Pengelolaan Taman Ujung Karangasem memang tidak main-main. Itulah sebabnya, setelah kita sampai masuk area Istana Air dan belok ke arah kanan kita akan menemukan Kantor Sekretariat pengelola Taman Ujung Karangasem yang siap bekerja melayani pengunjung mengenai informasi tentang objek wisata. Apalagi, dalam perkembangannya Taman Ujung telah mengalami revitalisasi yang luar biasa pada masa Gubernur Bali Dewa Berata. Hal ini tertera pada prasasti yang ada di kawasan taman peristirahatan atau bermain yang menunjukan bahwa revitalisasi terjadi pada bulan Sepetember 2004.
Menelusuri area Istana Air memang membuat kita nyaman. Mengapa? Sepanjang perjalanan kita akan berpapasasan dengan rindangnya pepohonan cemara atau bunga-bunga yang membuat udara menjadi segar. Suasana bersih dan hijau pun selalu bisa kita nikmati dan enak dipandang mata.
Mengunjungi area Istana Air tidak sreg rasanya, kalau kita tidak menikmati hal-hal yang menarik di gedung atau bangunan utama, yang disebut sebagai Balai Gili Ikan Bangi. Bangunan utama inilah yang merupakan tempat peristirahatan keluarga Kerajaan Karangasem pada jaman dahulu. Bangunan utama ini terletak di tengah-tengah taman air yang terhubung oleh jembatan beton yang terdapat di sebelah kanan dankirinya, seperti jembatan yang terdapat pada saat awal kita memasukiarea Istana Air.
Di jembatan penghubung itulah sering dimanfaatkan masyarakat umum atau pengunjung untuk acara-acara spesial,seperti sesi pemotretan Pre-wedding atau pengambilan gambar model. Untuk memasuki jembatan, kita akan disambut keheningan dalam diam patung yang memakai kain poleng (kotak-kotak). Karena posisinya lebih tinggi, maka kita menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu.
Bangunan utama yang berbentuk rumah peristirahatan keluarga raja, terdiri dari beberapa ruang, seperti: 1) ruang tamu (living room); 2) ruang tidur raja yang saat ini kondisinya dikeramatkan (bagi wanita yang sedang datang bulan/menstruasi dilarang untuk memasuki ruangan ini); 3) ruang putra-putri raja; 4) ruang dapur (dining room); dan lain-lain. Di dinding bangunan utama terdapat diorama yang menceritakan tentang pewayangan. Di ruang tamu yang terkesan luas, kita bebas menikmati pemandangan keluar. Hal ini dikarenakan tembok dibuat hanya setinggi dada orang dewasa.
Setiap ruangan yang ada, oleh pengelola diberi catatan khusus, baik nama ruangan maupun larangan yang diberlakukan, khususnya di ruang tidur raja. Di ruang tidur raja, kita bisa melihat bagaimana bentuk dan kondisi tempat istirahat malamnya (peraduan) raja pada jaman dahulu. Di ruangan ini juga terdapat tempat persembahyangan yang membuat suasana semakin mistis atau keramat.