jawa Pos, 6 Agustus 2014.

Jawa Pos. (2014). Eceng Gondok Tutupi Danau Limboto. Jakarta: Kompas, 6 Agustus 2014.

Kementrian Kehutanan RI.(2012). Pembuatan Persemaian Sederhana dalam Upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Denpasar: Balai Pengelolaan DAS Unda Anyar.

Kompas. (2014). Peraturan Daerah, Surabaya Lindungi Pohon. Jakarta: Kompas, 23 Agustus 2014.

Mungkasa, Oswar. (2010). Kebijakan dan Program Air Minum Terkait dengan Hak Atas Air di Indonesia. Jakarta: Badan Pengawasan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Soesilo, Budhi. (2013). Upaya Pelestarian Lingkungan untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik.Jakarta: Universitas Terbuka (UT). Makalah disampaikan pada Seminar Wisuda UT Periode III Tahun 2013.

www.agusmulyadi.com

www.aqua.com

www.tirtamandiri.com

www.unilever.co.id

Artikel ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Anugerah Jurnalistik AQUA IV

@Blogdetik @SehatAQUA #Bincang Air

1409036570209682913
1409036570209682913

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun