Teknologi audio untuk mobil memang terus berkembang.
Dari hanya radio frekuensi gelombang am atau sw pada mobil kuno, radio dan pemutar kaset , cd dan kini bahkan sanggup memutar piringan dvd lengkap dengan TV dengan sebutan ICE, atau In Car Entertainment.
Mobil yang tadinya hanya berfungsi untuk mengantar dari satu titik ke titik yang lain sebagai alat transportasi pun semakin berkembang. Kecintaan bahkan fanatisme terhadap tunggangan menjadikan para pemilik mempercantik kendaraannya dengan jalan modifikasi yang standar menjadi sesuai keinginan. Â Lebih personal.
Dan musik pun dirasa sudah tak cukup lagi. Pemutar piringan harus sanggup pula memutar dvd kartun kegemaran anak. Dia pun harus sanggup untuk menerima panggilan dari telepon genggam pintar karena mengemudi sembari menelpon atau texting baik bbm, whatsapps, line atau perbagai media sosial lainnya itu berbahaya ! Jadi pilihan untuk menerima telepon masuk hanya bisa di akomodasi dengan teknologi nirkabel bluetooth yang memungkinkan panggilan masuk ( ataupun keluar) terhubung dengan sistem audio didalam mobil.
Oh ya, jangan lupakan GPS atau Global Positioning System. Â Semakin ribetnya sistem di jalan raya dengan buka tutupnya, kemacetan dan juga demi sebuah kemudahan, kini semakin banyak pemilik mobil melengkapi tunggangannya dengan alat GPS ini. Sekedar menuntun untuk mencari alamat atau bahkan informasi seputar kecelakaan dan kemacetan di rute yang akan dilalui pun diperlukan.
Ribet kan dan terbayang duluan berapa banyak biaya yang diperlukan. Head unit untuk memutar file kepingan CD atau pun dari usb memory stik . Apabila ingin sekalian memutar file dvd berisi rock concert audiophile ala Sting pun otomatis harus nambah monitor tv. Pengen dapet siaran dari tv lokal? Tambah TV Tuner + antenna-nya dan juga selayaknya harus bisa menerima telepon dengan teknologi nirkabel.
Eh, GPS belum termasuk ya? Jadi masih juga harus nambah lagi. Memang ada sih head unit yang bisa mengakomodir semua itu, dan apabila memang GPS belum termasuk ya kan jaman sekarang bisa pake GPS 'sederhana' ala Google Maps atau applikasi Waze yang bisa diunduh gratis kan? Tinggal beli mounting dengan suction cup yang bisa di tempel di kaca, semua sudah beres.
Nah, kalau begitu caranya, kenapa gak langsung aja kita pasang telefon pintar berlayar cukup lebar ( ya kalau cuma 3.5 " repot juga liatnya kan? ) atau tablet sekalian?  Tentu yang sudah beserta kartu didalamnya ya, apabila sekalian mau browsing, telefon, gps atau bahkan sekedar menjadi pemutar file lagu yang disimpan didalamnya atau liat film dari Youtube sekalian !  Buka surel  , ngegame pun bisa . GPS jangan ditanya lagi lah, semua sudah terakomodasi didalam tablet pintar kan ?
Enaknya lagi, saat tablet terhubung dengan kelistrikan mobil yang menggunakan voltage DC Â (tentu dengan bantuan charger mobil ya?) pengisian daya pun dilakukan. Dan saat kita turun dari kendaraan, tablet yang tadinya menempel di dashboard kendaraan pun bisa dibawa turun sekalian ! Jadi aktivitas pekerjaan, nge game atau pun sekedar browsing surel pun tetap bisa terakomodasi dan gak perlu lagi punya berbagai piranti pendukung yang berarti hemat dalam uang dan gak bikin kantong bolong .
Tapi tunggu dulu. Bagaimana dengan harganya? Dan gimana cara ngopreknya?
Bukan sulap, bukan sihir. Teknologi head unit berbanding dengan kebutuhan yang tak lagi melulu sekedar mendengarkan musik, namun harus multi fungsi. Tablet  layar 7 inchi lansiran Korea terpasang pada sebuah Suzuki Karimun . photo courtessy Arief Pangestu , Yogyakarta.
Kabar baiknya, tablet sekarang bukan lagi barang mahal. Tak hanya di dominasi oleh Samsung Galaxi Tab buatan korea atau bagi para Steve Jobs Fanboy yang fanatik dengan produk lansiran Apple seperti halnya Ipad . Sekarang ini banyak kok tablet murah meriah dengan kemampuan yang cukup mumpuni.  Berdasarkan survei sejenak melalui forum jual beli di lapak tetangga, harga tablet  dengan fitur dan spesifikasi yang sudah lumayan canggih  berbasis android buatan Cina berkisar di harga antara 700 ribu sampai dengan 4 jutaan untuk ipad mini 8 inchi
Tinggal pilih yang mana yang sesuai bujet saja. Mau yang berbasis windows, android ( ini yang banyak) ataupun ios. Semua sesuai kebutuhan saja.  Tak perlu beli yang terbaru ataupun baru kok.  Prinsip ngoprek ala mojok bego itu harus murah meriah.  Yang terpenting adalah mengukur lebar dashboard kendaraan yang akan dioprek dan juga pemilihan tablet  dengan ukuran yang tepat.
Dan dengan pertimbangan ini, nampaknya tablet berukuran 7 inchi memang paling pas untuk rubahan ini tanpa banyak mengorbankan fungsi asli dari dashboard sendiri. Oh ya, jangan lupa pilih tablet yang bukan wifi only namun telah support dengan kartu built in untuk gsm/ cdma dan apabila ingin fitur menelpon ya harus memilih tablet yang menyediakan fitur tersebut. Apabila tidak? Ya pilih yang biasa saja namun tetap berbasis kartu, apabila nantinya tidak ingin repot membawa wifi modem kemana mana termasuk didalam mobil.
Boleh sih apabila berniat memasang tablet berukuran 10 inchi. Â Bigger means better ? Belum tentu juga. Pemasangan tablet 10 inchi sebaiknya dihindari karena rata rata ukuran dashboard mobil akan mempersulitnya. Dan pemasangan yang memungkinkan atau baik adalah dengan posisi horizontal, bukan vertikal. Sementara tablet 10. sekian inchi hanya mampu dipasang secara vertikal saja.
Kelebihan 10 inchi tentu banyak. Lebih besar, swipe button pun lebih mudah terjangkau dari sisi pengemudi. Namun saat harus menonton film ukuran yang didapat tidak akan maksimal. Dan seperti yang telah di diskusikan diatas, rubahan ke bentuk asli dashboard akan semakin banyak.
Sayang kan?
Nah, sekarang gimana cara ngopreknya?  Kata kuncinya  yang pertama adalah kemauan. Kemudian kabel jack audio RCA yang nantinya terhubung dengan posisi input jack yang biasa dipergunakan untuk headphone pada tablet. Ini yang akan menghubungkan 'suara' dari tablet ke sistem audio head unit bawaan yang akan diganti.  Fungsi microphone? Bisa ditambahkan juga.
Yang kedua, anda membutuhkan sebuah potensio meter untuk membagi tegangan sekaligus sebagai pengganti tombol volume apabila volume yang keluar dari tablet akan dihubungkan dengan amplifier audio bawaan mobil. Â Mounting untuk tablet didalam dashboard bisa mempergunakan casing pelindung tablet yang 'ditanam' pada dashboard bisa menggunakan selotip bolak balik atau dengan tambahan pelat kecil untuk sekedar menyangga posisi mounting atau tablet holder. Ingat bahwa tablet tidak akan tertanam secara permanen namun tetap harus fungsional secara detachable atau bisa dilepas .
Mounting atau holder tablet sebelum 'ditanam' pada dashboard bawaan mobil. Fungsi detachable atau dapat dilepas nantinya tetap harus diperhatikan. Â Gambar di sebelah kanan adalah kit yang ditawarkan lansiran soundmanca. Canggih karena mengusung fungsi wireless bluetooth yang berarti bahkan saat tablet terlepas dari mounting lagu tetap bisa diputar dan suara tetap terdengar dari speaker mobil. Ngoprek yang gampang saja. Â hoto by soundmanca.com
Untuk tetap memberikan fungsi recharging pada tablet, hal yang harus dilakukan adalah juga ngoprek dudukan mountingnya dan menyambungkannya dengan car charger ( harga sekitar 50-75 ribuan) dan colokan lighter  mobil baru atau bekas yang masih berfungsi dengan baik. Colokan ligher mobil ini nantinya di gabungkan didalam dengan mengambil arus dc. Instalasi kabel harus tetap rapi dan semua berada di dalam dashboard ya, bukan diluar. Dan jangan lupa untuk selalu membungkus kabel yang terbuka dengan insulating tape yang baik untuk menjaga bahaya korsleting.
Hal yang perlu diingat saat ngoprek adalah semestinya modifikasi yang dilakukan harus mempertimbangkan faktor fungsional, keamanan dan juga yang terpenting estetika. Â Demikian juga dengan ngoprek tablet sebagai pengganti head unit mobil. Â Perhatikan arah jangkauan mata , ketinggian letak dan kemudahan akses pada tablet sendiri dari posisi pengemudi. Bagi pengemudi dilarang keras untuk terus menerus memperhatikan streaming video dari youtube ataupun file film yang ada. Hanya untuk penumpang.
Dan apabila memerlukan akses untuk GPS, maka konsentrasi dan pandangan pengemudi tidak boleh teralihkan juga. Saat dilanda kemacetan dijalan boleh lah sesekali melirik ke arah layar tablet. Namun tetap fokus dengan keadaan sekitar.
Saat sudah bosen mendengarkan radio ( streaming dong, gak main lagi radio biasa), mendengarkan music dari pilihan file FLAC atau mp.3 yang ada dan bahkan sedikit browsing tapi masih macet ?
Telpon Om SBY dulu deh. Nanya bisa ngikut mobilnya dia gak kalau pas kebetulan dia lagi dijalan. Atau minimal, minta ngikut pengawalannya !
Salam Ngoprek !
Sumber :
Arief Pangestu - HDT , Yogyakarta
Soundmanca.com
Modhack.com
Music from youtube : Breezin' - George Benson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H